Yesus sudah naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Bapa.
Sekalipun demikian, Dia tidak meninggalkan kita. Seorang Penolong yang lain
yaitu Roh Kudus, Roh Kebenaran, diberikan bagi kita supaya menyertai kita
senantiasa sebagaimana disebutkan dalam Yohanes 14:16-17; "Aku akan minta
kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya
Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat
menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu
mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Dengan
demikian kita tidak pernah seorang diri, sekalipun secara jasmani kita sendiri
namun ada Roh Kudus, Roh Penolong yang selalu menyertai kita.
Pencurahan Roh Kudus sebenarnya sudah dinubuatkan oleh nabi
Yoel yang dikutip dalam Kisah Para Rasul 2:16-18; "tetapi itulah yang
difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoël: Akan terjadi pada hari-hari
terakhir -- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke
atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat,
dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu
yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan
perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.”
Sekalipun Roh Kudus sudah dicurahkan, Roh Kudus akan diterima hanya kepada
setiap orang yang mau percaya. Yohanes 7:37-39 mengatakan hal itu, "Dan pada
hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru:
"Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa
percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang
akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang,
karena Yesus belum dimuliakan.” Roh Kudus merupakan air hidup yang memberikan
kepuasan bagi yang haus.
Pada saat pencurahan Roh Kudus yang pertama pada orang-orang
percaya di Yerusalem, Roh Kudus dapat didengar berupa bunyi tiupan angin yang
keras dan dilihat berupa lidah-lidah api yang hinggap pada mereka. Kisah Para
Rasul 2:1-4, 33 menuliskan, "Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya
berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti
tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan
tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan
hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu
mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh
Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. … Dan sesudah Ia ditinggikan oleh
tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya
apa yang kamu lihat dan dengar di sini.”
Tentang "angin”, Yohanes 3:3-8 memberikan pengertian bahwa
kita harus dilahirkan kembali dari air dan Roh; Yesus menjawab, kata-Nya:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali,
ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya:
"Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia
masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air
dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari
daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu
dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap
orang yang lahir dari Roh."
Kita harus dilahirkan kembali, tidak lagi hidup menuruti keinginan
daging tetapi keinginan Roh. Tiap orang yang hidup menuruti keinginan daging
membuka perseteruan dengan Allah dan tidak mungkin berkenan kepada Allah. Dan
bagaimana Allah akan mendengar doa dari orang yang berseteru kepada-Nya? Tetapi
kita yang mau hidup baru, menuruti keinginan Roh, berkenan kepada Allah dan
hidup di dalam damai sejahtera. Terlebih lagi karena kita memiliki Roh Kristus,
maka kita menjadi milik Kristus. Dan tentu saja Tuhan pasti mendengar setiap seruan doa orang yang menjadi milik-Nya.
Roma 8:5-9 sangat keras menulis, "Sebab mereka yang hidup
menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut
Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut,
tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging
adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah;
hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak
mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan
dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak
memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.”
Selanjutnya dalam Roma 8:14-16 disebutkan, kita yang hidup
di dalam pimpinan Roh Kudus disebut sebagai anak-anak Allah dan layak memanggil
Dia, ya Abba ya Bapa. Dan pada ayat 24-27 disebutkan, Roh Kudus itu membantu
kita dalam kelemahan kita, Roh itu berdoa untuk kita kepada Allah, "Sebab kita
diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan
pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya
dengan tekun. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita
tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk
kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang
menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai
dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.”