PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jan
17

Jangan Kecewa dan Menolak Yesus

Jangan Kecewa dan Menolak Yesus
Uncategorized
Pada saat Maria mendapatkan karunia untuk mengandung bayi Yesus, dia mengatakan kepada Malaikat yang menyampaikannya, "aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Maria, sebagai hamba Tuhan tidak menolak atau membantah tugas yang diberikan Tuhan. Ini menjadi teladan bagi kita, sebagai hamba Tuhan juga harus selalu siap melaksanakan setiap tugas dari Tuhan.

Sekalipun Yesus lahir di Betlehem, Dia kemudian kembali ke Nazaret dan dibesarkan di sana. Pada saat Yesus sudah menjadi dewasa dan mengajar di rumah ibadah orang-orang Nazaret, mereka menjadi takjub karena hikmat dan kuasa mengadakan mujizat yang Yesus kerjakan. Namun sayang sekali kemudian mereka menjadi kecewa dan menolak Yesus, setelah mereka melihat Yesus adalah anak tukang kayu. Dapat kita baca dalam Matius 13:53-58, "Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ. Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.” Bahkan saudara-saudara Yesus sendiri pun tidak mau percaya kepada Yesus. Ini harus menjadi kewaspadaan bagi kita, karena iblis berusaha supaya kita menjadi kecewa dan menolak Yesus. Iblis bekerja bukan hanya dalam jemaat saja, tetapi bahkan dalam keluarga.  

Janganlah kita seperti orang-orang Nazaret yang sekalipun sudah melihat hikmat dan mujizat yang Tuhan kerjakan tetapi kemudian menjadi kecewa dan menolak Dia. Karena ditulis dalam Matius 11:6, "Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Karena kecewa dan menolak Yesus, maka mujizat tidak akan terjadi. Tetapi baiklah kita menjadi percaya kepada Yesus! Sebagai orang tua juga harus mendidik anak-anaknya dalam satu iman dan satu pengajaran. Sehingga dalam keluarga juga ada berkat, ada mujizat yang Tuhan kerjakan.

Saudara-saudara Yesus yang semula tidak mau percaya kepada Yesus, pada akhirnya mereka menjadi percaya kepada Yesus. Salah satu contoh adalah Yakobus. Pada saat Paulus dan Barnabas menceritakan bagaimana pertobatan yang terjadi pada orang-orang bukan Yahudi. Maka tampillah Yakobus sebagai tokoh dalam jemaat di Yerusalem. Ditulis dalam Kisah Para Rasul 15:12-13, "Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: "Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku:” Diperkuat dalam Galatia 1:19-20, "Tetapi aku tidak melihat seorang pun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.” Juga Galatia 2:9, "Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat;” Yakobus yang ditulis di sini bukanlah Yakobus murid Yesus, karena Yakobus murid Yesus sudah dibunuh Herodes dalam Kisah Para Rasul 12:1-2, "Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.” Yakobus yang dimaksud di sini adalah Yakobus saudara Yesus. Yakobus sebagai sokoguru jemaat, sebagai tokoh dalam jemaat itu ada tanda persekutuan juga dengan Paulus dan Barnabas. Kita juga harus ada tanda persekutuan dalam kasih persaudaraan dengan semua saudara-saudara seiman. Yakobus ini juga yang akhirnya menulis surat Yakobus yang berisi tentang iman. Dia menulis dalam Yakobus 1:1, "Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.” Dia menekankan tentang percaya harus dengan perbuatan.

Selain Yakobus, Yudas juga menulis surat Yudas yang menekankan tentang penghukuman bagi orang yang tidak mau percaya. Dia menulis dalam Yudas 1:1 dan 5, "Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. … Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.” Yudas juga menasihatkan supaya kita berjuang dalam mempertahankan iman sebagaimana ditulis dalam ayat 3, "Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.”



Post a comment