PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Feb
11

Kuasa Firman Pengajaran

Kuasa Firman Pengajaran
Uncategorized
"Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” Lukas 4:22-24

Pada ayat di atas dikatakan bahwa sekalipun orang-orang di tempat asal Yesus tinggal heran akan pengajaran yang Yesus sampaikan, tetapi mereka akhirnya menolak-Nya karena melihat Yesus adalah anak Yusuf. Yesus mengatakan bahwa nabi dihormati di mana-mana, tetapi tidak di tempat asalnya.  Dikatakan: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Di Kapernaum Yesus mengajar dan mengusir roh-roh jahat yang merasuki orang di Kapernaum. Sebagaimana ditulis dalam Markus 1:21-28, "Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.”

Yesus selalu mengajar di bait Allah dan pengajaran-Nya itu memiliki kuasa. Sebenarnya bukan hanya di Kapernaum Tuhan mengajar, di Nazaret pun tiap-tiap hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat dan mengajar di dalamnya. Ini memang merupakan kebiasaan yang dilakukan sejak zaman dulu, tiap-tiap Sabat hukum Taurat dibacakan, sebagaimana Kisah Para Rasul 15:21 mengatakan, "Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat." Juga pada pasal 13:14 dan 44, murid-murid Yesus juga masuk ke bait Allah untuk mengajar; "Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. … Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah.”

Kembali pada kisah dalam Markus 1:21-28 tadi, pada saat Yesus mengajar di bait Allah, ada orang yang kerasukan setan di sana. Firman Pengajaran itu mempunyai kuasa, sehingga orang yang dirasuk setan pun menjadi nyata. Seringkali pada saat Firman pengajaran disampaikan, menyatakan keadaan diri kita, apa yang ada dalam diri kita.  Setelah Yesus mengajar, orang yang dirasuk setan tadi mengatakan, "apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?” Kata-kata ini menggambarkan bahwa seringkali untuk menutupi dosanya, orang menutupnya dengan kebenaran diri sendiri, merasa dirinya benar. Serta orang yang dirasuk setan berkata, "Engkau datang hendak membinasakan kami?” Ini menunjukkan bahwa orang yang menyimpan dosa, dia merasa takut karena dosa-dosanya. Juga orang yang dirasuk setan berkata "Aku tahu siapa Engkau …”. Ini menggambarkan orang yang merasa diri pandai, mengetahui segala sesuatu.

Pada saat kita mendengar pengajaran disampaikan, baiklah kita mengoreksi diri kita dan memperbaiki atau bertobat dari segala dosa kita, bukan malah menutupinya dengan merasa diri benar, merasa diri sudah tahu sehingga tetap hidup dalam gelapnya dosa. Merasa diri benar adalah suatu dosa kesombongan. Ada nasihat dalam Yakobus 3:4-6, "Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.” Kita harus waspada terhadap lidah atau kata-kata kita. Karena dengan lidah atau kata-kata dapat mengakibatkan masuk ke dalam neraka.

Yesus dalam kuasa Firman-Nya sanggup mengusir roh jahat yang merasuki seseorang. Saat ini pun melalui Firman pengajaran ada kuasa untuk membebaskan kita dari kuasa roh jahat, sehingga hidup kita menjadi baru, mengalami kelahiran baru.




Post a comment