"Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.” Lukas 15:17-24
Dalam kisah di atas ada seorang anak bungsu yang meminta bagian harta warisan dari ayahnya, tetapi sayang sekali dia tidak mempergunakan harta pemberian ayahnya itu dengan baik dan benar, tetapi justru dia pakai untuk berfoya-foya di dalam dosa. Ini juga memberikan pelajaran bagi kita, jika Tuhan sudah memberkati kita, janganlah kita justru menggunakan berkat itu untuk hidup di dalam dosa. Janganlah kita yang sudah diberkati justru menyebabkan rohani kita merosot, bahkan sampai dengan murtad dan tidak ada lagi kasih persaudaraan. Sebagaimana ditulis dalam Matius 24:10, "dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.”
Di akhir zaman ini akan banyak orang yang merosot rohaninya bahkan murtad bagaikan bintang-bintang yang berguguran. Hal ini sudah dinubuatkan dalam 2 Tesalonika 2:3, "Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa”
Jika rohani kita sekarang sudah merosot, hal pertama yang harus kita lakukan adalah sadar. Sadar ini dapat terjadi karena pengalaman pahit yang dialami tetapi juga karena Firman Tuhan yang mengingatkan kita. Jika kita sudah menyadari kesalahan kita, maka kita harus kembali dan bertobat dari segala kesalahan kita. Setelah anak bungu itu menyadari dan bertobat, bapanya memberikan jubah yang baru, cincin dan sepatu. Cincin merupakan tanda pada tangan perbuatan kita yang mengalami pembaruan dan juga sepatu pada kaki yaitu pembaruan juga pada tingkah langkah hidup kita. Sehingga kita layak untuk masuk dalam kota Yerusalem baru, di mana di sana segala sesuatu baru. Ada nasihat dalam Yeremia 26:13; 35:15, "Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara TUHAN, Allahmu, sehingga TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu. … Aku telah mengutus kepadamu segala hamba-Ku, yakni para nabi, terus-menerus, mengatakan: Kembalilah kamu masing-masing dari tingkah langkahmu yang jahat itu, perbaikilah perbuatanmu, janganlah mengikuti allah lain untuk beribadah kepada mereka, maka kamu akan tetap diam di tanah yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu. Tetapi kamu tidak mau memperhatikannya dan kamu tidak mau mendengarkan Aku.”
Orang yang sudah mengalami kemerosotan rohani adalah seperti anak yang terhilang bahkan sudah mati di mata Tuhan. Tetapi setelah sadar dan bertobat, adalah bagaikan anak yang terhilang dan didapatkan kembali, yang sudah mati dan menjadi hidup kembali.
Tentang "mati” Firman Tuhan menyebutkan bahwa oleh satu orang yaitu Adam, semua orang telah berbuat dosa seperti dapat kita baca dalam Roma 5:12, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Karena dosa itu maka akan berakhir dalam maut. Upah dosa adalah maut sebagaimana Roma 6:23 mengatakan, "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Tetapi jika kita mau bertobat maka kita beroleh hidup kekal dalam Yesus.
Tentang "terhilang”, hidup kita terhilang seperti domba yang sesat. Tetapi sekalipun hidup kita sudah terhilang karena sesat di dalam dosa, kita harus bertobat dan kembali kepada Gembala, pemelihara jiwa kita. Surat 1 Petrus 2:25 menuliskan, "Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.”
Orang yang mengalami kemerosotan rohani itu adalah orang yang rohaninya suam-suam kuku, tidak dingin dan tidak panas. Demikian merosotnya sehingga disadari atau tidak keadaan orang yang merosot rohaninya adalah miskin dan melarat
Wahyu 3:14-17, ""Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
3:15 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang”
Wahyu 2:4-5, "Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat."
Gunakan kesempatan yang masih ada sekarang! Sadar dan kembali bertobat sekarang! Maka kita akan mengalami pembaruan, sekalipun hidup kita sudah terhilang dan mati tetapi kita sekarang didapatkan kembali, digembalakan oleh Pemelihara jiwa kita sehingga kita mendapatkan kehidupan yang kekal di dalam Yesus Kristus. Haleluya!