PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jan
4

Kemurahan, Kesabaran dan Kelapangan Hati-Nya

Kemurahan, Kesabaran dan Kelapangan Hati-Nya
Uncategorized
Setiap orang menghendaki supaya hidupnya selamat. Dalam pengertian baik-baik keadaannya, sehat, dan luput dari maut. Demikian juga orang-orang Kristen menjadi doa dan pengharapannya supaya selamat, bukan hanya selamat selama berada di dunia ini, namun sampai pada keselamatan beroleh hidup kekal di Yerusalem Baru, untuk itu 2 Petrus 3:15,9 memperlihatkan kepada kita bahwa Tuhan menolong kita untuk memperoleh selamat, melalui "kesabaran-Nya”. Dengan kesabaran-Nya, Tuhan menghendaki agar kita segera berbalik dan bertobat dari dosa dan kejahatan serta kecemaran sehingga luput dari kebinasaan. Seharusnya, kita sudah binasa karena dosa kita namun jika sampai sekarang kita masih hidup dan sehat, semua hanya karena kesabaran Tuhan.

Kesabaran Tuhan pula yang membawa kita hidup di akhir zaman ini agar bisa melihat nubuatannya dalam 1 Petrus 3 : 20 seperti kesabaran Tuhan kepada manusia yang hidup pada zaman Nuh. Manusia yang hidup jahat dan rusak di hadapan Tuhan sehingga layak dibinasakan. Saat itu Tuhan tidak langsung menghukum orang-orang zaman Nuh sesuai perbuatan-perbuatan mereka, melainkan masih memberi kesempatan untuk berbalik dan bertobat, kesempatan berlaku sampai 120 tahun lamanya. Masa 120 tahun adalah bayangan dari 6.000 tahun manusia, mulai dari zaman Adam sampai kelak kedatangan Tuhan yang kedua; sebelum masa Seribu Tahun Damai.

Roma 2:4 menuliskan bahwa kesabaran Tuhan ini adalah kekayaan-Nya yang diberikan kepada kita dengan maksud untuk membawa kita kepada pertobatan. Tiga hal kekayaan yang Tuhan berikan untuk kita, berupa : kemurahan-Nya, kesabaran-Nya, dan kelapangan hati-Nya dilimpahkan bagi kita dengan tujuan supaya kita mau bertobat.

Jadi, kita diyakinkan bahwa Tuhan kita begitu sabar! Sebab menurut Mazmur 103 : 8 – 12, Allah kita adalah penyabar, pengasih, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia-Nya. Saat Ia tampil sebagai penyayang, dan kita belum bertobat, Tuhan tidak menuntut/ tidak mendendam. Namun Ia muncul sebagai pengasih. Di saat kita belum juga bertobat, maka Tuhan menampilkan diri-Nya yang panjang sabar. Walaupun kita masih belum juga mempergunakan sebaik – baiknya panjang sabar Tuhan, Ia masih melimpahkan kasih setia-Nya dan karena. Hal inilah yang membuat kita hidup sampai sekarang.

Jika Allah telah berpanjang sabar dan kita belum juga bertobat, sebaliknya mengeraskan hati, Roma 2 : 5 menulis berarti kita menimbun murka Allah atas diri sendiri. Tentunya kita tidak mau tertimpa murka Allah, apalagi menimbunnya. Untuk itu kita harus lari dari murka Allah ini dengan jalan tidak mengeraskan hati dan bertobat.

Lebih dalam lagi tentang 3 kekayaan yang Tuhan berikan untuk kita seperti tertulis dalam Roma 2:4; yang pertama tentang kemurahan-Nya. Ini merupakan karya Allah Bapa, kemurahan yang Allah Bapa berikan untuk kita dituliskan dalam 1 Yohanes 3:1, yaitu dengan menjadikan kita anak-anak Allah. Sungguh kemurahan besar mengingat sebenarnya kita, oleh kita dosa-dosa kita tidak layak menjadi anak-anak Allah. Yang kedua, tentang kesabaran-Nya, merupakan karya Allah Anak. Tiada yang seperti Anak Allah, yaitu Tuhan Yesus dalam hal kesabaran. Terbukti, pada waktu Ia rela menjadi Anak Domba yang disembelih untuk menanggung dosa-dosa kita. Ia yang tidak ada dosa harus mati karena dosa. Jika kita saja yang banyak dosa, mengalami tuduhan atas kesalahan yang tidak kita perbuat pasti tidak bisa terima, tersinggung dan sebagainya; akan tetapi tidak dengan Tuhan Yesus yang sabar. Ia tidak bersuara, menjadi domba bisu, dan menyerahkan semua pada Bapa.

Ketiga, tentang Kelapangan hati-Nya, ini adalah karya Allah Roh Kudus. Sebab inilah juga yang menjadi sifat Roh Kudus. Dalam Roma 8:6 dituliskan bahwa yang menjadi kehendak Roh Kudus adalah supaya kita beroleh hidup dan damai sejahtera. Selanjutnya, dalam Roma 8:15 dituliskan bahwa oleh Roh Kudus yang diberikan kepada kita menjadikan kita sebagai Anak-anak Allah yang bisa berseru kepada Allah : ”Ya Abba,  Ya Bapa”. Tidak hanya itu saja, Roh Kudus juga berkarya dengan membantu kita saat dalam kelemahan. Caranya, dengan menaikkan doa kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan tidak terucapkan seperti tertulis dalam Roma 8:26, sehingga kita mendapat pertolongan tepat waktunya. Bila dihubungkan dalam peta zaman, 3 hal tersebut di atas merupakan masa-masa panjang sabar Tuhan kepada manusia. Yaitu karya Allah Bapa dengan kemurahan-Nya merupakan bayangan 2.000 tahun zaman Bapa, karya Allah Anak dengan kesabaran-Nya adalah bayangan 2.000 tahun zaman kedua, zaman Anak, dan ketiga, kelapangan hati-Nya dari karya Allah Roh Kudus adalah bayangan 2.000 tahun zaman Roh Kudus. Bila dijumlahkan, ada 6.000 tahun sampai zaman Roh Kudus, masa kita berada sekarang. Selama masa 6.000 tahun ini Tuhan memberi kesempatan untuk kita bertobat dan selamat. Seharusmyalah kita mempergunakan sebaik-baiknya kesempatan dengan panjang sabar Tuhan ini supaya masuk hidup kekal di Yerusalem Baru.

Jangan sampai terlambat, masa 6.000 tahun kesabaran Tuhan habis, artinya sudah tidak ada lagi kesempatan bertobat. Jika terlambat yang menanti adalah kematian kekal dalam api neraka. Sebaliknya, jika mempergunakan sebaik-baiknya kemurahan Bapa, kesabaran Tuhan Yesus, dan kelapangan hati Roh Kudus; selain ada jaminan keselamatan, menurut Roma 2:10 kita pun menerima berkat-berkat dari Mempelai Pria Sorga berupa kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera yang sangat kita dambakan. Haleluya!




Post a comment