Hidup di dalam Terang
Uncategorized
Kehidupan lama kita adalah kehidupan di dalam gelap, tidak ada damai sejahtera. Tetapi Tuhan menghendaki supaya kita mengalami kelahiran baru sehingga kita hidup di dalam terang. Jika kita hidup di dalam terang, kita layak disebut sebagai anak-anak terang. Ditulis dalam Efesus 5:8-9, "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran”
Kedatangan Tuhan Yesus kembali sudah tidak lama lagi. Dia segera datang lagi! Yesus datang menjemput setiap orang yang hidup di dalam terang, bagaikan lima dara yang bijaksana dengan pelita yang menyala. Dunia sekarang sudah semakin gelap, tetapi kita harus hidup di dalam terang. Kita harus dalam keadaan berjaga-jaga dan tetap sadar. Dalam surat 1 Tesalonika 5:1-6 kita dinasihatkan, "Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.”
Kehidupan dalam gelap adalah kehidupan yang dibayang-bayangi oleh maut. Tuhan mau memindahkan kita dari gelap kepada terang, dari maut kepada hidup yang kekal. Ditulis dalam Yohanes 5:24, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.”
Namun harus diingat, jika kita berkata bahwa kita hidup di dalam terang kita juga harus membuktikan bahwa kita hidup dalam kasih persaudaraan. Jika kasih persaudaraan tidak ada maka akan timbul kebencian dan permusuhan. Setiap orang yang tidak hidup dalam kasih persaudaraan, dia tetap di dalam maut. Hal ini sangat jelas disebutkan dalam 1 Yohanes 3:14-15, "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.”
Tiap orang yang mengalami kelahiran baru oleh benih Firman yang hidup, pasti dapat mengamalkan kasih persaudaraan. Sebaliknya, orang yang tidak dapat mengamalkan kasih persaudaraan adalah orang yang tidak mengalami kelahiran baru. Darah Anak Domba telah menebus hidup kita dari dosa, dan oleh benih Firman Tuhan telah melahirkan kita menjadi baru. Oleh sebab itu sekarang kita harus hidup dalam kasih persaudaraan. Kasih persaudaraan itu jangan munafik, jangan terpaksa, tetapi harus dilakukan dengan tulus ikhlas dan dengan sungguh-sungguh. Dapat kita baca dalam surat 1 Petrus 1:18-23, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.”
Marilah kita tinggalkan kehidupan yang lama di dalam gelap, sekarang kita hidup di dalam terang sebagai anak-anak terang. Sebagai anak-anak terang, kita galang kasih persaudaraan dengan sungguh-sungguh hingga kita terbentuk sebagai tubuh Kristus, sidang mempelai perempuan-Nya serta layak masuk dalam kota Yerusalem baru, kota yang penuh terang kemuliaan Allah. Haleluya!