PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Des
5

Dari Gelap kepada Terang

Dari Gelap kepada Terang
Uncategorized
Kebaktian Jumat Agung
Ayat Pokok: Kisah Para Rasul 26:17-18

Rasul Paulus diutus Tuhan kepada bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain (kafir), untuk membuka mata rohani mereka, supaya mereka berbalik/bertobat dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa iblis kepada Allah. Supaya oleh iman kepada Yesus, mereka mendapat pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan, yaitu jaminan hidup kekal.

Kegelapan berarti berada di dalam kekuasaan iblis. Manusia yang hidup dalam dosa, hidup di bawah kuasa iblis. Sedangkan terang berada di dalam kekuasaan Allah. Dahulu memang kita adalah kegelapan, tetapi sekarang kita adalah terang di dalam Tuhan (Efesus 5:8), yang ditandai dengan: berbuah kebaikan, keadilan, dan kebenaran (ayat 9). Dunia yang gelap tidak ada kebaikan, keadilan, dan kebenaran, sehingga penuh dengan kekerasan, seperti yang terjadi pada zaman Nuh. Kekerasan itu dimulai dari nikah, rumah tangga, masyarakat, antar negara, dan akhirnya meliputi seluruh dunia. Dan Tuhan Yesus harus menghadapi kekerasan dunia ini dengan mati di kayu salib.

Lukas 22:47-51 menggambarkan kejadian tentang dunia yang tidak ada kebaikan. Pada bagian ini dikatakan, bahwa Yudas Iskariot sebagai salah satu dari murid Yesus, telah berkhianat dan menyerahkan Yesus untuk ditangkap. Padahal Tuhan Yesus yang mengetahui bahwa Yudas Iskariot suka mencuri uang dalam kas yang dipegangnya (Yohanes 12:4-6), telah menyatakan kebaikan-Nya kepada Yudas. Tuhan tidak memecatnya sebagai murid karena masih memberi kesempatan supaya ia bertobat dan memperbaiki diri. Namun kebaikan Tuhan telah dibalas dengan kejahatan (Mazmur 35:12-16).

Yesus pun diperhadapkan dengan kekerasan dalam bentuk tidak ada keadilan (Lukas 23:1-4, 13-14). Sampai 3 kali, Pilatus tidak menemukan kesalahan pada Yesus yang membuat-Nya harus dihukum mati. Tetapi orang banyak menuntut dan mendesak Pilatus supaya Yesus disalibkan. Ternyata kegelapan lebih berkuasa dari pada keadilan, sehingga Yesus diperlakukan dengan tidak adil, ketika pada akhirnya Pilatus mengabulkan tuntutan mereka.

Demikian pula dengan keadaan dunia sekarang ini, di mana terjadi banyak ketidakadilan dalam hukum. Melihat Yesus diperlakukan demikian, kita tidak perlu membela Tuhan Yesus, sebab justru Yesus yang telah membela kita. Posisi kita yang seharusnya mendapatkan hukuman karena dosa, telah digantikan-Nya di atas kayu salib. Dia telah mengasihi kita dengan rela menghadapi kekerasan melalui siksaan sampai menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib. Oleh sebab itu, hendaknya kita lebih mengasihi Dia.

Dalam Lukas 23:33-38, karena dunia tidak mau mengakui kebenaran Yesus, maka orang banyak mengejek Dia, prajurit-prajurit pun mengolok-olok Dia, yang tergantung di atas kayu salib. Menghadapi hal itu, Yesus berdoa kepada Bapa supaya mengampuni mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Maka pada akhirnya, ketika dilihat oleh seorang prajurit bahwa Yesus telah mati, ia mengakui bahwa Yesus adalah orang benar (ayat 44-47).

Kematian Yesus di atas kayu salib merupakan bukti kasih-Nya kepada kita dan seluruh dunia, meskipun dunia ini tidak ada kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Injil Yohanes mengatakan, tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yohanes 15:13, 10-17). Dia mengasihi kita dan rela mengorbankan nyawa-Nya supaya kita tidak mengalami kekerasan dunia ini. Korban salib Yesus telah memindahkan kita dari gelap kepada terang. (L)


Post a comment