Firman Tuhan Menyucikan Kita
Uncategorized
"Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” Kejadian 6:5-6
Tuhan sudah menciptakan kita bahkan memberikan hak sebagai anak-anak Allah kepada kita. Bahkan ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan tidak membiarkannya binasa tetapi sebaliknya Dia menebus kembali dari dosa. Namun seringkali manusia justru membuat hati Tuhan menyesal karena segala perbuatan manusia jahat semata-mata.
Tuhan menebus bahkan memanggil kita dengan menyebut nama kita untuk menjadi kepunyaan-Nya sendiri. Yesaya 43:1 menyebutkan, "Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” Nama kita disebut berarti nama kita terdaftar dalam kitab kehidupan di sorga.
Di akhir zaman ini akan banyak anak-anak Allah berguguran dari imannya, sebagaimana anak-anak Allah di zaman Nuh yang kawin dengan anak-anak manusia. Hanya Nuh yang dilihat Tuhan hidup benar dan tidak bercela di tengah-tengah orang-orang yang rusak pada waktu itu. Sebagai orang yang benar dan hidup tidak bercela, Nuh hidup bergaul dengan Allah. Karena tidak mungkin seseorang dapat bergaul dengan Allah jika hidupnya tidak benar dan bercela. Dapat kita baca dalam Kejadian 6:9, "Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.”
Jika Nuh hidup dalam kebenaran dan tidak bercela atau hidup dalam kesucian, sebaliknya di akhir zaman anak-anak Allah yang murtad berbuat jahat dan berbuat cemar. Bahkan kejahatan dan kecemaran itu semakin bertambah-tambah, sebagaimana ditulis dalam Wahyu 22:11-12, "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.”
Di tengah-tengah anak-anak Allah yang berguguran dari imannya dan hidup rusak dan jahat di dunia, Tuhan memakai Nuh sebagai pemberita kebenaran. Hal ini dapat kita ketahui dari surat 2 Petrus 2:5, "dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;” Jika kita sekarang sudah hidup murtad, hidup dalam kejahatan dan kecemaran, baiklah sekarang kita mau menerima Firman Tuhan. Karena Firman Tuhan adalah kebenaran, yang sanggup menguduskan kita seperti ditulis dalam Yohanes 17:17, "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.”
Bahkan melalui Firman Tuhan, kehidupan kita yang kotor karena kejahatan dan kenajisan akan dibersihkan. Tidak ada yang dapat membersihkan atau menyucikan kehidupan kita yang berdosa selain Firman Tuhan yang merupakan Firman kebenaran. Jika kita baca dalam Yohanes 15:1-3 menyebutkan, "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.”
Di akhir zaman akan banyak pengejek yang mengejek tentang janji kedatangan Tuhan. Sebenarnya Tuhan tidak pernah lalai terhadap janji kedatangan-Nya. Namun Tuhan sabar dan memberikan kesempatan supaya kita berbalik dan bertobat sehingga kita diselamatkan. Surat 2 Petrus 3:3-4, 9-11 menyebutkan, "Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." … Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.”
Jika kesempatan dan kesabaran yang Tuhan berikan tidak dipergunakan sebaik-baiknya untuk bertobat, maka akan terjadi seperti pada zaman Nuh di mana Tuhan akhirnya memusnahkan manusia yang tidak bertobat. Kejadian 6:13 mengatakan, "Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.”