Berbahagialah Kita
Uncategorized
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. Mazmur 1:1-6.
Ada tiga hal yang harus kita perhatikan jika kita ingin berbahagia.
1. Tidak berjalan dalam dosa
2. Tidak berdiri dalam dosa
3. Tidak duduk dalam dosa
Dari ketiga hal di atas dapat kita simpulkan bahwa kita harus bertobat. Selanjutnya, sebagai bukti bahwa kita bertobat, pasti kesukaan kita adalah Taurat Tuhan atau Firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Bahkan yang dimaksud dengan Taurat Tuhan adalah Firman Tuhan dalam bentuk pengajaran. Memang bukanlah hal yang mudah dapat menerima pengajaran yang keras. Bahkan pada saat Yesus mengajar di rumah ibadat di Kapernaum, banyak orang yang menolak dan mengundurkan diri pada saat mendengar pengajaran Yesus yang keras. Ditulis dalam Yohanes 6:59-61, 65-68, Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? … Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.”
Tiga hal di atas jika kita hubungkan dengan Wahyu 1:3, "Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” – jika kita sudah bertobat kita tidak lagi berdiri, duduk dan berjalan dalam dosa, tetapi kita berdiri untuk membaca Firman Tuhan, duduk untuk mendengar Firman Tuhan dan berjalan untuk melaksanakan atau menuruti Firman Tuhan.
Tentang berdiri, pada saat Ezra berdiri membacakan Firman Tuhan, semua orang yang mendengarkan juga turut berdiri sambil berkata: "Amin, Amin.” Nehemia 8:6-7 menulis: "Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: "Amin, amin!", sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah.”
Selain berdiri, sambil duduk Yesus mengajar orang banyak demikian juga mereka yang mendengarkan. Tertulis dalam Yohanes 6:1-2, "Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.” Juga dalam Markus 4:1-2 ditulis, "Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka”
Bukan hanya membaca dan mendengar, namun Firman Tuhan harus kita lakukan dengan setia, dengan segenap hati dan segenap jiwa kita. Kita harus menurut jalan yang tunjukkan kepada kita. Dengan demikian kita akan menjadi umat kesayangan-Nya, hari ini juga. Tuhan mengangkat kita menjadi terpuji, ternama dan terhormat, suatu tempat untuk mempelai perempuan-Nya. Dapat kita baca dalam Ulangan 26:16-19, "Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan TUHAN telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya, dan Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya."
Sebagai umat kesayangan-Nya, Firman Tuhan menjadi kesukaan kita baik di siang maupun malam hari. Sehingga kita akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang selalu menghasilkan buah dan apa saja yang kita perbuat pasti berhasil. Mazmur 1:3 tadi mengatakan: "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Haleluya.