Bertobat Sungguh-Sungguh untuk Memperoleh Hidup Kekal
Uncategorized
Tuhan sangat rindu mendapatkan Sidang Mempelai Perempuan-Nya sempurna seperti Dia. Hal ini menjadi dorongan dan kekuatan agar kita dibentuk oleh Tuhan sampai sempurna meski kita hidup dalam dunia yang bertambah-tambah dalam kejahatan dan kecemaran. Kita jangan sampai terpengaruh, tetapi tetap mengarahkan pandangan ke depan untuk menjadi sempurna sehingga menjadi Mempelai Perempuan Tuhan.
2 Petrus 3:9 dan 12 menulis, Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya (janji tentang kedatangan-Nya kali kedua), jika sampai saat ini Tuhan belum datang, berarti Tuhan itu masih sabar. Kesabaran-Nya itu memberi kesempatan kepada kita untuk berbalik dan bertobat. Seharusnya kita menghargai kesempatan yang Tuhan berikan dengan kita mau berjuang, melalui datang beribadah dan menerima koreksi Firman supaya kita disempurnakan.
Dalam Roma 2:4 panjang sabar Tuhan terkandung: kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya, dan kelapangan hati-Nya menuntun kita kepada pertobatan. Pertobatan yang dimaksud adalah sungguh-sungguh dan setia dalam beribadah, melayani Tuhan, dan memiliki kasih persaudaraan. Pertobatan ini tidak hanya untuk jiwa baru yang baru percaya dan menerima Tuhan Yesus atau baru beribadah kepada Tuhan, melainkan berlaku juga untuk orang-orang yang sudah lama menjadi orang Kristen dan beribadah sekian lama di Rumah Tuhan.
Mengapa ditekankan agar sungguh-sungguh bertobat? Karena menurut 1 Petrus 4:17-18, penghakiman itu akan dimulai dari dalam Rumah Tuhan atau dimulai dari Gereja Tuhan (orang-orang Kristen). Apabila kedapatan tidak sungguh-sungguh bertobat, pasti menerima hukuman. Jika yang percaya Yesus masih tidak dijamin lolos dari penghakiman, apalagi yang tidak percaya? Untuk itu kita perlu Firman yang mengoreksi, menasihati, menegur, dan menyatakan kesalahan, yakni Firman PMA yang sanggup mengerjakan hidup kita agar sungguh-sungguh bertobat sesuai kehendak Tuhan.
Penyebab seseorang tidak mau menggunakan kesabaran Tuhan untuk bertobat, Roma 2:5 menulis adalah kekerasan hati. Ibrani 3:7-11 diperlihatkan contoh kekerasan hati, yaitu Bangsa Israel yang dibawa keluar dari Mesir dan menempuh perjalanan melewati padang gurun selama 40 tahun. Mereka mengeraskan hati meski selama 40 tahun di padang gurun melihat keajaiban dan mujizat Tuhan dinyatakan dengan luar biasa. Akibatnya mereka binasa dan tidak dapat masuk Kanaan. Hanya generasi Bangsa Israel berikutnya yang lahir pada saat perjalanan di padang gurunlah yang bisa masuk kota perjanjian yaitu Kanaan.
Contoh tersebut berlaku untuk kita. Jika kita tetap mengeraskan hati saat ditegur dan dinasihati oleh Firman, maka akan mati binasa dan tidak dapat masuk Yerusalem Baru. Oleh karena itu ketika ditegur dan dikoreksi oleh Firman, hendaknya bersyukur karena ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita bertobat. Janganlah kita mengeraskan hati seperti yang diperingatkan dalam Roma 2:5-6, supaya jangan kita menimbun murka Allah atas diri kita sendiri. Roma 2:8 kita melihat bagaimana keadaan orang-orang yang tidak mau bertobat sehingga menimbun murka Allah. Orang-orang tersebut tidak mau taat kepada kebenaran Firman Tuhan, mereka mementingkan diri sendiri, hanya menuruti hawa nafsu daging, taat kepada kelaliman. Kelaliman itu berarti sadis, bengis, dan kejam, yang merupakan sifat-sifat iblis. Jadi, orang-orang seperti ini dikuasai oleh iblis sehingga berwatak seperti iblis!
Roma 2:6-7 menulis, bagi yang mau bertobat bukan tertimpa murka Allah melainkan beroleh hidup kekal. Dengan memperoleh hidup kekal, kita juga memperoleh kemuliaan, kehormatan, dan ketidakbinasaan. Jika dihubungkan dengan 1 Petrus 1:3-4 maka 3 hal yang merupakan bagian dari hidup kekal yang disebutkan dengan istilah kita dibawa pada suatu hidup yang penuh pengharapan untuk menerima yang tidak dapat binasa, inilah ketidakbinasaan, yang tidak dapat cemar, maksudnya kehormatan, dan yang tidak dapat layu, itulah kemuliaan dan pengharapan. Semuanya itu tersimpan bagi kita di Sorga.1 Petrus 1:5 menjanjikan bahwa sambil menantikan wujud memperoleh hidup kekal dengan segala isi yang terkandung di dalamnya tersebut, maka kita pasti dipelihara selama hidup di dunia ini.
Kembali mengenai kesabaran Tuhan yang memberikan kesempatan kita untuk selamat. Dalam 2 Petrus 3:3-4 ada orang-orang yang tidak menghargai kesabaran Tuhan malahan mengejek terus. Mereka mengatakan bahwa Tuhan lalai menepati janji kedatangan-Nya yang kedua kali. Mereka tidak menyadari bahwa 2 Petrus 3:10a, menulis bahwa kedatangan Tuhan yang kedua kelak itu tidak terduga hari dan saatnya. Tidak ada seorang pun yang tahu, selain Allah Bapa di Sorga. Maka dari itu kedatangan Tuhan dikatakan bagaikan pencuri (tidak disangka-sangka).
Lebih dalam lagi mengenai pengertian "bertobat dan bersungguh-sungguh.” 2 Petrus 2:20-22. Pada ayat ini ditunjukkan kehidupan yang sudah mengalami pertobatan dasar, yaitu dari hidup yang tidak mengenal Yesus hidup dalam kecemaran-kecemaran dunia ini, kemudian melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran tersebut karena mau percaya dan menerima Yesus. Tetapi disayangkan kehidupan yang berada dalam pertobatan dasar ini tidak mengalami peningkatan rohani, yaitu tidak bertobat sungguh-sungguh untuk dibawa pada kesempurnaan; sehingga ia terlibat dan masuk lagi dalam kecemaran-kecemaran masa lalunya. Akibatnya, kehidupan orang tersebut lebih buruk dari hidup lamanya dahulu. Seperti peribahasa; anjing kembali lagi ke muntahnya dan babi yang mandi kembali ke kubangannya. Anjing adalah gambaran hidup yang jahat dan babi adalah gambaran hidup yang najis atau cemar. Memang di hadapan Tuhan orang-orang yang tidak sungguh-sungguh bertobat seperti anjing dan babi.
Inilah yang harus kita waspadai sebagai sidang gereja yang dipersiapkan menjadi mempelai Tuhan. Marilah sungguh-sungguh bertobat supaya tidak menjadi kehidupan yang kembali lagi pada hidup lama yang penuh dosa. Pasti kita semua tidak mau menjadi bertambah-tambah dalam kejahatan dan kecemaran. Marilah kita menantikan-Nya dengan menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan melalui panjang sabar-Nya dengan meningkatkan kerohanian, yaitu dengan kita berusaha hidup suci dan saleh di hadapan Tuhan, seperti tertulis dalam 2 Petrus 3:11.
Pengertian hidup suci adalah kita menjadi yang murni, tidak bercampur dengan pergaulan dunia yang tidak baik. Untuk bisa mewujudkan hidup yang suci ini maka kita perlu menerima dan diproses oleh Firman Allah yang murni, itulah Firman Pengajaran Mempelai Alkitabiah dan menjaga pergaulan kita. Sedangkan pengertian hidup saleh adalah hidup yang taat beribadah, bukan hanya setia datang ke gereja, tetapi lebih ditekankan akan kesungguhan kita saat memuji Tuhan, mendengar Firman dan melayani apa saja untuk Tuhan. Suatu persembahan tubuh yang hidup, yang berkenan kepada Tuhan.
Dengan pengertian tersebut, kita diajar untuk berusaha menjadi suci dan saleh selama masih ada kesempatan dari Tuhan. Menurut 2 Petrus 3:12 berarti kita mempercepat hari kedatangan Tuhan! Pada hari kedatangan Tuhan, langit dan bumi yang kita tempati sekarang akan hancur dan binasa dalam nyala api, bersama orang-orang yang keras hati dan tidak sungguh-sungguh bertobat. Namun bagi yang hidup suci dan saleh, dijamin lolos dari kebinasaan dan bagi mereka sudah tersedia langit dan bumi baru seperti tertulis pada 2 Petrus 3:13. Kitab Wahyu 20:11 juga menulis bahwa langit dan bumi yang lama ini akan lenyap. Selanjutnya pada ayat 12 menulis, akan ada penghakiman.Semua manusia akan dihakimi berdasarkan perbuatannya. Orang-orang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan pasti lolos dari kematian kedua. Kematian kedua adalah siksaan kekal dalam lautan api neraka. Kematian kedua ini untuk orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan, seperti tertulis pada Wahyu 20:15.
Melalui Firman Tuhan yang kita baca saat ini, Tuhan mau memberikan kepada kita kesempatan untuk selamat dan beroleh hidup kekal, yaitu masuk Kota Yerusalem Baru di langit dan bumi yang baru. Ini sebagai bukti panjang sabar Tuhan bagi kita. Panjang sabar Tuhan juga terbukti saat kita sudah berbuat dosa, Tuhan tidak langsung menghukum. Akan tetapi Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat dengan cara kita mengakui segala perbuatan-perbuatan dosa kita dan memohon ampun. Kita yakin segala dosa kita dihapus, diampuni oleh Tuhan. Kita pun dinyatakan layak masuk Yerusalem Baru, menjadi Mempelai Perempuan-Nya. Haleluya!