Menjadi Sama Seperti Yesus
Uncategorized
Melihat keadaan dunia sekarang yang makin bertambah-tambah dalam dosa, sudah saatnya kita menetapkan pendirian iman kita sebagai anak-anak Allah. Kita mau hidup benar bertambah benar dan kudus bertambah kudus sehingga kita bisa mewujudkan kehendak Tuhan dalam Matius 5:48, yaitu menjadi sempurna sama seperti Allah Bapa di Sorga.
Mengapa Tuhan merindukan kita menjadi sempurna seperti Allah Bapa di Sorga? Yohanes 3:16-17 menjawab, karena begitu besar kasih Allah yang menghendaki supaya kita selamat dan beroleh hidup kekal. Wujud kasih Allah yang besar dengan menyelamatkan kita adalah dengan Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, yaitu Tuhan Yesus. Kita yang percaya kepada-Nya pasti diselamatkan. Jadi, untuk kesempurnaan dan keselamatan kita, Allah Bapa dan Allah Anak berkarya bersama. Dalam 1 Korintus 8:4-6 kita dikenalkan pada pribadi Allah Bapa di Sorga sebagai satu-satunya Allah kita, tidak ada allah lain, atau yang lebih tepatnya, Allah kita adalah Allah yang Esa. Demikian juga Tuhan kita hanya satu, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan Yesus Kristus disaksikan oleh Yohanes Pembabtis, dalam Yohanes 1:18, 34 adalah Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa. Bahkan Allah Bapa sendiri mengakui dalam Ibrani 5:5 bahwa Tuhan Yesus adalah Anak-Nya yang Ia peranakkan pada "hari ini”. Tentang ayat ini, kita jangan dilemahkan oleh pikiran manusiawi kita, bagaimana Allah Bapa bisa memperanakkan seorang Putra? Siapakah ibu-Nya? Setiap Firman Tuhan yang kita terima bukan hanya harus kita letakkan di otak, melainkan dalam hati dengan wujud mau percaya tanpa perbantahan.
Kembali mengenai Tuhan Yesus sebagai Anak Allah, hanya tentang Tuhan Yesus Allah mengaku bahwa Ia adalah Anak yang Bapa peranakkan. Bukan kepada malaikat, sesuai yang tertulis dalam Ibrani 1:5-6. Malah kepada malaikat diharuskan untuk menyembah Tuhan Yesus. Jadi dengan demikian Tuhan Yesus bukan malaikat. Dia benar-benar Anak Allah yang mempunyai "tanda kelahiran”; sesuai pengakuan Allah Bapa. Selain memiliki tanda kelahiran dari Allah Bapa, demi menyelamatkan kita maka Tuhan Yesus pun telah mengalami dilahirkan menjadi manusia oleh seorang perempuan yaitu Maria.
Satu hal yang harus diingat, walaupun dilahirkan oleh seorang perempuan, tetapi Tuhan Yesus berbeda dengan manusia-manusia lain sebab Ia dilahirkan oleh seorang perawan suci. Istilah "perawan suci” lebih tepat untuk Maria dibanding dengan dikatakan "belum bersuami”. Sebab jika dikatakan belum bersuami, maka bertentangan dengan Matius 1:18-19, 25, yang menyebutkan bahwa Yusuf adalah suami Maria. Dalam Lukas 1:34-35 dituliskan bahwa kepada Maria dinyatakan: akan mengandung dari Roh Kudus, karena itu anak yang dilahirkannya akan disebut "Kudus, Anak Allah”. Inilah perbedaan manusia Tuhan Yesus dengan kita. Ia lahir sebagai yang kudus, berarti pada-Nya tidak ada dosa. Sedangkan kita, sejak lahir sudah membawa dosa keturunan.
Tuhan Yesus yang lahir sebagai manusia adalah wujud Firman menjadi daging. Dalam Filipi 2:6-7 dituliskan bahwa kelahiran Yesus sebagai manusia atau Natal; merupakan pengorbanan Tuhan Yesus yang sungat besar. Ia Allah yang Mahamulia rela mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Maksud "mengosongkan diri-Nya”, yaitu Ia yang kaya rela menjadi miskin supaya kita menjadi kaya; Ia juga menjadi tidak mempunyai apa-apa sehingga Ia pun harus lahir dalam kandang yang hina.
Pengorbanan Tuhan Yesus sangat besar selayaknya segala pujian syukur dan terima kasih hanya bagi Dia. Pengorbanan-Nya ditujukan untuk menjemput kita, supaya kita yang tidak sempurna ini bisa menjadi sempurna seperti Dia. Bila sebelumnya dijelaskan tentang pribadi Tuhan Yesus sebagai Anak Allah, maka 1 Yohanes 3:1, 9 mengatakan bahwa oleh kasih Allah yang besar, kita dijadikan sebagai anak-anak Allah melalui tanda "dilahirkan baru” seorang demi seorang oleh benih Allah, yakni Firman Tuhan.
Jika Tuhan Yesus sebagai Anak Allah ada tanda dilahirkan, demikian pula kita, untuk menjadi anak-anak Allah harus ada tanda kelahiran baru. Sebagai anak-anak Allah ada pengharapan seperti tertulis dalam 1 Yohanes 3:2, yaitu kelak kita akan menjadi sama seperti Yesus dan dapat melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Inilah yang dimaksud dengan kita menjadi sempurna. Kita dipersiapkan untuk layak menjadi sama dengan Yesus, sebagai mempelai perempuan-Nya. Pengharapan untuk menjadi sama dengan Tuhan Yesus, sekarang pun bisa kita terima dan rasakan wujudnya, asalkan pada kita ada tanda kelahiran baru. Seperti tertulis dalam Yohanes 20:17, tentang pernyataan Tuhan Yesus mengenai Allah Bapa: "…Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu”. Jadi, seperti halnya Tuhan Yesus bisa berseru kepada Allah Bapa dengan menyebut "Ya Abba, Ya Bapa”, kita dalam doa juga bisa berseru demikian kepada Allah.
Dalam Ibrani 2:11-18, Tuhan Yesus menempatkan diri-Nya menjadi sama dengan kita dengan Ia mau mengakui dan tidak malu menyebut kita sebagai "saudara”. Sebagai saudara, Tuhan Yesus sungguh sangat mengasihi kita. Dibuktikan dengan pengorbanan-Nya yang mau menjadi sama dengan kita, sebagai manusia. Supaya melalui pengorbanan-Nya, Ia memusnahkan iblis yang berkuasa atas maut. Dengan demikian membebaskan kita dari perbudakan karena takut pada maut. Bahkan oleh kasih-Nya kepada kita saudara-Nya, Ia rela menderita pencobaan supaya dapat menolong kita yang dalam pencobaan. Oleh karena itu, mari kita memantapkan keadaan kita menjadi anak-anak Allah karena Allah dari semula telah memilih dan menentukan kita untuk menjadi sama dengan Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Supaya Tuhan Yesus menjadi yang sulung dari banyak saudara-Nya, itulah kita. Kita telah dipanggil-Nya untuk dibenarkan dan dimuliakan menjadi sama mulia dengan Tuhan Yesus. Haleluya!