PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Sep
23

Keluarlah dari Babel dan Kasdim

Keluarlah dari Babel dan Kasdim
Uncategorized
"Keluarlah dari Babel, larilah dari Kasdim! Beritahukanlah dengan suara sorak-sorai dan kabarkanlah hal ini! Siarkanlah itu sampai ke ujung bumi! Katakanlah: "TUHAN telah menebus Yakub, hamba-Nya!" Mereka tidak menderita haus, ketika Ia memimpin mereka melalui tempat-tempat yang tandus; Ia mengeluarkan air dari gunung batu bagi mereka; Ia membelah gunung batu, maka memancarlah air. "Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!" firman TUHAN” - Yesaya 48:20.

Pada ayat di atas disebutkan, jika kita mau menikmati air kehidupan yang Tuhan sediakan, Dia menghendaki kita keluar dari Babel dan Kasdim. Babel dan Kasdim ini membayangkan dunia ini, kita harus "keluar” dari suasana duniawi ini. Tentang Babel dan Kasdim juga disebutkan dalam Yeremia 50:1 dan 8, "Firman yang disampaikan TUHAN dengan perantaraan nabi Yeremia mengenai Babel, mengenai negeri orang-orang Kasdim … Larilah dari tengah-tengah Babel, dari negeri orang-orang Kasdim! Keluarlah! Jadilah seperti kambing-kambing jantan yang mengepalai kawanannya!”

Ada malapetaka yang akan menimpa Babel dan Kasdim. Setiap orang yang ada di dalamnya akan ditumpas dan binasa. Oleh sebab itu jangan kita hidup dalam hawa nafsu dunia ini, keluar dan larilah dari Babel dan Kasdim supaya jangan kita turut tertimpa malapetaka di dalamnya, sebagaimana ditulis dalam Yeremia 51:1-6, Beginilah firman TUHAN: "Sesungguhnya, Aku menggerakkan terhadap Babel, terhadap penduduk negeri orang-orang Kasdim, suatu semangat pemusnah. Aku akan mengirim ke Babel penampi-penampi yang akan menampinya dan yang akan menyapu bersih negerinya, sebab mereka mengepungnya dari segala pihak pada hari malapetaka. Hendaklah si pemanah membidikkan panahnya kepada orang yang membidik dan kepada orang yang berbaju zirah! Janganlah merasa sayang akan teruna-terunanya, tumpaslah segala tentaranya! Orang-orang yang terbunuh akan rebah di negeri orang-orang Kasdim dan orang-orang yang luka parah di jalan-jalannya -- sungguh, Israel dan Yehuda tidak ditinggalkan sebagai janda oleh Allahnya, oleh TUHAN semesta alam -- sebab negeri orang Kasdim penuh dengan kesalahan terhadap Yang Mahakudus, Allah Israel. Larilah dari tengah-tengah Babel, hendaklah setiap orang menyelamatkan nyawanya, supaya kamu jangan tertumpas karena kesalahannya! Sebab inilah waktu pembalasan bagi TUHAN; Ia membayar ganjaran kepadanya.”

Sekalipun dunia ini akan ditimpa malapetaka, kita yang sudah keluar dari Babel dan Kasdim tidak pernah ditinggalkan sebagai janda, artinya Tuhan mau menempatkan diri sebagai Suami atau Mempelai Pria bagi mempelai perempuan-Nya. Ditulis dalam Yesaya 54:4-5, "Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu. Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.” Juga dalam Hosea 2:15 disebutkan, "Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku!”

Jika kita mau menjadi isteri-Nya dan Tuhan sebagai Suami kita, maka kita harus mencintai Dia. Jangan kita bagaikan isteri yang meninggalkan suami, yang sudah berpaling dari cintanya. Sebagai isteri harus mencintai suaminya sendiri.

Tuhan menghendaki kita lari keluar dari Babel. Sebenarnya seperti apakah Babel itu? Babel adalah dipenuhi dengan dosa kenajisan dan percabulan, suatu tempat kediaman roh-roh jahat. Dosa Babel sudah bertimbun-timbuh sampai ke langit dan dia berkata "aku bukan janda”, karena dia hidup dengan banyak suami dalam persundalannya. Oleh sebab itu kita harus segera keluar dari sana supaya jangan kita turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Ditulis dalam Wahyu 18:1-7, "Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya." Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya. Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya; berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.”

Setelah kita keluar dari Babel, Tuhan mau mengadakan penebusan bagi kita dari segala dosa-dosa kita. Korban penebusan Yesus di kayu salib menghapus segala dosa dan kesalahan kita. Tuhan menebus kita bahkan memanggil kita dengan nama kita sebagaimana dikatakan dalam Yesaya 43:1, "Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” Kita yang sudah dipanggil dan ditebus dengan darah-Nya, sekarang kita menjadi kepunyaan Tuhan sendiri. Kata kepunyaan Tuhan sendiri menunjukkan pada hubungan suami dan isteri, karena yang berhak berkata sebagai kepunyaan sendiri kepada seorang perempuan adalah suaminya sendiri.  Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena Dia telah menebus kita menjadi kepunyaan-Nya sendiri, bahkan menyediakan air kehidupan yang memberikan kepuasan bagi kita.





Post a comment