PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Okt
22

Iman Abraham

Iman Abraham
Uncategorized
Dikisahkan dalam Kejadian 15:1, Abram yang nanti namanya menjadi Abraham dalam keadaan takut setelah menghadapi serangan dari raja-raja dari Timur. Oleh sebab itu Tuhan berfirman kepada Abram, Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Hal ini juga sesuai dengan apa yang ditulis dalam Ibrani 13:5b-6, kita tidak perlu takut karena Tuhan menjadi Penolong kita, yang tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita.

Jangan kita takut, karena Tuhan menjadi perisai kita! Menjadi Pembela kita! Roma 8:31-34 mengatakan: "Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”

Tuhan tidak saja berkata "janganlah takut” dan "Akulah perisaimu”, tetapi Tuhan juga menyediakan upah yang besar atas segala sesuatu yang kita kerjakan untuk Tuhan. Dapat kita baca dalam Matius 10:40, "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."

Namun seringkali kita harus menghadapi ujian iman sebagaimana Abraham, Tuhan meminta anak tunggalnya dijadikan sebagai korban di Gunung Moria. Namun karena imannya, Abraham mengorbankan bagi Tuhan apa yang Tuhan minta. Tentang hal ini dapat kita baca dalam Kejadian 22:1, Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Abraham segala sesuatu adalah dari Tuhan, termasuk Ishak anaknya, juga adalah pemberian Tuhan. Sehingga pada saat Tuhan meminta anaknya, Abraham memberikannya. Namun imannya, tidak mungkin anaknya mati sebagaimana ditulis dalam Ibrani 11:17, Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. Karena Abraham membuktikan imannya dengan menurut Firman Tuhan, maka Tuhan memberkati Abraham dengan melimpah-limpah bahkan sampai pada keturunannya.



Post a comment