PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Nov
23

Berbalik dan Bertobat

Berbalik dan Bertobat
Uncategorized
Di dunia ini sebenarnya manusia berada di antara dua pilihan. Apakah di pihak benar dan kudus atau di pihak jahat dan cemar, sama seperti ada dua "bapa”, yaitu Allah Bapa di Sorga yang sempurna dalam kebenaran dan kekudusan, ataukah bapa iblis yang sempurna dalam kejahatan dan kecemaran. Tentu kita  akan memilih menjadi anak-anak dari Allah Bapa di Sorga, untuk itu kita harus memperhatikan apa yang menjadi kehendak Allah Bapa dari hidup kita. Allah Bapa di Sorga menghendaki kita sempurna dalam kebenaran dan kekudusan sama seperti Dia, supaya kita layak dibawa ke gunung kudus, itulah Gunung Sion dengan Kota Yerusalem Baru di mana ada kelimpahan air kehidupan di dalamnya yang memancar keluar dari mata air kehidupan.

Sementara itu, iblis selalu berusaha menggagalkan rencana Allah untuk menyempurnakan kita dengan jalan menjebak manusia untuk menjadi jahat bertambah jahat dan cemar bertambah cemar, dengan tujuan membuat manusia sempurna dalam dosa. Semakin bertambah-tambah jahat dan cemar sehingga menjadi gunung dosa, dengan kota Babel yang menuju kebinasaan dalam lautan api.

Untuk itu kita benar-benar harus waspada supaya tidak terjebak masuk rencana iblis yang berakhir pada kebinasaan ini, dengan kita mau terbuka hati untuk sungguh-sungguh memperhatikan Pengajaran Firman Tuhan.

Di dalam 2 Petrus 3:9 dituliskan bahwa Allah menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat dari dosa-dosanya. Jadi, bila kita sudah terjerat dalam dosa, haruslah kita segera berbalik dan bertobat. Namun orang yang mengeraskan hati dan tidak mau bertobat, maka dia akan menjadi kehidupan yang jahat bertambah jahat dan cemar bertambah cemar, seperti tertulis dalam Wahyu 9:20-21. Di sini manusia tidak mau bertobat dari kejahatannya, yaitu dosa pencurian dan pembunuhan, juga dosa cemar, yaitu hidup dalam dosa percabulan dan sihir. Tentang dosa sihir ini harus kita ketahui adalah dosa kenajisan. Sebab merupakan hidup yang bergaul dengan roh-roh penyembahan berhala dan di hadapan Tuhan adalah perzinahan secara rohani. Disebutkan bahwa kehidupan yang mengeraskan hati serta tidak mau bertobat dari segala dosa-dosanya walaupun sudah melihat malapetaka-malapetaka yang terjadi akibat murka Tuhan, pasti mati dalam lautan api.

Perlu kita sadari, kehidupan kita di dunia ini penuh ancaman, sewaktu-waktu bisa saja datang malapetaka dan musibah dengan tidak terduga, untuk itu mari kita segera bertobat dengan sungguh-sungguh supaya terhindar dari malapetaka dan kebinasaan. Kisah Para Rasul 3:19 menuliskan bahwa pertobatan akan terjadi jika kita lebih dulu menyadari bahwa kita sudah berada di jalan yang salah, kemudian menyesali akan dosa-dosa yang sudah kita perbuat, barulah terjadi pertobatan yang benar.

Pentingnya pertobatan adalah supaya dosa-dosa kita diampuni. Jadi, walaupun sudah sebagai orang Kristen, tapi tanpa pertobatan yang benar, tidak akan menerima pengampunan dosa. Kisah Para Rasul 5:31 menegaskan bahwa ada pengampunan dosa bagi kita, asal kita mau bertobat.

Betapa besar kasih Allah kepada kita, karena Ia tidak menghendaki seorang pun dari kita binasa, sebagaimana terdapat pada Yehezkiel 18:31-32. Walaupun sepatutnya kita harus mati akibat dosa-dosa kita, Allah masih memberikan kesempatan untuk kita mau bertobat supaya hidup. Jika Allah saja tidak menghendaki kita mati, mengapa kita harus mati? Untuk itu marilah kita mau bertobat supaya beroleh hidup.

Hal yang sama dituliskan dalam Yehezkiel 33:11, yaitu bahwa Tuhan tidak menghendaki orang berdosa mati dalam kejahatannya melainkan Tuhan menghendaki pertobatan yang membawa pada kehidupan. Untuk itulah Tuhan sampai sekarang masih bersabar dengan maksud memberi kesempatan yang besar kepada manusia untuk bertobat dan hidup.

Perlu kita perhatikan bahwa seruan Tuhan untuk bertobat ini bukanlah ditujukan untuk orang-orang di luar Tuhan, yang tidak percaya dan tidak menerima Tuhan Yesus, tetapi adalah untuk kita yang sudah mendapat kemurahan menjadi orang-orang benar. Dikatakan demikian karena menurut Yehezkiel 33:13, ada orang benar yang seharusnya hidup, namun tidak sungguh-sungguh bertobat sehingga kemudian berbuat curang atau dosa lagi. Maka terhadap orang seperti ini, perbuatan-perbuatan kebenaran pada masa lalunya tidak akan diperhitungkan lagi. Orang tersebut harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.

Sebaliknya, dalam ayat 14-16 dituliskan bahwa apabila ada orang jahat yang sudah dipastikan mati, namun kemudian ia sungguh-sungguh bertobat dari dosanya dan melakukan keadilan dan kebenaran, maka ia dipastikan hidup, dan tidak akan mati, sebab segala dosa pada masa lalunya tidak akan diingat-ingat lagi, dengan kata lain ada penghapusan dosa.

Dari perbandingan tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa untuk kepastian hidup, kita harus sungguh-sungguh bertobat dan melakukan keadilan dan kebenaran seperti tertulis dalam Yehezkiel 33:19. Mengenai "melakukan keadilan dan kebenaran”, kita dapat membaca dalam Yeremia 23:1-5, pada ayat-ayat ini dituliskan bahwa sidang jemaat adalah bagaikan domba-domba yang perlu digembalakan. Sebab di dalam penggembalaan ada jaminan makan, minum, dan keselamatan dari bahaya, dengan gembala sebagai penjaga dan yang bertanggung jawab akan jiwa kita.

Sayangnya dalam ayat-ayat ini ditunjukkan tegoran keras kepada para gembala yang tidak bertanggung jawab menjaga kawanan domba-domba Tuhan sehingga mengakibatkan domba-domba tercerai berai. Untuk itulah, Allah menjanjikan datangnya gembala baik, itulah Tuhan Yesus Kristus sebagai Akar Daud yang akan menggembalakan domba-domba-Nya. Ciri khas dari Gembala Baik ini adalah melakukan keadilan dan kebenaran. Di dalam Hosea 2:18, dituliskan bahwa Tuhan mau menjadikan kita istri-Nya dalam keadilan dan kebenaran sama seperti Dia.

Jadi kita melihat bahwa pertobatan itu sangat penting supaya kita beroleh hidup, serta melakukan keadilan dan kebenaran sehingga kita layak menjadi istri Tuhan Yesus Kristus, sempurna seperti Bapa di Sorga.

Melihat kehendak Allah yang mau supaya kita selamat, benarlah Firman Tuhan dalam Mazmur 8:5-6 bahwa siapakah kita ini sehingga Allah mau mengingat dan mengindahkan kita? Walaupun pada penciptaan mula-mula manusia diciptakan serupa dengan gambar Allah, namun manusia sudah jatuh dalam dosa, sehingga seharusnya manusia tidak perlu diingat dan diindahkan lagi.

Kembali pada 2 Petrus 3:9, dilanjutkan ayat 15a, di sini kita melihat betapa besarnya kasih Allah yang tetap mau mengingat dan mengindahkan kita yang berdosa. Sungguh Dia adalah Allah yang sabar, yang menghendaki kita semua selamat, sehingga dengan kesabaran-Nya memberi kesempatan untuk kita berbalik dan bertobat dari dosa-dosa kita, sesuai yang tertulis dalam 1Timotius 2:3-4, Allah kita menghendaki keselamatan kita.

Untuk selamat, harus berbalik dan bertobat, mengenai kedua hal ini lebih dalam lagi kita akan mempelajari pengertiannya, yang pertama tentang berbalik, menurut 1Petrus 2:25 perlu berbalik karena sudah tersesat seperti domba sesat. Memang benar, akibat dosa kita semua menjadi domba sesat yang tidak mau mendengar suara gembala dan yang lebih suka menuruti kehendak diri sendiri, seperti tertulis dalam Mazmur 49:14-15. Jika terus dalam kesesatan seperti ini maka akan bertemu gembala lain, itulah gembala maut yang dapat membawa kepada kebinasaan.

Tuhan tidak mau kita binasa oleh gembala maut, karena itu dalam 1 Petrus 2:25 tadi diajarkan untuk kita segera berbalik kepada Tuhan Yesus, Gembala dan Pemelihara jiwa kita, yaitu dengan kita mau menjadi domba-domba yang digembalakan. Sebagai domba yang mau digembalakan maka sikap kita dalam Ibrani 13:17,harus mau taat dan tunduk kepada pimpinan. Baik pimpinan itu adalah Tuhan sendiri maupun gembala-gembala manusia yang sudah ditetapkan Tuhan.

Jadi, untuk selamat kita harus berbalik, dari domba yang sesat menjadi domba yang mau digembalakan. Yang kedua, setelah kita berbalik adalah harus bertobat. Di dalam Roma 8:36 diajarkan bahwa bertobat adalah kita siap menjadi domba-domba sembelihan setiap hari. Artinya kita mau menurut dan berserah pada kehendak Tuhan melalui Firman-Nya.

Contohnya, saat menerima Firman yang tajam menegor kesalahan-kesalan kita, kita tidak tersinggung atau sakit hati melainkan dengan rendah hati mau mengakui kesalahan, mohon ampunan Tuhan dan memperbaikinya. Inilah yang disebut bertobat.

Siap menjadi domba sembelihan berarti siap menanggung risiko apapun, termasuk merasakan sakitnya tegoran Firman. Ada saatnya Tuhan menggunakan cara-cara lain untuk membuat kita bertobat. Di antaranya dengan mengizinkan kita mengalami penderitaan-penderitaan badani. Namun, semua itu ditujukan supaya kita menjadi jera dan tidak lagi berbuat dosa. Pada Roma 8:35, asalkan kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan Yesus, tidak mau terpisah dari kasih-Nya, maka sesakit apapun yang kita rasakan demi pertobatan itu, kita pasti sanggup bertahan.

 

Selanjutnya, dalam 1 Petrus 4:1-3 yang dimaksud bertobat adalah berhenti dari menuruti kehendak-kehendak daging. Untuk itu, daging kita yang penuh keinginan-keinginan dosa ini haruslah "disembelih” dan digantikan hidup yang mau menuruti kehendak Allah, yang dibaharui terus menerus sampai sempurna menjadi Mempelai Perempuan Tuhan.

Demikianlah Tuhan mengajarkan untuk kita beroleh keselamatan menjadi mempelai Tuhan. Yaitu dengan kita mau berbalik dan bertobat selagi Tuhan masih memberi kesempatan dengan panjang sabar-Nya. Kita mau menjadi domba-domba yang digembalakan dan menjadi domba-domba yang siap disembelih dengan menuruti setiap FirmanNya. Tuhan Yesus Kristus Mempelai Pria Sorga kiranya menolong dan menguatkan kita sampai kita sempurna sama seperti Dia. Haleluya.



Post a comment