Menerima dengan Cuma-Cuma, Membagi dengan Cuma-Cuma
Uncategorized
Segala yang kita miliki pada hari ini adalah berkat dari Tuhan, dan Dia memberikan segala yang kita perlukan dengan cuma-cuma, seperti air kehidupan yang berupa Firman hidup dan sanggup menyegarkan, juga memuaskan hidup kita. Untuk itu, bagi kita yang sudah menikmati berkat Firman air hidup ini, kita pun harus membagikan kepada yang lain dengan cuma-cuma, agar banyak orang juga dapat menikmati berkat tersebut.
Dalam Yakobus 1:5-6 Tuhan mengajarkan, apabila kita dalam kekurangan, khususnya akan hikmat untuk mengerti Firman, hendaknya kita meminta kepada Tuhan dengan iman dan tidak bimbang sama sekali. Maka Allah yang murah hati dan tidak membangkit-bangkit pasti memberikan apa yang kita minta itu dengan cuma-cuma.
Mengapa Tuhan mau memberikan segala yang kita minta dengan cuma-cuma? Karena dalam Roma 3:23-25 dikatakan bahwa kita yang dahulu adalah orang berdosa, namun telah ditebus dengan darah Yesus yang mahal, lebih dari emas dan perak, jika kita telah menerima dengan cuma-cuma, maka kita juga harus memberikannya dengan cuma-cuma pula seperti yang telah tertulis di dalam Matius 10:8b "Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah dengan cuma-cuma”. Kita yang telah mendengar seruan "marilah” untuk menikmati air kehidupan, maka kita pun harus mengajak yang lain dengan seruan "marilah” supaya mereka juga datang dan menerima air hidup yang telah kita terima dengan cuma-cuma.
Pada Yohanes 4:1-42 memberikan contoh cerita seorang perempuan Samaria yang sedang mencari air di Sumur Yakub, dan bertemu dengan Yesus saat murid-murid-Nya sedang ke kota untuk membeli makanan. Perempuan berdosa ini mendapat kemurahan untuk dapat bertemu dengan Yesus yang selanjutnya dia bersukacita karena dosanya diampuni.
Perempuan Samaria ini bagaikan gereja Tuhan yang berdosa dan merasa haus, karena padanya terdapat lima bahkan enam suami yang tidak sah. Dalam Kolose 3:5-6 ada lima dosa, yaitu dosa percabulan, kenajisan, hawa nafsu dan keserakahan yang sama juga dengan penyembahan berhala. Namun, adalah kasih karunia Allah bila perempuan Samaria ini bertemu Tuhan Yesus yang menawarkan air hidup padanya dengan cuma-cuma. Demikian juga adalah kasih karunia bagi kita saat mengenal dan menerima Tuhan Yesus. Sebab Ia rela berkorban di salib untuk menebus kita dari dosa. Penebusan yang diberikan untuk kita dengan cuma-cuma.
Puncak dari korban salib Tuhan Yesus, tertulis dalam Yohanes 19:28, 30, bahwa setelah Ia bergumul melawan kegelapan dosa, Ia merasa haus. Seharusnya kita yang merasakan derita karena haus ini, yaitu rasa haus akibat dosa-dosa kita, seperti yang perempuan Samaria alami juga sehingga ia pergi untuk menimba air ke sumur Yakub. Tetapi Tuhan Yesus rela menggantikan kita dengan menanggung rasa haus kita di dalam diri-Nya.
Dalam Yohanes 4:25-26 dijelaskan bahwa sebelum bertemu Tuhan Yesus, perempuan Samaria ini sudah tahu tentang Mesias. Namun hanya sekadar tahu begitu saja. Setelah bertemu Tuhan Yesus dan menerima air hidup yang Tuhan tawarkan, maka ia bisa mengenal Tuhan secara pribadi.
Dapat dikatakan perempuan Samaria ini merasakan sukacita dua kali lipat. Yang pertama, karena ia sudah menerima air hidup dan dipuaskan. Hal ini bagi kita adalah menerima penebusan dan penghapusan dosa dari Tuhan Yesus. Kedua, karena ia bisa mengenal dan bertemu muka dengan muka dengan Yesus, atau bagi kita sekarang adalah dapat mengenal Tuhan dengan benar dan secara pribadi, yakni sebagai Mempelai Pria Sorgawi. Gambaran sukacita yang dialami oleh perempuan Samaria ini tertulis dalam Yesaya 12:1-3, yaitu ada penghiburan, dan keselamatan, sebab murka Tuhan akibat dosa-dosa kita telah surut sehingga kita bisa menimba air kehidupan dengan kegirangan dari mata air kehidupan.
Sungguh sukacita besar dirasakan oleh perempuan Samaria ini sehingga pada Yohanes 4:28-30 dituliskan bahwa ia pun meninggalkan tempayannya (itulah bayangan meninggalkan kesibukan-kesibukan atau pekerjaan-pekerjaan kita di dunia) untuk pergi menyaksikan tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang di sekitarnya dengan berkata "Marilah..” agar mereka datang kepada Yesus, dan membuat banyak orang kota menjadi percaya dan mau mendengar Firman Pengajaran-Nya. Sehingga bukan hanya perempuan Samaria ini saja menerima kepuasan dan sukacita oleh air hidup yang Tuhan berikan, melainkan orang-orang sekotanya juga.
Marilah kita juga mau membagi dengan cuma-cuma air hidup yang sudah kita terima dengan cuma-cuma dari Tuhan, supaya sukacita, kepuasan, bahkan keselamatan yang telah kita terima dari Tuhan, bisa diterima saudara-saudara kita yang lain. Amin.