PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Nov
5

Bersyukurlah Sebab Tuhan itu Baik

Bersyukurlah Sebab Tuhan itu Baik
Uncategorized
Air pahit berubah menjadi air manis seperti secangkir kopi pahit yang diberi gula, tentu hal yang biasa. Namun, bila peristiwa tersebut dialami oleh Bangsa Israel saat berada di Mara, seperti tertulis dalam Keluaran 15:23-25, ini merupakan perkara ajaib. Peristiwa itu menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Amin!

Di Mara,  Tuhan menunjukkan sepotong kayu kepada Musa, oleh Musa kayu tersebut dilempar ke dalam air pahit. Luar biasa air pahit tersebut berubah menjadi manis. Kayu yang dilempar ini adalah bayangan pribadi Tuhan Yesus dalam pengorbanan-Nya di atas kayu salib untuk menebus kita.
Pahit adalah rasa yang tidak enak, tidak sedap seperti rasa empedu. Kepahitan hidup berarti kesukaran dan kesusahan dalam hidup. Berada dalam suasana kepahitan, menurut Mazmur 107:4-5 digambarkan bagaikan orang yang mengembara tanpa tujuan. Sehingga menjadi lapar dan haus (rohaninya) dan mengakibatkan jiwa menjadi lemah dan lesu. Apa yang menyebabkan kepahitan hidup? Mazmur 107:33-34 menunjukkan penyebab kepahitan  hidup manusia adalah kejahatan-kejahatannya. Karena kejahatan , suasana kepahitan hidup menimpa , bagai sungai menjadi padang gurun, pancaran-pancaran air menjadi tanah gersang dan tanah subur menjadi padang asin.

Galatia 3:13menulis,Tuhan Yesus telah menebus kita dengan rela tergantung di kayu salib,menanggung kutuk yang seharusnya menimpa kita. Sebab ada tertulis, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib”. Oleh penebusan Tuhan Yesus, maka segala kepahitan hidup kita bahkan puncak kepahitan kita ditanggung-Nya. Dengan menanggung kutuk kita, Tuhan mau mengubah segala kepahitan dalam hidup kita menjadi manis. Hal manis sesudah  dibebaskan dari kutuk, menurut Galatia 3:14 kita menerima berkat Abraham. Lewat Mazmur 107:35-38 kita melihat suasana saat Tuhan telah menebus dari segala kejahatan kita; suasana air pahit diubah menjadi manis, yaitu suasana padang gurun berubah menjadi kolam air, tanah kering menjadi pancaran-pancaran air, suasana kutuk berubah menjadi berkat. Haleluya!

Bila direnungkan karya penebusan Tuhan Yesus, sesungguhnya siapakah manusia sehingga Tuha rela mati baginya? Mazmur 107:1-3 menjawab bahwa bukan karena manusia baik, tetapi karena "Tuhan itu baik”, maka ditebusnya manusia. Setelah merasakan berkat dan kebaikan Tuhan yang membuat hidup kita terasa manis, maka Tuhan mau mengajarkan dan mengoreksi supaya jangan yang pahit itu terjadi lagi dalam hidup kita. Selanjutnya Mazmur107: 6-9 mengingatkan supaya saat-saat kita dalam kepahitan, mau berseru-seru kepada Tuhan sambil memandang korban salib-Nya. Maka dengan ajaib Tuhan menolong kita, mengenyangkan dan memuaskan jiwa kita sehingga kita tidak lagi bagaikan pengembara yang tanpa tujuan yang jalannya berbelok-belok;  Tuhan menyatakan pertolongan-Nya. Tuhan membawa kita berjalan di jalan yang lurus sehingga sampai ke suatu kota tempat kediaman (ada tujuan).

Berbicara tentang "jalan yang lurus”, menurut Yesaya 26:7 adalah jalan yang Tuhan rintis supaya orang-orang benar bisa berjalan melaluinya. Bahkan  ditegaskan oleh Hosea 14:10 adalah jalan Tuhan. Karena jalan Tuhan, maka yang bisa melewatinya hanya orang-orang benar yang mau menuruti Firman-Nya. Akan tetapi yang memberontak melawan Firman akan tergelincir bila lewat jalan itu. Dengan kata lain tidak akan sampai di Kota Yerusalem Baru tetapi dikatakan orang yang mengembara. Seperti Ibrani 13:14 menuliskan bahwa selama hidup di dunia ini tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap, tanpa Firman, juga tidak ada pengharapan. Berarti tidak tidak mempunyai tempat tinggal baik sekarang maupun yang akan datang sehingga tetap mengembara.

Oleh karena itu Amsal 4:26-27 mengajar kita supaya menempuh jalan yang lurus, yang berarti mau menuruti segala Firman Tuhan supaya kita tidak mengembara, tetapi masuk kota Yerusalem Baru, tujuan kita.  Kota ini menurut Ibrani 11:16  adalah kota yang telah dipersiapkan Tuhan untuk kita. Suasana kota ini adalah suasana yang manis karena segala air mata dihapus dan tersedia air kehidupan. Inilah suasana Yerusalem Baru.

Inilah puncak dari segala kebaikan Tuhan. Bukan hanya mengubah kepahitan kita menjadi manis, tapi Tuhan juga manu menuntun kita di jalannya yang lurus sehingga kita sampai masuk Kota Yerusalem Baru. Selayaknyalah kita bersyukur kepada Tuhan; sebab Tuhan itu baik. Haleluya!



Post a comment