PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jan
26

Doakan Untuk Kesejahteraan Kota

Doakan Untuk Kesejahteraan Kota
Uncategorized
Menjadi orang kaya yang memiliki uang banyak, rumah mewah, mobil mewah, bahkan segala fasilitas mewah adalah dambaan semua orang di dunia. Segala kemewahan tersebut dikejar dengan segala cara, diburu sampai lupa waktu dengan harapan hidupnya akan bahagia. Benarkah segala harta dan kemewahan itu menjamin seseorang bisa hidup bahagia dan damai sejahtera? Firman Tuhan  mengingatkan kita supaya jangan tamak akan harta dunia sebab hal itu bukanlah segala-galanya. Datang beribadah, dan menerima Firmanlah yang bisa  membuat kita merasakan damai sejahtera. Kata damai sejahtera, istilah pada umumnya "kesejahteraan” dan setiap manusia baik secara individu maupun secara berkelompok sebagai warga atau penduduk suatu kota sangat memerlukan damai sejahtera.  Itulah sebabnya Yeremia 29:7, Tuhan mengajarkan supaya kita mau mendoakan kesejahteraan kota tempat tinggal kita. Mengapa kita harus mendoakannya? Kesejahteraan kota adalah kesejahteraan pula bagi kita sebagai warganya. Kesejahteraan kota yang dimaksud tidak hanya yang tampak secara fisik.

Kejadian 13:10-13 berkisah tentang sebuah  kota yang secara fisik sangat subur, banyak air, menarik dilihat oleh mata, bahkan dikatakan indah bagai taman Tuhan, yakni Kota Sodom dan Gomora. Akan tetapi sayang sekali, orang-orang yang tinggal di kota tersebut adalah orang-orang yang sangat jahat dan berdosa. Bukanlah hal yang mengherankan apabila sebuah daerah yang maju dengan perkembangan-perkembangan fisiknya, maju juga dalam dosa dan kejahatan. Iblis ikut bergerilya di dalamnya melalui keinginan mata, keinginan daging, dan perkara-perkara dunia yang menyebabkan manusia terjebak dan jatuh dalam hidup jahat bertambah jahat dan cemar bertambah cemar. Inilah yang terjadi dengan penduduk Sodom dan Gomora.

Bila dalam sebuah kota penduduknya sangat jahat dan berdosa kepada Tuhan, bagaimana bisa ada kesejahteraan untuk kota tersebut? Jadi, jelas bahwa kemajuan secara fisik/jasmani suatu kota, bukanlah jaminan ada juga kesejahteraan di dalamnya. Malah sebaliknya, makin maju kota tersebut, makin maju juga dosa dan kejahatannya.

Menghadapi jebakan iblis melalui keadaan kota yang dikuasai dosa dan kejahatan, kita diajar supaya tidak terpengaruh kemewahan atau kekayaan dunia secara jasmani. Kita diingatkan kepada Lot yang hanya melihat hal-hal jasmani akhirnya terjebak di tengah-tengah kehidupan dosa dan kejahatan. 2 Petrus 2:6-8, menulis, Lot yang hidup di tengah-tengah Sodom dan Gomora sangat menderita dan tersiksa jiwanya, karena ia melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan dosa penduduk Sodom dan Gomora.  Lot adalah gambaran orang benar yang hidup di tengah-tengah dunia yang makin bertambah jahat dan cemar. Seperti halnya Sodom dan Gomora dibinasakan akibat kejahatan dan dosanya, demikian pula dunia kita sekarang, kelak akan dibinasakan.

Firman Tuhan menunjukkan bahwa kesejahteraan suatu kota, juga damai sejahtera untuk setiap pribadi,  hanya didapat di dalam Tuhan Yesus. Tuhan Yesus yang lahir ke dunia dan kita peringati kelahiran-Nya pada Natal, adalah Raja damai sejahtera. Kelahiran Tuhan Yesus membawa damai sejahtera bagi kita. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tuhan dalam Yohanes 14:27, bahwa Ia meninggalkan dan memberikan damai sejahtera-Nya kepada kita. Damai sejahtera yang diberikan Tuhan tidak seperti yang diberikan oleh dunia. Damai sejahtera yang ditawarkan dunia ini hanya untuk sesaat saja. Selanjutnya, digantikan dengan masalah-masalah, beban berat yang membuat gelisah dan gentar hati.

Damai sejahtera yang sejati hanya ada pada Tuhan Yesus, Dia adalah Allah Roh bagi kita, yang secara mata jasmani tidak bisa kita lihat wujud-Nya, tetapi yang keberadaan-Nya nyata bagi kita melalui damai sejahtera-Nya yang bisa kita rasakan. Sesuai dengan Roma 8:6, bahwa keinginan Roh atau keinginan Tuhan adalah hidup dan damai sejahtera. Sedangkan keinginan daging adalah maut, itulah hidup menurut dosa dan kejahatan seperti penduduk Sodom dan Gomora.

Selanjutnya dalam Ibrani 11:10,16, kita melihat bahwa selain Tuhan mau memberikan damai sejahtera-Nya untuk kita selama masih hidup di dunia ini, Tuhan pun mau membawa kita masuk kota damai sejahtera-Nya, kota yang diakui oleh Abraham dengan penuh iman sebagai kota yang akan datang, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri dan kota ini kita kenal, adalah Kota Yerusalem Baru, sesuai yang tertulis dalam Ibrani 12:22. Kota Yerusalem Baru ini memang disediakan untuk kita, menjadi tanah air Sorgawi atau tempat tinggal tetap kita kelak, seperti tertulis dalam Ibrani 13:14. Sebab Tuhan tahu bahwa dalam hidup kita di dunia ini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. Sekarang pun, di dunia ini kita hanya bagaikan orang asing, pendatang, bahkan orang buangan seperti pengalaman Bangsa Israel pada Yeremia 29:4.

Kembali pada Yeremia 29:7, sebagai orang asing atau buangan selama hidup di dunia ini, Tuhan mengajarkan supaya kita mau mendoakan untuk kesejahteraan kota tempat kita tinggal sekarang. Apakah kita merasa keberatan disebut sebagai pendatang, apalagi sebagai orang buangan? Mari kita membaca 1 Petrus 1:17. Pada ayat ini dinyatakan, apabila kita menempatkan diri sebagai anak-anak Allah, sehingga kita bisa menyebut Allah sehingga Bapa kita, maka jelas dituliskan bahwa selama hidup di dunia ini kita hanyalah menumpang, tidak memiliki tempat tinggal tetap. Walaupun sekarang kita bisa mempunyai rumah, bahkan rumah mewah yang lengkap segala-galanya, itu bukan milik tetap. Ada saatnya akan lenyap bersama dunia ini.

Selain kita berdoa untuk kesejahteraan kota yang kita tempati, kita juga harus berdoa untuk   keselamatannya, seperti Abraham berdoa untuk Sodom dan Gomora, yang tertulis dalam Kejadian 18:20-23. Dalam doa syafaatnya, Abraham berusaha menyelamatkan kota tersebut dari kebinasaan dengan cara melakukan "tawar-menawar” dengan Tuhan. Isi penawaran Abraham dimulai dari: Bilamana ada lima puluh orang benar tinggal di Sodom dan Gomora, mohon Tuhan tidak membinasakannya. Seterusnya Abraham menawar menjadi empat puluh lima orang, kemudian tiga puluh orang, lalu dua puluh orang, sampai hanya sepuluh orang. Tetapi sayang, tidak ada sepuluh orang benar di dalam Sodom dan Gomora. Hanya ada empat orang keluarga Nuh, sehingga tidak mencukupi mendapat kemurahan dari Tuhan, untuk tidak membinasakan kota tersebut. Ternyata tidak ada lagi kesempatan bagi Sodom dan Gomora untuk mendapat kemurahan diselamatkan. Tuhan mengatakan bahwa dosa orang-orang Sodom dan Gomora sangat berat. Hal ini membuktikan bahwa orang-orang di Sodom dan Gomora terus hidup dalam kejahatan dan kecemaran yang menyakitkan hatiTuhan.

Sodom dan Gomora adalah gambaran dunia dan manusia di akhir zaman, seperti tertulis dalam Lukas 17:28-32. Kota yang besar, megah, dan jaya namun penduduknya hidup dalam dosa dan kejahatan, akhirnya dimusnahkan oleh Tuhan. Kota Sodom Gomora adalah kota yang tidak ada damai sejahtera bahkan Lot yang hidup di tengah-tengah kota itu menderita batin dan tersiksa.  Sebaliknya Betlehem adalah kota kecil namun dari dalamnya lahir pribadi yang besar, itulah Tuhan Yesus, sumber damai sejahtera. Tuhan Yesus adalah satu-satunya pribadi yang sanggup memberikan damai sejahtera untuk kita, sebab Ia adalah Imanuel. Berarti damai sejahtera-Nya selalu menyertai kita, asalkan kita mau menerima-Nya sebagai  Kepala, sebagai Mempelai Pria Sorga dalam hidup kita.

Dalam Yeremia 29:4-6, kita melihat bahwa bila Tuhan memberikan damai sejahtera-Nya, berarti Tuhan memberkati nikah, rumah tangga, dan keluarga. Dalam menghadapi permasalahan apa pun, Tuhan pasti menolong. Bahkan pada ayat 11, disebutkan bahwa rancangan Tuhan untuk kita adalah damai sejahtera dan memberikan kepada kita hari depan penuh pengharapan. Bila ada damai sejahtera  pasti ada jalan keluar dari segala permasalahan. Kita akan selalu memiliki pengharapan dan pengharapan tertinggi kelak kita menjadi mempelai perempuan Tuhan, masuk dan tinggal selamanya di Kota Yerusalem Baru, kota damai sejahtera. Haleluya!



Post a comment