Tuhan Menghapus Hutang Dosa Kita
Uncategorized
KU 20 Desember 2015
"Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit, sehingga hampir mati. Ia berdoa kepada TUHAN, dan TUHAN berfirman kepadanya dan memberikannya suatu tanda ajaib. Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka.” 2 Tawarikh 32:24-25
Dari ayat di atas, kita dapat mengambil pengertian bahwa Tuhan itu baik, di saat kita mengalami permasalahan yang tanpa jalan keluar, Tuhan menyatakan perbuatan-Nya yang ajaib dan memberikan pertolongan. Tetapi jika kita sudah menerima pertolongan Tuhan, janganlah kita melupakan kebaikan Tuhan sebagaimana Hizkia menjadi angkuh dan melupakan kebaikan Tuhan. Malah karena kita sudah menerima kebaikan Tuhan maka dalam Galatia 6:9-10 diajarkan supaya kita juga jangan jemu-jemu berbuat baik terutama kepada saudara-saudara seiman – "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
Kebaikan Tuhan diumpamakan seorang yang mempunyai hutang sepuluh ribu talenta. Kita tahu satu talenta adalah sama dengan enam ribu dinar. Jadi sepuluh ribu talenta sama dengan enam puluh juta dinar. Jika upah kerja sehari adalah satu dinar, maka dia sama saja harus bekerja enam puluh juta hari. Ini merupakan suatu hutang yang mustahil dapat dibayarkan. Tetapi raja itu membebaskan dan menghapuskan hutangnya. Dapat kita baca kisahnya pada Matius 18:21-35, "Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Dosa kita adalah seperti hutang yang tidak terbayarkan dan akibatnya harus dihukum. Hanya Tuhan Yesus yang sanggup membebaskan dan menghapuskan segala hutang dosa kita. Dikatakan dalam Ibrani 2:14-15, "Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.” Juga dalam Ibrani 9:26, "Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.”
Tuhan Yesus menghapuskan hutang dosa kita dengan Dia rela mati di kayu salib. Ini merupakan suatu kasih dan kebaikan Tuhan yang luar biasa bagi kita. Kolose 2:14 menyebutkan dengan tegas, "dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.” Tanpa korban Yesus maka tidak mungkin hutang dosa kita terselesaikan. Dan jika hutang dosa kita tidak terselesaikan maka kita pasti menghadapi ancaman hukuman.
Tuhan sudah menghapuskan surat hutang dosa kita, maka yang harus kita lakukan sekarang adalah kita juga harus melakukan hal yang sama kepada saudara kita yang berhutang kepada kita. Tuhan sudah mengampuni kita, maka kita pun juga harus mau mengampuni saudara kita yang bersalah kepada kita. Tuhan sudah berbuat baik kepada kita maka kita juga harus berbuat baik kepada saudara-saudara kita.
Tuhan sendiri mengajarkan jika kita berdoa kepada Bapa maka sebelumnya kita harus mengampuni jika ada saudara yang bersalah kepada kita. Karena jika kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain maka Bapa juga tidak akan mengampuni dosa kita. Dikatakan dalam Markus 11:25-26, "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." [Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.]”
Kita harus wujudkan kasih persaudaraan, Filadelfia, dengan suatu bukti yang nyata. Bukti dari kasih persaudaraan adalah kita mau saling mengampuni, tidak menyimpan kesalahan saudara kita. Sebagaimana dosa kita juga sudah diampuni Bapa di sorga. Jika seseorang terus menyimpan kepahitan hati dan tidak mau saling mengampuni, jangan mengira hal ini tanpa akibat apa-apa. Karena tidak ada kasih persaudaraan dengan bukti tidak mau saling mengampuni maka sebagaimana disebutkan dalam Matius 18:21-35 tadi, akan diserahkan kepada algojo-algojo untuk dihukum. Ada tuntutan hukuman yang sangat berat kepada orang yang tidak mau mengampuni. Tapi baiklah kita sekarang mau mengenakan kasih persaudaraan, Filadelfia, dengan hidup saling mengasihi dan saling mengampuni. Kita berbuat baik dengan tidak jemu-jemu sebagaimana Tuhan sudah berbuat baik kepada kita senantiasa.