Jangan Memberi Tempat Kepada Serigala dan Burung di Udara
Uncategorized
"Siap Sedia”, kata ini harus selalu kita ingat bahkan menjadi praktek nyata dalam kehidupan kita, karena Yesus, Anak Manusia yang menurut Kisah Para Rasul 7:56 dan Lukas 22:69 sekarang ada di sebelah kanan Bapa di sorga, akan segera datang kembali. Dikatakan "datang kembali” karena Yesus sudah pernah datang yang pertama, dilahirkan di dunia. Namun menurut Lukas 9:58, pada kedatangan-Nya yang pertama semua menolak Dia.
Sekarang ini, banyak juga orang yang menolak Yesus. Bahkan, mereka tidak mengakui adanya Allah sebagaimana tertulis dalam Mazmur 14:1-3, mereka sudah menyeleweng, semua telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Bukannya memberi tempat pada Yesus, mereka malah memberi tempat kepada serigala dan burung seperti yang sudah kita baca dalam Lukas 22:69 tadi. Sebagai contoh sederhana, betapa sulitnya manusia diajak untuk beribadah, selalu saja mencari alasan untuk menolak beribadah pada Tuhan.
Yohanes 10:12 mengatakan, serigala mempunyai ciri suka menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba. Inilah bahaya yang seringkali harus dihadapi domba. Oleh sebab itu kita sebagai domba harus digembalakan oleh Gembala yang baik, bukan gembala upahan yang justru meninggalkan kawanan domba ketika serigala datang. Menerima Yesus sebagai Kepala berarti menempatkan Yesus sebagai Gembala yang baik. Yesus sebagai Gembala membuktikan kasih-Nya dengan menyerahkan nyawa bagi domba-domba-Nya, membela dari serangan serigala.
Zefanya 3:1-8 mengatakan serigala pun mau menjadi kepala; "…Para pemukanya di tengah-tengahnya adalah singa yang mengaum; para hakimnya adalah serigala pada waktu malam yang tidak meninggalkan apa pun sampai pagi hari. Para nabinya adalah orang-orang ceroboh dan pengkhianat; para imamnya menajiskan apa yang kudus, memperkosa hukum Taurat. …”. Mengaku sebagai nabi tetapi ceroboh dan pengkhianat bahkan menolak Firman Tuhan.
Selain serigala, ada juga burung-burung di udara. Burung-burung di udara menurut Efesus 6:12 adalah pemerintah, penguasa, penghulu dunia yang gelap dan roh-roh jahat di udara. Roh-roh jahat di udara yang berupa burung-burung di udara, Lukas 8:5 dan 11-12 menerangkan adalah iblis yang mengambil benih Firman yang ditaburkan di hati yang bagaikan pinggir jalan. Itu sebabnya dalam ibadah, kita harus membuka hati kita bagaikan tanah yang baik yang siap ditaburi benih Firman. Janganlah kita beribadah, namun hati dan pikiran kita memikirkan perkara lain, memikirkan segala kesibukan kita. Hati kita bukan bagaikan tanah yang baik tetapi bagaikan di pinggir jalan.
Marilah kita memberi tempat kepada Yesus sebagai Kepala dalam hidup kita, bukan kepada serigala dan burung-burung di udara. Memberi tempat kepada Yesus sebagai Kepala salah satunya dibuktikan dalam ibadah kita yang sungguh-sungguh. Dengan Yesus sebagai Kepala, maka kalaupun kita menghadapi masa-masa kesesakan atau kesulitan, pasti Dia menjadi pertolongan kita! Amin.