Kelahiran Baru
Uncategorized
"Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.” Yohanes 3:6-7
Manusia dilahirkan dalam daging sehingga hidupnya juga dikuasai hawa nafsu daging. Akibatnya, manusia yang dilahirkan dalam daging ini hidupnya penuh dengan kegelisahan. Oleh sebab itu kita harus mengalami kelahiran baru oleh Firman Allah. Hidup kita mengalami perubahan dari kehidupan lama yang penuh hawa nafsu menjadi hidup baru oleh Roh. Dengan demikian kita sekarang mengalami damai sejahtera.
Setiap orang yang hidup menuruti hawa nafsu daging akan berakhir dalam maut, sedangkan setiap orang yang hidup menuruti keinginan Roh, akan mendapatkan hidup dan damai sejahtera. Orang yang hidup menuruti hawa nafsu daging, dia membuka perseteruan terhadap Allah. Sehingga orang seperti ini tidak mungkin berkenan kepada Allah. Bahkan doanya pun tidak akan didengar Tuhan. Oleh sebab itu marilah kita sekarang jangan menuruti keinginan daging terus menerus, sebagaimana dinasihatkan dalam Roma 8:5-8, "Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.”
Setelah Rasul Paulus mengalami kelahiran baru, segala sesuatu yang dia miliki dahulu dalam daging, segala sesuatu yang dia banggakan, kini merupakan sampah yang tidak berharga. Demikian juga dengan kita, jika kita mengalami kelahiran baru, maka segala sesuatu yang menjadi milik kita pada saat hidup dalam daging tidak ada artinya apa-apa. Ditulis dalam Filipi 3:4-8, "Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.”
Rasul Paulus mengakui bagaimana keadaannya dahulu sebagai seorang yang berdosa, yang menganiaya orang-orang percaya, namun akhirnya dia menerima kasih karunia Tuhan dan mengalami suatu pembaruan luar biasa. Dapat kita baca dalam 1 Timotius 1:12-15, "Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku -- aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”
Dalam suratnya, Rasul Paulus menyatakan penyesalannya akan hidupnya yang lama yang menuruti hawa nafsu daging. Roma 7:14-26 mengatakan, "Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.”
Kelahiran baru harus kita alami sekarang, karena kesempatan yang kita punyai sudah demikian singkatnya. Akhir zaman sudah tiba dan kedatangan Yesus sudah sangat dekat sekali. Hal ini tampak pada tanda-tanda zaman yang semakin nyata sekarang. Jika kita mengalami kelahiran baru, maka kita akan masuk dalam kota Yerusalem baru. Di sana segala sesuatunya baru, sehingga segala yang lama tidak akan masuk ke sana. Haleluya!