PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Sep
23

Kuasa Salib Yesus

Kuasa Salib Yesus
Uncategorized
Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?" Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka, firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau." Keluaran 15:22-26

Pengalaman bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun dengan tanpa air membayangkan keadaan manusia di dunia sekarang, tanpa air, tanpa kepuasan. Semakin manusia mencintai harta dunia namun tidak akan pernah puas dengannya. Ditulis dalam Pengkhotbah 5:9 dan 16, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. … Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.”

Setelah berjalan tiga hari tanpa air di padang gurun, bangsa Israel tiba di Mara. Di sana terdapat air namun air di sana pahit sehingga tidak dapat diminum. Jika kita baca dalam Wahyu 8:11, air yang pahit ini menyebabkan kematian – "Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.” Di dunia ini banyak kenyataan yang pahit yang harus kita hadapi. Jika kita baca dalam Pengkhotbah 6:1-2 disebutkan, "Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.”

Jika kita mengalami masa-masa yang pahit, jangan kita bersungut-sungut seperti yang dilakukan bangsa Israel terhadap Musa. Berserulah kepada Tuhan, karena hanya Tuhan yang sanggup mengubahkan segala sesuatu yang pahit menjadi manis. Sebagaimana Tuhan menunjukkan sepotong kayu kepada Musa, dan Musa melemparkan kayu itu ke dalam air, sehingga air itu menjadi manis.

Sepotong kayu yang dilemparkan ke air ini menunjuk pada pribadi Manusia Yesus. Kalau kita baca dalam Markus 8:24-25, pada saat seorang buta dicelikkan, dia melihat orang seperti pohon atau kayu – "Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon." Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.” Yesus telah mengosongkan diri dari ke-Allahan dan rela menjadi Manusia bahkan sampai mati di kayu salib. Kayu itu menunjuk pada kemanusiaan Yesus, namun juga pada kayu salib Yesus. Oleh "kayu” itu ada mujizat sanggup mengubah air pahit yang menyebabkan kematian menjadi air yang manis yang memberikan kehidupan. Surat 1 Timotius 2:3-6 menyebutkan: "Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.” Juga dalam Filipi 2:6-8, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”

Tanpa salib Yesus, yang ada hanyalah kematian. Oleh korban Yesus di kayu salib, Dia mengubah kematian yang seharusnya menimpa kita menjadi kehidupan. Namun diingatkan tadi dalam Keluaran 15:25-26, jika kita mau mendengar dan melakukan Firman Tuhan maka kita tidak akan tertimpa penyakit "Mesir” dunia ini, sebab Tuhan yang menyembuhkan kita. Amin!



Post a comment