PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jul
2

Dipanggil, Dipilih, dan Setia

Dipanggil, Dipilih, dan Setia
Uncategorized
Lukas 10:28-30, "Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.”

Firman Tuhan saat ini kembali menasihati kita supaya kita jangan meninggalkan Yerusalem Tetapi sebaliknya justru kita harus naik ke Gunung Sion, ke Yerusalem, untuk mencari Firman Tuhan dalam pengajaran. Karena dari Sion dan Yerusalem akan keluar Firman pengajaran. Bagi kita sekarang, kita harus beribadah kepada Tuhan bukan untuk tujuan lain tetapi untuk mencari Firman Tuhan. Sebagaimana Yesaya 2:1-3 mengatakan, "Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem. Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Jangan kita meninggalkan Yerusalem dan menuju ke Yerikho. Jika Yerusalem merupakan gambaran kerohanian, sebagai tempat Firman Tuhan, Yerikho merupakan gambaran keduniawian. Di mana dalam dunia berisi keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Tiga hal ini sangat menarik sekali sehingga banyak orang yang rela meninggalkan Yerusalem demi mendapatkan dunia ini. Namun Firman Tuhan mengatakan bahwa setiap orang yang mengasihi dunia ini, maka dia akan kehilangan kasih Bapa. Bahkan dunia ini sedang menuju kepada kebinasaan, sebagaimana ditulis dalam 1 Yohanes 2:15-17, "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”

Tuhan sudah memanggil kita dengan menyebutkan nama kita. Dia mau menjadikan kita sebagai kepunyaan-Nya sendiri, bahkan sebaga harta kesayangan-Nya. Yesaya 43:1 mengatakan, "Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.”

Bukan hanya dipanggil, Tuhan juga memilih kita. Bukan kita yang memilih Tuhan! Hal ini sangat jelas tertulis dalam Yohanes 15:16, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” Sebagai orang pilihan Tuhan, kita dapat menghasilkan buah. Artinya, Tuhan pasti memberkati kita, apa yang kita minta kepada Bapa dalam nama Yesus pasti diberikan bagi kita. 

Mazmur 1:1-3, "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”

Untuk itu kita yang sudah dipanggil Tuhan menjadi umat-Nya supaya kita beribadah kepada Tuhan bahkan yang sudah dipilih-Nya menjadi pelayan-Nya, kita harus mempertahankan kesetiaan kita. Setia bukan pada saat segala sesuatu berjalan dengan baik dan menyenangkan, tetapi justru setia itu dibuktikan pada saat masa-masa yang sulit dan dalam penderitaan. Jika kita tetap setia maka kita akan berkemenangan bersama Yesus, Anak Domba Allah. Wahyu 17:14 mengatakan, "Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."

Ayub adalah contoh orang yang setia. Sekalipun dia sudah hidup saleh dan jujur, bahkan dia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Bukan itu saja, dia adalah orang yang terkaya di daerahnya. Tetapi dia harus mengalami penderitaan yang luar biasa hingga segala yang dia punyai hilang. Dalam keadaannya ini, dia tetap tidak menghujat Tuhan. Dia tetap mempertahankan kesetiaannya kepada Tuhan. Ayub 1:1-3, "Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.” Ditambah dalam Ayub 2:8-10, "Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu. Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.” Kita harus berhati-hati dengan ucapan kita, sekalipun dalam penderitaan. Karena dengan perkataan dapat membawa kita masuk dalam neraka.

Tuhan menghendaki kita setia, karena Dia sendiri adalah setia. Dia adalah Saksi yang setia, bahkan tetap setia sampai mati dan bangkit, seperti ditulis dalam Wahyu 1:5-6, "dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --  dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.”

Tuhan sudah setia bagi kita, maka marilah kita yang sudah dipanggil dan dipilih-Nya, kita menjadi pelayan yang setia. Dan bersama Yesus, Mempelai Pria Sorga kita, kita pasti berkemenangan. Kita pasti berhasil! Haleluya.



Post a comment