KU 26 Januari 2014
Ada satu perumpamaan dalam Injil Matius 24:45-51, tentang hamba yang baik
dan yang jahat. Hamba yang baik adalah hamba yang setia melakukan tugasnya,
sedangkan hamba yang jahat adalah hamba yang tidak mengerjakan tugasnya malah
dia memukuli hamba-hamba yang lain serta hidup dalam hawa nafsu; makan-minum
dan kemabukan.
Jika kisah ini dihubungkan dengan Matius 25:31-36, hamba yang baik adalah
bagaikan domba yang ada di sebelah kanan Tuhan. Dikatakan pada ayat tersebut,
sebagai hamba dia mau melayani – "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku
makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu
memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika
Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.”
Bagi hamba yang baik ini, Tuhan sudah menyediakan berkat Kerajaan.
Sedangkan hamba yang jahat adalah bagaikan kambing yang ada di sebelah
kiri Tuhan. Bukannya berkat, kepada hamba yang jahat akan masuk ke tempat
siksaan yang kekal. Pada Matius 24:51 tadi dikatakan, "dan akan membunuh dia
dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat
ratapan dan kertakan gigi." Senada dengan itu, dalam Matius 25:26 dan 30
dikatakan bagi hamba yang jahat dan malas akan dicampakkan dalam kegelapan yang
paling gelap, di mana terdapat ratap dan kertak gigi. Suatu pembunuhan atau
pembantaian akan terjadi bagi hamba yang jahat. Ini merupakan suatu nubuatan
bahwa di akhir zaman ini akan banyak orang yang bagaikan hamba yang jahat,
dibantai dalam aniaya antikristus. Benar-benar suatu ratapan dan kertak gigi
akan terjadi.
Ratapan (klauthmos) ini menandakan suatu penyesalan yang sangat dalam
yang sudah terlambat, karena sudah tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki
kesalahannya, sebagaimana Ibrani 12:16 menulis Esau sudah tidak ada kesempatan
lagi untuk memperbaiki kesalahannya, dia yang menjual hak kesulungannya untuk
sepiring makanan. Hak kesulungan merupakan suatu yang rohani, ditukar dengan
sepiring makanan yang merupakan hal-hal jasmani atau duniawi. Tuhan Yesus dalam
Yohanes 6:27 pernah menegor, "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat
binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal,
yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; …”. Janganlah kita hanya
mengutamakan hal-hal duniawi hingga mengabaikan hal-hal yang rohani.
Sekarang masih ada kesempatan untuk menjadi hamba yang baik, untuk
mengerjakan pekerjaan Tuhan. Marilah kita gunakan kesempatan ini dengan baik,
jangan sampai terlambat. Jika Tuhan masih memberikan perpanjangan umur bagi
kita ini juga merupakan kesempatan bagi kita. Karena akan ada saatnya
kesempatan itu akan tidak ada lagi, sekalipun dicari dengan mencucurkan air
mata atau ratapan.
Kertak gigi (brugnos) dapat diartikan "menyalahkan diri sendiri”. Suatu
penyesalan yang terlambat karena kesalahan sendiri. Yeremia 31:29-30 mengatakan,
"Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan
gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan: Setiap orang akan mati karena
kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri
menjadi ngilu.” Bukan ayah yang makan buah mentah dan gigi anak-anaknya yang
ngilu, tetapi orang yang memakan buah yang mentah yang akan merasakan ngilu.
Artinya tiap orang akan menanggung kesalahannya sendiri. Bahkan kematian yang
harus ditanggung.
Sekarang masih ada kesempatan. Marilah kita sadari keadaan kita, segala
kelakuan yang jahat dan perbuatan-perbuatan kita yang tidak baik sebagaimana
ditulis dalam Yehezkiel 36:31; "Dan kamu akan teringat-ingat kepada kelakuanmu
yang jahat dan perbuatan-perbuatanmu yang tidak baik dan kamu akan merasa mual
melihat dirimu sendiri karena kesalahan-kesalahanmu dan perbuatan-perbuatanmu
yang keji.” Jika kesempatan untuk memperbaiki segala kesalahan ini tidak
digunakan maka akan terjadi suatu penyesalan yang terlambat, menyalahkan diri
sendiri mengapa kesempatan itu tidak digunakan dengan sebaik-baiknya.
Tuhan senantiasa memberikan kesempatan untuk bertobat, sekalipun kita
berbuat jahat dan harus mati tetapi jika kita bertobat dari segala dosa kita
serta melakukan keadilan dan kebenaran, kita pasti hidup seperti tertulis dalam
Yehezkiel 33:13-20. Namun perlu diperhatikan, jika kita yang seharusnya hidup
karena melakukan yang benar tetapi berbalik dari kebenaran dengan berbuat
kejahatan, kita pasti mati. Pada ayat 11 dikatakan, Tuhan sebenarnya tidak
berkenan kepada kematian orang fasik. Oleh sebab itu bertobatlah mengapa kita
mau mati? Mengapa kita mau mengalami ratapan dan kertak gigi?