PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Mei
16

Damai Sejahtera Allah Melampaui Segala Akal

Damai Sejahtera Allah Melampaui Segala Akal
Uncategorized
Damai sejahtera merupakan sesuatu yang sangat didambakan semua orang. Berbagai cara ditempuh orang untuk mendapatkannya, bahkan sekalipun harus dengan membayar harga yang mahal. Namun apa yang didapatkan dari dunia ini hanyalah damai sejahtera yang semu. Damai sejahtera yang sesungguhnya hanya ada pada Tuhan Yesus. Hanya pada Dia adalah sumber damai sejahtera yang sesungguhnya.

Untuk mendapatkan damai sejahtera dari Tuhan, kita harus senantiasa dekat pada Tuhan, bukan meninggalkan Tuhan. Tidak meninggalkan Tuhan berarti kita memiliki sumber air hidup, sehingga seperti tertulis dalam Yeremia 17:14, pada saat kita sakit dan berseru "sembuhkanlah aku” maka Tuhan akan menyembuhkan kita, dan pada saat kita dalam bahaya dan berseru "selamatkanlah aku” maka Tuhan akan menyelamatkan kita. Tentunya pada saat kita dalam keadaan baik-baik saja, Tuhan juga pasti memberikan kesehatan dan keamanan.

Dalam Yeremia 17:13 dan Yeremia 16:11, sekali lagi mengingatkan kita jangan pernah meninggalkan Tuhan karena hal itu sama dengan meninggalkan sumber air hidup. Kepada orang yang meninggalkan Tuhan, dikatakan dalam Yeremia 16:5, Tuhan akan menarik damai sejahtera-Nya yang mengakibatkan maut, dukacita, ratap tangis dan perkabungan. Mungkin kita berpikir, mengapa jika kita meninggalkan Tuhan akan kehilangan damai sejahtera? Karena Tuhan adalah sumber air hidup, Dia juga adalah sumber damai sejahtera, seperti tertulis dalam Roma 15:33. Baik air kehidupan maupun damai sejahtera, sumbernya adalah sama, yakni Allah. Jadi jika kita terima air kehidupan yang dapat berupa Firman Tuhan berarti kita juga pasti menerima damai sejahtera yang tidak ada habisnya.

Mari kita lihat lebih jauh tentang damai sejahtera dari Tuhan. Dalam Yesaya 26:3 disebutkan  bahwa kepada kita yang hatinya teguh, Tuhan jagai dengan damai sejahtera. Bagaimanakah hati yang teguh itu? Jawabannya adalah hati yang kuat untuk percaya kepada Tuhan selama-lamanya, seperti tertulis dalam ayat 4. Lalu mengapa hati kita harus percaya kepada Tuhan? Sebab Tuhan adalah Gunung Batu yang kekal, yang tidak tertaklukkan dan yang berkemenangan.

Kesimpulannya adalah bila hati kita percaya kepada Tuhan, pasti kita menerima damai sejahtera. Bila Tuhan menjanjikan damai sejahtera, itu pasti digenapi. Dalam Ibrani 11:16 dan 10 dikatakan bahwa Tuhan telah mempersiapkan sebuah kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan yang dibangun oleh Allah sendiri. Tapi apa hubungannya dengan damai sejahtera? Kota ini, yaitu kota Yerusalem baru, yang di dalamnya terdapat sumber air hidup merupakan kota yang penuh damai sejahtera, bahkan dapat dikatakan ini merupakan puncak damai sejahtera.  Karena masuk ke kota Yerusalem baru adalah tujuan akhir kita dalam mencari tempat tinggal yang tetap dan ini merupakan kehidupan yang akan datang. Mengingat sekarang kita hidup di dunia ini tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap, kita hanya menumpang  sesuai dengan yang ditulis dalam Ibrani 13:14.

Kota Yerusalem baru yang penuh dengan damai sejahtera inilah yang dimaksud dalam Yesaya 26:1, merupakan kota yang kuat untuk keselamatan kita. Kota ini merupakan kota mempelai perempuan Tuhan, suatu kota yang dalam Yoel 2:32 disebutkan memiliki jaminan keselamatan. Jika kita baca kembali dalam Yesaya 26:2, pintu-pintu gerbang kota yang kuat ini masih terbuka. Artinya, masih ada kesempatan bagi kita untuk dapat melalui pintu-pintu gerbangnya dan masuk ke dalam kota itu.

Mengenai pintu gerbang, ada dua pengertian yang bisa kita ambil. Pertama, menurut Mazmur 87:1-2, "Mazmur bani Korah: suatu nyanyian. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya:  TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub.” Pada ayat ini disebutkan sebagai "pintu-pintu gerbang Sion”, atau dalam Mazmur 9:15 disebut sebagai "pintu gerbang putri Sion.” Dikatakan sebagai "putri Sion” sangat jelas menunjuk pada pengertian "mempelai perempuan Tuhan”. Jadi, mempelai perempuan Tuhan akan masuk melalui pintu-pintu gerbang Sion dan mendapatkan keselamatan serta hidup yang kekal.

Kedua, menurut Mazmur 9:14 disebutkan ada juga "pintu gerbang maut”. Tentu saja orang yang melewatinya akan menuju kepada kebinasaan. Seharusnya karena segala dosa kita, sebagai upahnya kita ada pada pintu gerbang maut ini.  Kita patut bersyukur pada Tuhan, melalui Pengajaran Mempelai Alkitabiah, kita menerima kasih-Nya yang telah menebus kita dari dosa dan memindahkan kita dari pintu gerbang maut kepada pintu gerbang putri Sion.

Selanjutnya jika kita membandingkan dengan Matius 7:13-14, pintu gerbang maut bagaikan pintu yang lebar yang menuju kebinasaan. Pada pintu yang lebar ini banyak orang yang masuk melaluinya. Sedangkan pintu gerbang putri Sion adalah bagaikan pintu yang sesak atau sempit yang menuju kepada kehidupan yang kekal. Namun sayang sekali hanya sedikit orang yang mendapatinya.

Dalam Mazmur 118:19-21 dikatakan bahwa orang yang masuk melewati pintu gerbang Tuhan, akan penuh dengan ucapan syukur karena Tuhan menjawab kita dan menjadi keselamatan kita. Bahkan pada ayat 24-26 disebutkan ada sorak-sorai, sukacita dan berkat Tuhan.

Saatnya akan tiba, pintu gerbang putri Sion akan ditutup. Artinya sudah tidak ada lagi kesempatan untuk dapat melaluinya dan masuk ke kota Yerusalem baru. Wahyu 21:27 mengatakan, "Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.” Kepada mereka ini tidak akan dapat masuk ke kota Yerusalem baru. Sedangkan dalam Wahyu 22:14 dituliskan, kepada orang yang "membasuh jubahnya” atau dalam pengertian "yang melakukan Firman”, adalah orang-orang yang berbahagia karena berhak masuk melalui pintu-pintu gerbangnya dan masuk ke dalam kota Yerusalem baru.

Masuk ke dalam kota Yerusalem baru merupakan berkat yang akan datang yang akan kita terima. Namun Tuhan juga memberikan berkat-Nya untuk masa kita sekarang di dalam dunia. Baiklah kita kembali pada Yesaya 26:2-3 dan 12. Tuhan yang memberikan damai sejahtera bagi kita dibuktikan dengan dalam segala sesuatu yang kita kerjakan, Tuhan yang melakukannya bagi kita. Jika Tuhan yang melakukan bagi kita maka kita pasti berhasil! Dengan demikian seperti tertulis dalam Filipi 4:6-7, janganlah kita kuatir tentang apapun juga, tapi baiklah kita serahkan segala kekuatiran hanya pada Tuhan.  Kita nyatakan dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur segala keinginan kita pada Allah. Tuhan dalam kuasa damai sejahtera-Nya akan melakukan perkara yang besar yang melampaui akal kita, menolong kita dan melepaskan dari segala kekuatiran kita.

Ada contoh tentang pribadi yang memiliki hati yang percaya dengan teguh kepada Tuhan, yang akhirnya menerima damai sejahtera Allah yang melampaui akal manusia serta melihat keajaiban dan kemuliaan Allah dinyatakan. Dalam Yohanes 11, ada sebuah kisah tentang satu keluarga yang tinggal di Betania. Sebuah keluarga yang dikasihi Yesus, terdiri dari tiga bersaudara; Lazarus, Maria dan Marta. Maria ini adalah perempuan yang mau duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan Firman-Nya, yang dapat kita baca pada Lukas 10:38-42. Dalam kisah ini disebutkan Lazarus sedang sakit. Namun setelah Maria dan Marta mengabarkan pada Tuhan Yesus, Yesus masih menunggu dua hari lagi sebelum datang ke rumah Lazarus. Singkatnya, Lazarus akhirnya mati. Hal ini bukan berarti  Yesus telah terlambat datang. Dalam ayat 15 dikatakan, "tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Untuk menerima damai sejahtera, Tuhan mengajarkan untuk lebih dulu harus percaya. Bukan seperti Tomas, yang dalam ayat 16 menunjukkan ketidakpercayaannya.

Kita harus belajar percaya bahwa pada Tuhan ada kuasa kebangkitan dan hidup. Dalam ayat 25 dan 26 disebutkan ada dua hal penting, yaitu yang mati akan dibangkitkan dan hidup – contohnya Lazarus, dan yang hidup tidak akan mati selama-lamanya. Pada ayat 27-32 kita dapat lihat, Marta yang tidak percaya dan Maria yang memiliki percaya. Seperti yang sudah disebutkan tadi, Maria dapat memiliki percaya karena dia suka mendengarkan Firman Tuhan. Berbeda dengan Marta yang hanya sibuk melayani tanpa mau mendengar Firman Tuhan. Ingat, percaya datangnya dari mendengar Firman Tuhan!

Sikap dari Maria pun berbeda dengan Marta. Ketika bertemu dengan Yesus, Maria tersungkur di kaki Yesus sehingga tergeraklah hati Yesus dan menangis. Kemudian di ayat 36-44 kita dapat melihat, Maria yang percaya pada Tuhan, Tuhan jagai dengan damai sejahtera, bahkan damai sejahtera yang melampaui segala akal. Secara akal manusia, adalah mustahil Lazarus yang sudah mati empat hari untuk hidup kembali, tetapi kuasa damai sejahtera Allah sanggup membangkitkan Lazarus. Maria pun melihat kemuliaan Allah dinyatakan!

Bukan hanya Maria yang dapat  menerima damai sejahtera Allah serta melihat perkara yang besar dan ajaib. Kita juga dapat menerimanya, asalkan kita mau percaya Firman Tuhan segala sesuatu yang mustahil dan yang dapat membuat kita kuatir bahkan putus asa, akan kita Tuhan melakukan perkara yang besar dan ajaib, sehingga kita akan merasakan damai sejahtera Allah yang melampaui akal sungguh-sungguh menjadi nyata bagi kita. Jangan pernah kita meninggalkan Tuhan, meninggalkan sumber air hidup atau meninggalkan Firman Tuhan! Jika kita tidak mau kehilangan sumber damai sejahtera. mr/wy






Post a comment