Hidup Sebagai Anak-anak Terang
Uncategorized
Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Mempelai Pria? Baiklah kita mempersiapkan diri seperti lima dara yang bijaksana, yang membawa pelita menyala dengan cadangan minyaknya. Untuk itu kita harus "membeli minyak”, yaitu kebenaran Firman, sehingga pada saat Mempelai Pria datang, pelita kita tetap menyala. Kita harus membayar harganya untuk mendapatkan Firman. Jangan sampai kita menyesal, sebagaimana dikisahkan dalam Matius 25:10-13, kepada gadis yang bodoh, yang tidak siap sedia, pada saat mereka hendak masuk ke perjamuan kawin, mereka ditolak sebab Tuhan tidak mengenal mereka; "Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Kita harus berjaga-jaga karena kita tidak akan tahu saat kedatangan-Nya. Namun sebagaimana ditulis dalam Matius 25:1-13 tadi, kedatangan Mempelai Pria adalah pada waktu tengah malam yang gelap. Kegelapan juga mempunyai pengertian orang yang hidup dalam kebencian sebagaimana dalam 1 Yohanes 2:11; Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.”
Kita harus berjaga-jaga dan sadar sebagai anak-anak siang dan anak-anak terang, sehingga kita tidak hidup dalam kegelapan dan kedatangan Tuhan tidak seperti pencuri bagi kita. Surat 1 Tesalonika 5:4-7 menulis: "Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.”
Dulu kita hidup dalam kegelapan, baik kegelapan karena dosa maupun juga karena penyembahan berhala. Namun jangan kita terus hidup dalam kegelapan, sekarang kita harus tinggalkan kehidupan lama, hidup dalam terang seperti dalam Efesus 5:8-9; "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.” Ada tanda yang nyata jika kita hidup sebagai anak-anak terang, yaitu ada buah kebaikan, keadilan dan kebenaran.
Tentang buah kebaikan, Efesus 4:28 menulis: "Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.” Buah kebaikan adalah suka "membagikan sesuatu” atau berkorban, tetapi bukan dari hasil kejahatan tetapi dari pekerjaan yang baik.
Tentang buah keadilan, Efesus 4:29 menulis: "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Jangan ada perkataan kotor keluar dari mulut kita, bahkan kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, karena itu mengakibatkan mendukakan Roh Kudus. Sebaliknya kita harus penuh kasih dan saling mengampuni.
Tentang buah kebenaran, Efesus 4:25-27 menulis: "Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” Di dalam kebenaran tidak ada dusta. Karena orang yang suka berdusta adalah anak-anak iblis. Bahkan jangan kita marah, atau jika kita marah jangan disimpan sampai matahari terbenam, karena itu akan memberi kesempatan kepada iblis masuk dalam hidup kita.
Sekali lagi, kita harus meninggalkan manusia yang lama yang membawa kepada kebinasaan dan mengenakan manusia yang baru di dalam kebenaran dan kekudusan sebagaimana ditulis dalam Efesus 4:21-24; "Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
Selain sebagai anak-anak terang, kita juga disebut sebagai anak-anak siang. Tanda dari siang adalah matahari. Matius 13:43 mengatakan; "Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" Juga dalam Hakim-hakim 5:31; "Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN! Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya.” Mazmur 37:5-6; "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.” Anak-anak siang, bercahaya seperti matahari. Jalannya seperti cahaya fajar yang bertambah terang sampai rembang tengah hari. Sangat bertolak belakang dengan orang fasik, jalannya penuh kegelapan yang membuatnya tersandung. Amsal 4:18-19 mengatakan: "Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
Sebagai anak-anak siang, kita harus giat bekerja. Karena siang bukanlah waktunya untuk tidur tapi bekerja atau melayani. Jika malam datang, maka kesempatan bekerja tidak ada lagi. Yohanes 9:4 menyebutkan: "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.”