Yesus Menghapus Air Mata Kita
Uncategorized
KU 22 Januari 2017
"Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.” Matius 13:57-58
Pada ayat di atas dikisahkan, pada saat Yesus mengajar di bait Allah serta mengadakan mujizat-mujizat, banyak orang menjadi takjub, namun ketika mereka melihat kemanusiaan Yesus menjadi kecewa dan menolak Yesus. Bukankah sekarang banyak juga orang yang sekalipun sudah takjub melihat mujizat yang Tuhan sudah perbuat, tetapi menjadi kecewa dan menolak ketika mendengar Firman pengajaran, yang keras dan menyatakan kesalahan kita. Sebagaimana murid-murid Yesus bersungut-sungut ketika mendengar pengajaran yang Yesus sampaikan. Dapat kita baca dalam Yohanes 6:59-61, "Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?” Bahkan mereka bukan hanya kecewa tetapi sampai mengundurkan diri dan tidak mengikut Tuhan lagi. Yohanes 6:66-67, "Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Padahal mereka baru saja melihat bagaimana Tuhan mengadakan tanda ajaib, dari lima roti dan dua ikan dapat dimakan lima ribu orang, malah masih sisa dua belas bakul. Mereka sudah menikmati makanan dan menjadi kenyang. Ini artinya mereka hanya mencari Tuhan Yesus hanya untuk mencari makanan jasmani, mencari berkat secara jasmani. Dikatakan pada ayat 25-27, "Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
Kita memerlukan makanan secara jasmani, namun jangan sampai kita lebih mementingkan mencari makanan jasmani dan mengabaikan mencari makanan rohani, yaitu Firman Tuhan. Kita harus mencari makanan Firman Tuhan, karena ini akan membawa kita mencapai hidup yang kekal. Kita harus mencari Kerajaan Sorga beserta kebenaran-Nya, maka segala sesuatu yang kita butuhkkan akan ditambahkan kepada kita.
Berbeda dengan orang-orang Nazaret yang kecewa kepada Yesus, orang-orang lain memuliakan Yesus. Sebagaimana ditulis dalam Matius 21:9-11, "Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
Di Nain, Yesus mengadakan suatu mujizat, Dia membangkitkan seorang muda yang mati, anak tunggal dari seorang janda. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan melihat hal ini, dan Dia membangkitkan orang muda itu. Hal ini menggemparkan banyak orang di daerah Yudea dan sekitarnya. Dapat kita baca dalam Lukas 7:11-17, "Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.”
Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan, karena Dia adalah Gembala yang penuh belas kasih terhadap domba-domba-Nya. Yesus menaruh belas kasihan terhadap domba-domba yang tidak tergembala, yang sakit dan penuh kelemahan. Yesus Gembala yang baik menyerahkan nyawa-Nya untuk domba-domba-Nya juga karena belas kasihan-Nya. Itu sebabnya ketika Yesus melihat seorang janda yang anak tunggalnya mati, Dia menaruh belas kasihan dan membangkitan anaknya. Matius 9:35-36 mengatakan, "Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”
Tuhan mau menghapus air mata kita, menyingkirkan perkabungan dan dukacita kita. Puncaknya adalah di kota Yerusalem baru, di sana air mata tidak ada lagi. Jika saat ini kita mengalami dukacita yang berat, bagaikan dukacita seorang janda yang anak tunggalnya mati, Tuhan mengerti tangis kita dan akan menghapus tangis kita. Dia akan mengadakan mujizat dan keajaiban bagi kita. Sehingga dukacita kita diubah menjadi sukacita!