PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Mar
5

Hubungan Pribadi dengan Tuhan

Hubungan Pribadi dengan Tuhan
Uncategorized
"Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.” Kejadian 28:10-12

Yakub adalah saudara kembar dari Esau. Namun Esau, sebagai anak sulung, tidak menghargai hak kesulungannya hingga dia menjualnya kepada Yakub demi masakan kacang merah. Akhirnya Yakub menerima hak kesulungan itu bahkan dia menerima berkat. Sedangkan Esau hanya sibuk dengan mengejar buruan daging binatang. Namun pada saat Esau hendak menerima berkat sulung, dia ditolak dan tidak mendapatkan berkat itu. Dia menangis namun sudah tidak ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Esau kemudian menjadi dendam terhadap Yakub, adiknya, bahkan karena kebenciannya dia merencanakan membunuh Yakub jika ayahnya sudah tidak ada. Karena hal itu, Yakub melarikan diri ke rumah Laban. Di tengah perjalanan pada saat dia bermalam di suatu tempat dia tidur dengan mengambil batu sebagai alas kepalanya. Pada saat itu dia bermimpi ada tangga yang ujungnya sampai di langit dan tampak malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.

Yakub mengambil batu untuk alas kepalanya, ini memberikan pengertian bahwa dia menempatkan Tuhan sebagai Kepala. Sebagai Kepala, Tuhan berjanji bahwa Dia tidak akan membiarkan dan meninggalkan. Ini terbukti bahwa Yakub sekalipun dalam pelarian dia tidak seorang diri. Tuhan berdiri di sampingnya. Sebagaimana ditulis dalam Kejadian 28:13, "Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.”

Sebagaimana Yakub yang disebut sebagai anak sulung, kita juga akan disebut sebagai anak sulung Tuhan jika kita mau menerima Firman kebenaran. Sebagaimana dinyatakan dalam Yakobus 1:16-18, "Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.” Namun kita harus berwaspada. Jika kita sekarang adalah sebagai anak sulung-Nya dan nama kita tertulis dalam kitab kehidupan, tetapi karena dosa, nama kita dihapus dari kitab kehidupan dan kita kehilangan hak kesulungan itu. Ditulis dalam Keluaran 32:32-33, "Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.

Yakub dalam mimpinya melihat pintu gerbang sorga terbuka dan dia mengatakan bahwa tempat itu adalah rumah Allah. Itu diakuinya dalam Kejadian 28:16-17, "Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."

Mimpi Yakub bukanlah mimpi biasa atau karena dia kelelahan dalam perjalanan. Karena Tuhan menggunakan beberapa cara untuk berbicara kepada kita, termasuk dalam mimpi dan penglihatan. Sebagaimana dapat kita baca dalam Ayub 33:14-15, "Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya. Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur”

Bukan hanya melalui mimpi dan penglihatan, kepada Musa yang diakui Tuhan seorang yang sabar dan setia, Tuhan berbicara secara langsung berhadap-hadapan. Bilangan 12:6-8 mengatakan, "Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"

Melalui Firman dalam Pengajaran Mempelai Alkitabiah ini, kita akan mempunyai hubungan yang pribadi dengan Tuhan. Di mana Tuhan akan menyatakan segala rahasia-Nya. Bagaikan kepada Yakub yang mendapatkan mimpi dan penglihatan dan juga bagaikan Musa yang berhadapan langsung dengan Tuhan dan berbicara secara langsung. Musa menerima Firman Tuhan untuk dia membangun Tabernakel dan juga hukum Taurat Tuhan. 

Kembali kepada penglihatan Yakub di atas tadi, di mana dia melihat tangga ke langit. Ini memberikan pengertian bahwa tangga itu merupakan Yesus sebagai pengantara kita kepada Bapa di sorga. Kita memerlukan Seorang pengantara kepada Bapa karena kita telah bermusuhan dengan Tuhan akibat dosa-dosa kita. Sehingga kita perlu diperdamaikan untuk mendapatkan keselamatan. Roma 5:10 mengatakan, "Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!” Yesus sebagai Pengantara sudah mati bagi kita untuk memperdamaikan kita dengan Allah dengan menempatkan kita kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dapat kita baca dalam Kolose 1:21-22, "Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.” Juga dapat kita baca dalam 1 Timotius 2:5-6, "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.”

Yesus sebagai Pengantara sudah membukakan pintu sorga bagi kita. Sehingga kita yang ada di bumi akan dipersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala. Efesus 1:7-10 mengatakan, "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” Yesus sudah menjadi korban pendamaian bagi kita sebagaimana dinyatakan dalam Kolose 1:19-20, "Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.”

Tuhan Yesus sebagai Pengantara akan menyatukan bumi dengan sorga. Namun hal ini bukan berarti bumi yang ada sekarang ini, karena langit dan bumi yang sekarang satu saat akan lenyap. Tetapi yang dimaksud adalah langit dan bumi yang baru. Ini artinya Tuhan akan membawa kita masuk dalam langit dan bumi yang baru, dalam kota Yerusalem baru sebagai mempelai perempuannya yang telah siap sedia. Firman Tuhan mengatakan "Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, …” Ini artinya kota Yerusalem baru akan turun dari sorga ke langit dan bumi yang baru, tempat kita yang baru. Jadi mimpi Yakub di mana ada tangga yang menghubungkan bumi dan sorga memberikan rahasia yang sangat besar yaitu sorga dan langit bumi yang baru menjadi satu, di mana kota Yerusalem baru turun dari sorga. Wahyu 21:1 mengatakan, "Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.”


Tuhan sudah membukakan pintu sorga bagi kita. Dia sudah rela menjadi korban pendamaian dan menjadi Pengantara bagi kita sehingga kita mendapatkan keselamatan. Janganlah justru kita malah menutup pintu hati kita terhadap Firman-Nya. Selayaknya segala pujian dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus yang sudah menyatakan rahasia Firman-Nya bagi kita. Haleluya!



Post a comment