PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Des
2

Kasih Karunia Tuhan

Kasih Karunia Tuhan
Uncategorized
"Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet. Kejadian 6:8-10

 

Nuh adalah orang yang mendapatkan kasih karunia Tuhan di tengah orang-orang di zamannya. Kasih karunia merupakan kekayaan yang melimpah yang Tuhan berikan bagi kita, dan oleh kasih karunia-Nya kita diselamatkan. Sebagaimana Efesus 2:6-9 mengatakan, "dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”

 

Keselamatan yang kita miliki bukan merupakan usaha kita tetapi sepenuhnya merupakan pemberian Tuhan, merupakan kasih karunia Tuhan bagi kita. Oleh sebab itu jangan kita memegahkan diri atau menyombongkan diri.

 

Nuh yang mendapatkan kasih karunia Allah, menjadi kepunyaan Tuhan dengan hidup bergaul dengan Allah. Demikian juga kita, jika kita menjadi kepunyaan Tuhan, kita harus hidup bergaul dengan Tuhan. Bergaul dengan Tuhan juga dibuktikan dengan kita beribadah kepada-Nya dengan setia. Jika kita mau beribadah kepada Tuhan, hidup takut akan Tuhan, maka Tuhan pasti mau bergaul karib dengan kita. Sebagaimana Mazmur 25:14 mengatakan, "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.”

 

Jika kita hidup bergaul dengan Allah, kita juga harus menjaga pergaulan kita dengan dunia. Jangan kita juga hidup menuruti kerusakan dan kekerasan dunia ini. Jika kita hidup menuruti dunia yang sudah rusak dan penuh kekerasan ini, maka kita tidak mungkin dapat hidup bergaul dengan Allah. Kita harus berwaspada karena pergaulan yang rusak dari dunia ini dapat merusak kehidupan anak-anak Allah serta merusak pergaulan kita dengan Allah. Sebagaimana 1 Korintus 15:33-34 mengatakan, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.”

 

Dalam Kejadian 1:1-2 dituliskan, "Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.” Sebagai anak-anak Allah kita harus hati-hati jangan kita terperdaya dengan dunia yang rusak ini, sebagaimana pada zaman Nuh, anak-anak Allah melihat bahwa anak-anak manusia itu cantik-cantik sehingga mereka kawin dengan mereka dan gugurlah mereka sebagai anak-anak Allah. Marilah kita menghargai kasih karunia yang telah Tuhan berikan bagi kita dengan kita mempertahankan hidup sebagai anak-anak Allah sehingga hidup kita berkenan di hadapan Tuhan. Haleluya!



Post a comment