"Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata
TUHAN. Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di
antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Nuh
memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet. Kejadian 6:8-10
Nuh
adalah orang yang mendapatkan kasih karunia Tuhan di tengah orang-orang di
zamannya. Kasih karunia merupakan kekayaan yang melimpah yang Tuhan berikan
bagi kita, dan oleh kasih karunia-Nya kita diselamatkan. Sebagaimana Efesus
2:6-9 mengatakan, "dan di dalam
Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat
bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia
menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai
dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
Keselamatan yang kita miliki bukan merupakan usaha kita
tetapi sepenuhnya merupakan pemberian Tuhan, merupakan kasih karunia Tuhan bagi
kita. Oleh sebab itu jangan kita memegahkan diri atau menyombongkan diri.
Nuh
yang mendapatkan kasih karunia Allah, menjadi kepunyaan Tuhan dengan hidup
bergaul dengan Allah. Demikian juga kita, jika kita menjadi kepunyaan Tuhan,
kita harus hidup bergaul dengan Tuhan. Bergaul dengan Tuhan juga dibuktikan
dengan kita beribadah kepada-Nya dengan setia. Jika kita mau beribadah kepada
Tuhan, hidup takut akan Tuhan, maka Tuhan pasti mau bergaul karib dengan kita.
Sebagaimana Mazmur 25:14 mengatakan, "TUHAN
bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya
diberitahukan-Nya kepada mereka.”
Jika kita hidup bergaul dengan Allah, kita
juga harus menjaga pergaulan kita dengan dunia. Jangan kita juga hidup menuruti
kerusakan dan kekerasan dunia ini. Jika kita hidup menuruti dunia yang sudah
rusak dan penuh kekerasan ini, maka kita tidak mungkin dapat hidup bergaul
dengan Allah. Kita harus berwaspada karena pergaulan yang rusak dari dunia ini
dapat merusak kehidupan anak-anak Allah serta merusak pergaulan kita dengan
Allah. Sebagaimana 1 Korintus 15:33-34 mengatakan, "Janganlah kamu sesat:
Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali
sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak
mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.”
Dalam Kejadian 1:1-2 dituliskan, "Ketika
manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka
lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak
perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara
perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.” Sebagai anak-anak
Allah kita harus hati-hati jangan kita terperdaya dengan dunia yang rusak ini, sebagaimana
pada zaman Nuh, anak-anak Allah melihat bahwa anak-anak manusia itu
cantik-cantik sehingga mereka kawin dengan mereka dan gugurlah mereka sebagai
anak-anak Allah. Marilah kita menghargai kasih karunia yang telah Tuhan berikan
bagi kita dengan kita mempertahankan hidup sebagai anak-anak Allah sehingga
hidup kita berkenan di hadapan Tuhan. Haleluya!