Suara Panggilan Tuhan
Uncategorized
Undangan "marilah” untuk masuk dalam perjamuan malam kawin Anak Domba masih diserukan. Hendaknya kita yang mendengar undangan ini segera datang dan juga berkata marilah kepada yang lain. Ditulis dalam Wahyu 22:17-18, "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang." Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
Menanggapi panggilan Tuhan yang mengundang kita, jangan kita mengeraskan hati. Kita bayangkan, seandainya kita mengundang seseorang, namun orang itu menolak undangan kita, tentulah kita akan merasa kecewa. Demikian juga tentu Tuhan akan sangat kecewa bila kita mengabaikan dan menolak suara panggilannya. Kepada orang yang mengabaikan pada saat Tuhan berseru, maka sebaliknya pada saat orang itu membutuhkan pertolongan Tuhan, maka Tuhan tidak akan mendengarnya. Suatu tegoran yang keras ditulis dalam Amsal 1:24-33, "Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku, maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka. Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya. Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka."
Bahkan lebih keras lagi disebutkan dalam Yesaya 65:10-12, orang yang sudah merasakan berkat Tuhan namun kemudian pergi meninggalkan Tuhan. Ketika Tuhan memanggil tidak mau menjawab, ketika Tuhan berbicara tidak mau mendengar, malah berbuat jahat dan melakukan apa yang tidak berkenan pada Tuhan. Kepada orang seperti ini akan menghadapi pedang! Akan menderita kelaparan dan kehausan. "Saron akan menjadi padang rumput bagi kambing domba, dan lembah Akhor menjadi tempat pembaringan bagi lembu sapi, untuk umat-Ku yang mencari Aku. Tetapi kamu yang telah meninggalkan TUHAN, yang telah melupakan gunung-Ku yang kudus, yang menyajikan hidangan bagi dewa Gad, dan yang menyuguhkan anggur bercampur rempah bagi dewa Meni: Aku akan menentukan kamu bagi pedang, dan kamu sekalian akan menekuk lutut untuk dibantai! Oleh karena ketika Aku memanggil, kamu tidak menjawab, ketika Aku berbicara, kamu tidak mendengar, tetapi kamu melakukan apa yang jahat di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak berkenan kepada-Ku. Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan minum, tetapi kamu akan menderita kehausan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersukacita, tetapi kamu akan mendapat malu."
Orang yang murtad dan meninggalkan Tuhan akan dikenyangkan karena perbuatannya, yaitu kecelakaan dan kesukaran. Sebaliknya kita yang mau datang memenuhi panggilan Tuhan akan dikenyangkan dengan segala kebaikan. Amsal 14:14 menyebutkan: "Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya.” Orang yang mau mendengarkan suara Tuhan akan tinggal dengan aman, terlindung dari segala kedahsyatan malapetaka sebagaimana ditulis dalam Amsal 1:33 tadi.
Marilah kita menanggapi suara panggilan Tuhan, jangan kita mengeraskan hati sehingga berkat dan kebahagiaan akan Tuhan limpahkan bagi kita. Jangan kita tunggu hingga kita mengalami kedahsyatan dan celaka menimpa baru kita berseru pada Tuhan. Karena pada saat itu, sekalipun bertekun mencari Tuhan namun tidak akan menemukan Dia.