PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Mei
8

Yesus sebagai Kepala Jemaat

Yesus sebagai Kepala Jemaat
Uncategorized
Bersyukur, kita memiliki Tuhan Yesus yang hidup! Ia telah rela mati, namun bangkit dan hidup selama-lamanya. Karena Dia hidup, maka bagi kita pun ada jaminan untuk tetap hidup. Seperti yang disaksikan oleh Rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 26:21-23, bahwa menghadapi orang-orang Yahudi yang mau membunuhnya karena pemberitaannya tentang Tuhan Yesus Kristus, maka hanya oleh pertolongan Tuhan ia bisa lolos dan hidup. Pengalaman Rasul Paulus menghadapi ancaman dibunuh karena Kristus ini juga bisa terjadi pada kita yang mengikuti Kristus. Bahkan Tuhan Yesus sendiri memperingatkan dalam Yohanes 16:1-4a bahwa kita bisa saja dikucilkan, sampai sejauh akan dibunuh karena mengikut Tuhan. Namun, jangan kecewa atau menolak Tuhan karena ada ancaman tersebut, tetapi tetaplah setia dan mengasihi Tuhan. Sebab bagi kita yang mengasihi Tuhan dijamin akan diloloskan dari maut dan tetap hidup.

Sebenarnya, ancaman dikucilkan, dibunuh, dan sebagainya adalah salah satu usaha iblis merusak gereja Tuhan. Iblis sangat menentang terbentuknya mempelai perempuan Tuhan, maka ia berusaha membinasakan gereja Tuhan. Bahkan sampai saat mempelai perempuan sudah terbentuk pun iblis dalam wujud naga masih berusaha memangsa mempelai perempuan Tuhan. Namun, oleh perlindungan dan pertolongan Tuhan maka mempelai-Nya berhasil lolos dari naga. Seperti Rasul Paulus pun diloloskan dari ancaman maut, sehingga pada 1 Korintus 15:54-55 ia berani menantang maut. Sebab ia yakin dan telah mengalami pertolongan Tuhan yang memberi kemenangan atas maut.

Pada Kisah Para Rasul 26:23 Rasul Paulus memberitakan tentang Yesus sebagai yang pertama bangkit dari antara orang mati. Selain merupakan yang pertama bangkit dari kematian, dalam Markus 10:1-2 juga dituliskan bahwa peristiwa kebangkitan Yesus juga terjadi pada hari pertama dari minggu itu. Dalam 1 Korintus 15:20; 23-24 menyebutkan tentang Tuhan Yesus yang pertama bangkit itu dengan istilah yang sulung bangkit dari kematian. Tuhan Yesus pasti bangkit dan hidup, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut, sesuai yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:23-24. Ia yang sulung atau pertama bangkit itu memiliki kemenangan mutlak.

Yesus adalah Putra tunggal Bapa, yang pertama atau yang sulung, dan Dialah Alfa dan Omega. Menurut Kolose 1:15-18, Kristus yang sulung itu adalah Kepala Jemaat. Sebagai Kepala, Dialah yang lebih utama dari segala sesuatu. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan yang telah menaklukkan maut. Oleh karena itu, bila kita menempatkan Dia sebagai Kepala yang terutama dalam hidup kita, pasti Tuhan Yesus sanggup menolong, membereskan segala masalah-masalah kita dan mencukupkan segala keperluan kita.

Suatu bukti nyata pertolongan dari Kristus sebagai Kepala yang bisa kita lihat dalam Yohanes 21:11, 5-6 dari pengalaman Petrus dan murid-murid yang lain saat menjala ikan. Awalnya, ketika para murid mengandalkan diri sendiri dalam menjala ikan, sekalipun mereka sudah berpengalaman mereka gagal, tidak mendapat seekor ikan pun. Namun ketika mereka bertemu Tuhan Yesus dalam kuasa kebangkitan-Nya, maka segala kegagalan diubah Tuhan menjadi keberhasilan. Walaupun sepertinya adalah hal yang mustahil bisa menangkap seratus lima puluh tiga ekor ikan besar dan jalanya tidak koyak, namun inilah yang terjadi oleh pertolongan Kristus sebagai Kepala. Bagi kita sekarang pun, hal ini dapat terjadi asalkan kita mau mengutamakan Yesus sebagai Kepala.

Menurut Efesus 5:22-23, Kristus sebagai Kepala adalah Kristus sebagai Suami yang menyelamatkan jemaat sebagai anggota tubuh-Nya. Berdasarkan ayat ini, maka kita diyakinkan bahwa melalui Firman Tuhan dalam Pengajaran Mempelai Alkitabiah kita dipersiapkan untuk menjadi mempelai perempuan Tuhan yang dijamin memperoleh kemenangan dan hidup kekal. Untuk itu jika saat ini kita harus menghadapi berbagai ancaman dan penderitaan karena Kristus, maka jangan kita takut atau menjadi lemah. Sebaliknya kita harus tetap kuat, sebagaimana pengalaman Rasul Paulus, di mana dalam 2 Timotius 4:14-16 dituliskan bahwa ia menghadapi Aleksander yang sangat menentang Firman yang disampaikannya. Bila menentang Firman yang disampaikan, sudah pasti menentang atau membenci yang menyampaikan Firman. Karena kebenciannya dia bahkan ingin membunuh Rasul Paulus. Suatu tantangan yang berat, bahkan menjadi bertambah berat lagi karena pada saat-saat itu tidak ada seorang pun yang membantunya dan semua orang meninggalkannya sendiri. Namun ayat 17 dan 18 menuliskan bahwa walaupun semua orang meninggalkan Rasul Paulus, tetapi Tuhan tetap mendampingi, menyertai dan menguatkannya. Sehingga Rasul Paulus bisa lolos dari pergumulan yang berat tersebut dengan dia berkata "dengan demikian aku lepas dari mulut singa”. Tuhan tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendiri, Tuhan selalu bersama-sama dengan kita untuk menguatkan dan memberikan kemenangan besar.

Karena kehebatan pertolongan Tuhan yang dinyatakan kepada-Nya, maka Rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 26:22 mau bersaksi kepada semua orang, baik yang besar maupun yang kecil. Isi kesaksiannya adalah tentang Tuhan Yesus Kristus sebagai Mesias yang telah mengalami tiga hal, yaitu menderita sengsara, yang bisa kita lihat mulai dari Ia berdoa di Taman Getsemani sampai terpaku di kayu salib, suatu penderitaan hebat. Yang kedua, Mesias telah mati lalu dikuburkan, dan yang ketiga, Tuhan Yesus telah bangkit dari antara orang mati.

Tuhan Yesus rela menderita sengsara bahkan sampai mati di kayu salib adalah demi menggantikan kita. Untuk itu Kolose 3:5-6 mengajarkan untuk kita juga mau mati bersama Kristus. Maksudnya kita mau mematikan segala dosa-dosa kita yang bisa mendatangkan murka Allah atas kita. Dengan kita mau mati bersama Kristus, maka kita akan dikuburkan bersama segala dosa-dosa kita dalam melalui  baptisan air, kemudian kita pun mengalami kebangkitan bersama Yesus, dan kita masuk dalam suatu hidup baru yang tidak lagi dikuasai dosa. Inilah yang dimaksud pada ayat 5, bahwa bila kita telah menjadi satu dalam tanda kematian Yesus, kita pun akan menjadi satu dalam tanda kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus adalah suatu kemenangan atas segala musuh, termasuk maut, sehingga kita pun menerima berkemenangan atas maut.

Kita yang sudah berkemenangan, seharusnyalah kita mau menempatkan Yesus yang telah bangkit itu sebagai Kepala. Artinya, kita mau menempatkan Yesus sebagai yang terutama dalam hidup kita. Dia yang sulung bangkit dari kematian mau menjadikan kita oleh Firman kebenaran, sehingga pada tingkat tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya, seperti yang tertulis dalam Yakobus 1:18. Kata "pada tingkat tertentu” di sini mempunyai arti kita mencapai tingkat kesempurnaan.

Dalam Filipi 3:12-16, Rasul Paulus mengajarkan bahwa untuk kita mencapai kesempurnaan, maka kita harus berjuang, berlari-lari untuk mengejar tujuan kita, dan tidak lupa selalu menempatkan Tuhan sebagai Kepala dalam hidup kita. Pada akhirnya, kita yang telah sempurna layak masuk Kota Yerusalem baru, kota dari anak-anak sulung, kota mempelai perempuan Tuhan seperti tertulis dalam Ibrani 12:22-23.

Marilah kita bertahan bila kita harus menderita karena Yesus; kita mau menyatu dalam tanda kematian Yesus dalam arti mematikan segala dosa-dosa kita; dan kita menyatu dalam tanda kebangkitan Yesus dengan kita mau mengutamakan Dia sebagai Kepala bagi kita. Haleluya!




Post a comment