PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Okt
18

Pelayanan Kasih

Pelayanan Kasih
Uncategorized
Sebagai orang-orang yang beriman kepada Kristus Yesus, kita diajarkan untuk mengetahui bahwa ada 3 hal terpenting yang harus dimiliki dalam Yesus, yaitu iman, harap, dan kasih; sesuai yang tertulis dalam 1 Korintus 13:13. Dari ketiga hal tersebut, kasih adalah yang paling besar. Mengapa? Ayat 8a menjelaskan, karena kasih itu tidak berkesudahan atau kekal. Karena kasih adalah yang terbesar, 1 Korintus 14:1 mengajar kita supaya mengejar kasih itu. Maksudnya, jangan kita hanya puas, lalu berhenti dengan memiliki iman dan harap saja, tetapi kita harus lanjutkan sampai memiliki kasih di dalam hidup kita. Seperti Abraham, karena  iman dan harapnya kepada Allah dia mendapatkan anak perjanjian, Ishak, namun dia juga membuktikan kasihnya, dengan dia rela mengorbankan Ishak.

Pentingnya iman dan harap kita meningkat sampai pada kasih adalah disebabkan karena kasih berhubungan dengan kesempurnaan, sedangkan kerinduan Tuhan adalah agar kita menjadi sempurna sama seperti Bapa di Sorga. Salah satu cara untuk mengetahui apakah pada kita sudah ada kasih atau belum, dituliskan dalam 1 Yohanes 4:18 bahwa dalam kasih tidak ada ketakutan. Sebab kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Jika pada kita ada kasih dan tidak ada ketakutan, maka kita akan siap untuk masuk dalam "pelayanan kasih”, seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 8:6, yang dikerjakan oleh Titus. Apakah pelayanan kasih itu? Pelayanan kasih adalah bukti kerelaan hati kita untuk melayani demi kemuliaan Tuhan, atas dasar kita mengasihi Tuhan.

Disebut "pelayanan kasih” karena tidak ada imbalan atau gaji, sehingga harus berdasarkan kasih yang tulus dari hati. Selain itu dalam pelayanan ini juga ada banyak risiko yang harus ditanggung, contohnya seperti tertulis dalam 2 Korintus 8:19-21, bisa saja kita sudah berjerih payah melayani namun masih bisa saja dicela, disalahkan, dan lain-lain. Apabila kita sudah memulai pelayanan kasih ini, maka seperti yang diperintahkan Rasul Paulus kepada Titus, kita harus terus menerus mengerjakan pelayanan ini sampai selesai.

2 Korintus 8:1-2 menuliskan teladan Jemaat Makedonia yang melakukan pelayanan kasih. Rasul Paulus sangat bangga dan memuji Jemaat Makedonia dalam hal pelayanan kasih mereka. Sebab di saat mereka melayani, mereka juga sedang dalam pencobaan berat, dalam berbagai-bagai penderitaan dan secara jasmani mereka sangat miskin. Namun Jemaat Makedonia tetap mau melayani, sehingga diakui oleh rasul Paulus bahwa mereka kaya dalam kemurahan Allah, atau kaya secara rohani.

Pada ayat 7 disebutkan 5 kekayaan rohani yang ada pada Jemaat Makedonia yaitu iman, perkataan, pengetahuan, kesungguhan atau kesanggupan untuk membantu dan kasih terhadap hamba Tuhan (Gembala). Oleh adanya kekayaan inilah jemaat ini bisa melakukan pelayanan kasih.

Yang pertama Jemaat Makedonia kaya dalam iman. Menurut Roma 10:17, iman timbul dari mendengar Firman Kristus. Semakin sering atau banyak mendegar Firman, makin kuatlah iman seseorang. Dengan demikian, Jemaat Makedonia adalah jemaat yang suka mendengar Firman. Matius 17:20 menuliskan, walaupun hanya sebesar biji sesawi, asalkan kita memiliki iman maka ada kuasa besar terjadi dalam kita. Sebab dari sebesar biji sesawi itu, iman akan bertumbuh menjadi besar, sebesar iman untuk memindahkan gunung. Oleh iman tersebut kita mengalami mujizat-mujizat.

Yang kedua, Jemaat Makedonia kaya dalam perkataan. Bila dihubungkan dengan Kolose 4:6, kekayaan rohani yang ada pada Jemaat Makedonia ini adalah berupa kata-kata mereka yang menjadi berkat bagi yang mendengar, kata-kata yang penuh kasih dan dengan hikmat dari Tuhan. Perkataan semacam ini keluar dari hati yang penuh dengan Firman Kristus, yang merupakan lawan dari kata-kata yang hambar atau yang tidak enak didengar atau menyakitkan hati. Kiranya perkataan Jemaat Makedonia ini juga bisa menjadi teladan dalam perkataan kita. Sebab Matius 12:34-37 menuliskan bahwa setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Menurut ucapan kita, kita akan dibenarkan, bila yang kita ucapkan adalah kata-kata yang baik, yang keluar dari hati yang baik. Namun menurut ucapan kita juga, kita bisa dihukum. Yaitu bila kata-kata yang keluar adalah jahat bahkan yang berasal  dari hati yang jahat. Jadi, supaya kita bisa berkata-kata yang baik dan menjadi berkat, maka kita memerlukan Firman Tuhan ada dalam hati dan mulut kita dan menurut Ulangan 30:14, serta Yesaya 59:21, Tuhan berjanji akan menaruh Firman-Nya di dalam hati dan mulut kita. Sehingga dari dalam hati yang penuh Firman, kita bisa mengucapkan kata-kata yang menjadi berkat.

Yang ketiga, Jemaat Makedonia kaya dalam pengetahuan. Yang dimaksud pengetahuan di sini menurut 2 Korintus  4:6 adalah pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada Kristus. Oleh pengetahuan tersebut, kita beroleh terang. Kolose 2:2-3 menjelaskan bahwa apabila kita mendapat "pengetahuan” tentang kemuliaan Kristus ini, berarti kita menerima kekayaan besar. Sebab Kristus adalah rahasia Allah dan dalam rahasia tersebut tersembunyi segala harta, hikmat dan pengetahuan. Jadi, bila rahasia Allah yang menurut Kolose 1:26-27 sudah tersembunyi dari abad ke abad dan dari keturunan ke keturunan ini dibukakan, berarti kita menerima kekayaan besar berupa hikmat dan pengetahuan tentang Kristus. Bahkan kita bisa merasakan kehadiran Kristus di tengah-tengah kita.

Yang keempat, Jemaat Makedonia kaya dalam kesungguhan atau kesanggupan untuk membantu. Maksudnya adalah kemauan dari Jemaat Makedonia untuk berkorban. Walaupun secara jasmani mereka sangat miskin, namun mereka mau berkorban untuk pekerjaan Tuhan, dan menurut 1 Yohanes 3:16-18, perbuatan Jemaat Makedonia yang mau berkorban walau di tengah kemiskinan ini meniru teladan Kristus, yaitu mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Dari kemauan Jemaat Makedonia untuk berkorban ini mengajarkan kepada kita bahwa jika kita mau menjadi kaya dalam hal rohani, maka kita harus suka berkorban.

Yang kelima, Jemaat Makedonia kaya dalam kasih kepada hamba Tuhan. Dalam hal ini, tentu saja mereka mengasihi Rasul Paulus sebagai penyampai Firman Tuhan atau gembala mereka yang telah bekerja keras memimpin dalam Tuhan. Dalam hal ini Jemaat Makedonia melaksanakan Firman yang tertulis dalam 1 Tesalonika 5:12-13. Tuhan juga merindukan kita bisa menuruti teladan Jemaat Makedonia ini. Yaitu diwujudkan dengan kita mau menghormati, sungguh-sungguh mengasihi gembala kita, sehingga kita pun menjadi kaya seperti Jemaat Makedonia. 1 Timotius 5:17 menjelaskan kepada kita, hamba Tuhan yang sudah  berjerih lelah untuk berkhotbah dan mengajarkan Firman Pengajaran harus kita hormati 2 kali lipat. Galatia 6:6 mengajarkan supaya selain menghormati 2 kali lipat, kita pun mau membagi segala sesuatu yang ada pada kita karena kita pun telah menerima berkat Firman Pengajaran.

Inilah 5 kekayaan rohani yang dimiliki oleh Jemaat Makedonia, yang memampukan mereka untuk melakukan pelayanan kasih. Dari 5 macam kekayaan ini, terbagi menjadi 2 kelompok. Yaitu kelompok mendengar Firman dan kelompok melakukan Firman. Yang merupakan kelompok mendengar Firman adalah iman, pengharapan dan pengetahuan. Sebab oleh mendengar Firmanlah kita bisa memiliki iman, perkataan yang menjadi berkat, dan pengetahuan (tentang Kristus). Sedangkan yang merupakan kelompok melakukan Firman adalah kesungguhan atau kesanggupan untuk membantu dan kasih terhadap hamba Tuhan (gembala). Oleh karena mau melakukan Firmanlah maka kita mau berkorban dan mau menghormati 2 kali lipat hamba Tuhan yang bersusah payah berkhotbah dan mengajar.

Jadi, untuk kita bisa memiliki kekayaan rohani sama seperti Jemaat Makedonia, maka kita harus mau dan suka untuk mendengar Firman, dan juga mau melakukan Firman tersebut. Lukas 11:28 menuliskan bahwa apabila kita mau mendengar Firman dan melakukannya (memeliharanya) maka kita adalah orang-orang yang berbahagia. Sebab kita menjadi seperti Jemaat Makedonia yang kaya akan hal-hal rohani dan kita bisa masuk pelayanan kasih, sebagai bukti bahwa pada kita bukan hanya ada iman dan pengharapan  tetapi juga ada kasih, yang membawa kita untuk mencapai kesempurnaan sebagai Mempelai Perempuan Tuhan.



Post a comment