Firman Tuhan kali ini, masih ingin meyakinkan kita bahwa Dia sekali-kali
tidak akan membiarkan dan sekali-kali tidak akan meninggalkan kita, seperti
yang telah difirmankan-Nya dalam Ibrani 13:5b-6. Pengalaman Tuhan menjadi
Penolong yang ajaib ini juga telah dialami oleh para murid. Dalam Matius
14:22-27, kita dapat membaca bahwa Tuhan menyendiri untuk berdoa ke atas bukit,
sedangkan para murid berada di laut.
Secara manusia, para murid memang tampak sendirian. Namun, kita harus
ingat bahwa Tuhan telah berjanji sekali-kali tidak akan membiarkan dan
meninggalkan kita. Dan janji itu benar-benar Tuhan tepati, terbukti ketika para
murid menghadapi angin sakal. Walaupun Tuhan jauh di bukit dan murid di laut,
tetapi Tuhan mengetahui keadaan para murid yang panik dan segera datang untuk
memberikan pertolongan. Dan Tuhan benar-benar menepati janji-Nya dengan datang
dan mengatakan Aku ini, jangan takut. Tuhan mengatakan Aku ini, karena memang
Aku adalah Aku menunjukkan pribadi Tuhan yang selalu ada bagi kita, seperti
yang tertulis dalam Yohanes 8:57-58.
Selanjutnya, dalam Matius 14:28-33 Petrus meminta kepada Tuhan untuk
berjalan di atas air. Bagi kita, ini adalah suatu yang tidak mungkin, namun
Tuhan sanggup mengabulkan apa yang tidak mungkin bagi manusia. Namun, ketika
Petrus merasakan gelombang, maka imannya goyah dan mulai tenggelam. Tuhan
sebenarnya selalu memberikan kesempatan bagi kita untuk mendapatkan suatu yang
tidak mungkin. Saat kita mendengar Firman, mungkin kita merasa kuat iman,
tetapi saat ada gelombang berupa permasalahan lagi, kita kembali menjadi tidak
percaya dan bimbang. Tetapi saat menghadapi masa sulit seperti itu, jangan kita
putus asa, karena kita masih diberi kesempatan untuk berseru Tuhan tolonglah
aku. Dan kita harus yakin bahwa barangsiapa yang berseru nama Tuhan pasti
mendapat keselamatan.
Dan dalam Matius 14:31, kita dapat melihat bahwa manakala kita memanggil
Nama Tuhan, maka Tuhan mau segera mengulurkan tangan-Nya bagi kita, tetapi kita
juga harus menerima koreksi dari Tuhan, itulah jangan kita menjadi bimbang,
kurang percaya. Karenanya, dalam Yesaya 50:7 kita kembali diingatkan bahwa Tuhan
pasti menolong kita agar kita tidak dipermalukan dan selalu ada jalan terbuka
bagi kita.
Manusia hanya digambarkan bagaikan cacing dan ulat saja di hadapan
Tuhan, di mana kita tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk menolong kita
sendiri. Hanya Tuhan satu-satunya sumber kekuatan dan pertolongan bagi kita,
seperti yang dituliskan dalam Yesaya 41:10,13-14. Karena itu, bila kita sudah
menerima uluran tangan dari Tuhan, maka semua sujud menyembah kepada Tuhan. Kita pun harus
membiasakan diri untuk mau datang menyembah kepada Tuhan dalam doa dan
penyembahan kita.