Mengasihi Tuhan dan Mengasihi Saudara
Uncategorized
Peristiwa pencurahan Roh Kudus ini dikenal dengan Pentakosta sebab menurut arti namanya, Pentakosta adalah hari kelima puluh setelah Paskah. Sebenarnya, bagi kita Pentakosta merupakan peristiwa penting karena hari tersebut adalah hari kelahiran gereja Tuhan. Gereja Tuhan pertama yang dilahirkan pada saat itu terdiri dari 120 orang dan berpusat di kota Yerusalem, selanjutnya terus berkembang sampai ke seluruh dunia. Pada hari Pentakosta, Tuhan Yesus menggenapi janji-Nya untuk mencurahkan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya. Bahkan Roh Kudus juga dicurahkan bagi kita, gereja Tuhan di akhir zaman ini.
Roh Kudus Tuhan curahkan bagi gereja Tuhan menggenapi janji-Nya dalam Yohanes 14:15-18, sebelum Yesus terangkat ke sorga, Dia berjanji tidak akan meninggalkan murid-murid-Nya sebagai yatim piatu. Hal ini sesuai dengan yang tertulis dalam Mazmur 27:10, "Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.” Yesus akan meminta kepada Allah Bapa supaya Bapa memberikan Roh Kudus kepada kita asalkan kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Namun ingat, bila kita bisa mengasihi Tuhan sebenarnya karena Tuhan yang lebih dulu telah mengasihi kita. Bagaimana wujud kita mengasihi Tuhan? Ayat 23-24 menjelaskan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dibuktikan dengan mau menuruti segala perintah Tuhan, dan Allah Tritunggal; Bapa, Anak dan Roh Kudus mau tinggal bersama-sama dengan kita. Ini merupakan suasana yang ada di Yerusalem Baru, karena di Yerusalem Baru Allah mau berdiam di tengah-tengah umat-Nya.
Lantas, perintah Tuhan yang manakah yang harus kita lakukan? 1 Yohanes 3:23-24 menjelaskan ada dua perintah Tuhan yang harus kita lakukan untuk menerima kepenuhan Roh Kudus, yaitu : percaya nama Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah dan supaya kita saling mengasihi sesuai perintah Tuhan. Yang pertama, percaya kepada nama Tuhan Yesus Kristus menurut Filipi 2:9-11, nama Yesus adalah Nama di atas segala nama. Nama yang dianugerahkan kepada-Nya setelah menang melewati pergumulan, yakni dengan Ia harus turun dari Sorga menjadi manusia dan mati di kayu salib hingga bangkit dan naik ke Sorga. Dalam Nama Yesus segala yang ada di langit atau Sorga, di bumi dan di bawah bumi akan bertekuk lutut pada nama Yesus.
Wahyu 12:7-9 menjelaskan bahwa yang di langit atau di Sorga yang harus bertekuk lutut dalam Nama Yesus adalah iblis dan malaikat-malaikatnya, yang sebelumnya masih bisa naik ke Sorga tetapi akhirnya terjadi peperangan antara iblis dengan Mikhael dan malaikat-malaikat Allah. Pada ayat 11 disebutkan bahwa iblis dan malaikat-malaikatnya berhasil dikalahkan oleh darah Anak Domba sehingga tidak bisa bertahan lagi di Sorga.
Sedangkan yang di bumi, ditaklukkan dalam nama Yesus adalah segala kekuasaan, bahkan tiap-tiap nama yang dapat disebut dan lain sebagainya. Yang di bawah bumi adalah maut. Nama Yesus adalah Nama yang luar biasa, menurut Kisah Para Rasul 3:16 dan 4:8-10, dikatakan kuasa dalam nama Yesus telah mengerjakan mujizat besar, menyembuhkan orang yang lumpuh sejak lahir.
Jadi, bukti kita mengasihi Tuhan dengan mau melakukan perintah-Nya adalah dengan kita percaya nama Yesus adalah Nama di atas segala nama dan penuh kuasa. Kita percaya dan menempatkan Kristus sebagai Kepala, Mempelai Pria Sorga dan berkat bagi kita adalah Tuhan mengerjakan mujizat-mujizat untuk kita.
Yang kedua, perintah Tuhan yang harus kita lakukan adalah supaya kita saling mengasihi. Saling mengasihi yang dimaksudkan di sini adalah di antara saudara, anggota tubuh Kristus. Bila kita mempercayai dan menempatkan Kristus sebagai Kepala, maka kita adalah anggota-anggota tubuh Kristus. Sebagai satu kesatuan tubuh Kristus maka kita harus menyatu dan saling mengasihi sebagai pengikat kesatuan tubuh Kristus.
Perintah untuk saling mengasihi menurut 1 Yohanes 3:11-15, adalah perintah Tuhan sejak semula. Jangan kita menjadi seperti Kain yang berasal dari si jahat. Mengapa demikian? Sebab Kain membunuh Habel ini adalah wujud usaha iblis yang mau merusak kesatuan tubuh Kristus, dengan jalan merusak kasih persaudaraan dengan menyebarkan roh kebencian. Kita harus waspada akan roh kebencian ini, sebab awal mula kebencian Kain pada Habel justru pada saat mereka mempersembahkan korban atau beribadah kepada Tuhan. Iblis berusaha merusak kasih persaudaraan di antara saudara yang sama-sama beribadah. Akibat dari kebencian tidak bisa lagi melakukan Firman Tuhan untuk saling mengasihi dan menjadi jahat. Apabila hati penuh kebencian, maka tidak mungkin Roh Kudus mau masuk dan diam di dalamnya. Untuk itu jangan menaruh kebencian dalam hati kita, cabutlah segala akar kepahitan terhadap saudara, supaya Allah Tritunggal diam bersama kita.
Pencurahan Roh Kudus menurut Kisah Para Rasul 1:4-5 merupakan kegenapan dari janji Yesus yang diucapkan-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Yaitu pada waktu Ia makan bersama-sama dengan murid-murid-Nya dalam suasana sukacita, karena Ia telah bangkit dari antara orang mati. Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya untuk tidak meninggalkan Yerusalem, untuk menantikan janji pencurahan Roh Kudus. Bahkan Roh Kudus itu dicurahkan bukan hanya untuk gereja mula-mula dulu, tetapi juga bagi kita, gereja Tuhan di akhir zaman ini. Hanya yang harus diingat seperti ditulis dalam Yohanes 14:21 adalah kita harus mengasihi Tuhan, yang dibuktikan dengan mau melakukan perintah-perintah-Nya. Jika kita bisa mengasihi Allah, 1 Yohanes 4:10-13 mengatakan karena Allah yang lebih dahulu mengasihi kita. Buktinya dengan Allah Bapa mengorbankan Putra Tunggal-Nya.
Kisah Para Rasul 2:42-43 menuliskan bagaimana kehidupan gereja pertama yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Mereka selalu bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti, dalam persekutuan dan dalam doa. Tiga hal ini menunjuk pada tiga ibadah pokok bagi gereja Tuhan sekarang. Ibadah umum adalah wujud dari persekutuan, ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan kudus merupakan wujud bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti serta ibadah doa.
Mengapa disebut "pengajaran rasul-rasul”? Sebab pada zaman gereja pertama, para rasul mengajarkan pengajaran dasar atau mula-mula, tentang bertobat, dibabtis dan kepenuhan Roh Kudus, seperti tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:38. Tetapi bagi kita sekarang yang hidup di akhir zaman, kita memerlukan pengajaran yang membawa kita mencapai kesempurnaan. Pengajaran Mempelai Alkitabiah akan membawa kehidupan kita menuju kesempurnaan sebagai mempelai perempuan Kristus.
Kisah Para Rasul 2:44-47 juga menyebutkan bahwa gereja pertama pun hidup dengan saling mengasihi. Setiap hari mereka bersehati berkumpul dalam Bait Allah dan selalu saja ada yang menjual hartanya untuk dibagikan untuk keperluan bersama. Gereja Tuhan di akhir zaman juga harus hidup seperti gereja mula-mula dulu, bahkan lebih lagi. Hingga gereja Tuhan menjadi sempurna sebagai mempelai perempuan Kristus. Haleluya!