PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Mei
21

Yesus Naik ke Sorga dalam Kemuliaan

Yesus Naik ke Sorga dalam Kemuliaan
Uncategorized
Yesus telah mati karena segala dosa-dosa kita. Namun di hari ketiga, Dia bangkit dan hidup sebagai bukti kemenangan-Nya. Selama empat puluh hari Yesus membuktikan bahwa Dia hidup kepada banyak orang sebelum Dia naik ke Sorga. Peristiwa kenaikan Yesus ke Sorga ini merupakan suatu peristiwa besar yang mempunyai arti sangat penting bagi kita. Sekalipun Yesus telah naik ke Sorga, Dia berjanji bahwa kelak akan datang kembali menjemput sidang gereja-Nya yang sempurna.

Berbicara tentang kematian Yesus, ini merupakan suatu pengorbanan yang luar biasa. Yesus mati dalam puncak kehinaan, yaitu di kayu salib. Ia rela menanggung kehinaan ini untuk menanggung segala dosa-dosa kita supaya kita dimerdekakan dari kuasa dosa dan mendapatkan hidup yang kekal dalam kesempurnaan. Namun Ia tidak hanya mati saja, pada hari ketiga Yesus pun bangkit dan hidup. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia berkemenangan atas maut. Tidak ada seorang pun yang sanggup mengalahkan maut, hanya Tuhan Yesus yang sanggup.

Setelah kebangkitan-Nya, kemudian Yesus membuktikan bahwa Dia telah bangkit dan hidup dengan cara menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Pada hari ke empat puluh setelah kebangkitan-Nya, Yesus naik ke Sorga. Dia terangkat naik ke Sorga tidak menghilang begitu saja, melainkan disaksikan oleh murid-murid-Nya, sehingga bisa dipastikan Tuhan Yesus benar-benar sudah naik ke Sorga dan sekarang duduk di kanan Bapa, dipermuliakan oleh Allah Bapa.

Menurut Yohanes 17:5, kemuliaan yang diterima Tuhan Yesus sebenarnya sudah Dia miliki sejak sebelum dunia ada. Bisa kita renungkan, betapa besar pengorbanan Yesus yang rela mengosongkan diri dari kemuliaan-Nya untuk menjadi sama dengan manusia bahkan sampai mati di kayu salib.

Ditegaskan juga dalam Yohanes 12:28 disebutkan "Aku telah memuliakan-Nya …” Pernyataan Bapa ini menunjukkan bahwa Yesus memang telah memiliki kemuliaan sebelumnya. Kata "… dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!” ini berarti kemuliaan yang diterima Yesus setelah Dia naik ke Sorga dan duduk di kanan Bapa. Jadi, kita melihat bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah pribadi yang penuh kemuliaan, bahkan kemuliaan sebagai Kepala bagi kita gereja-Nya. Oleh karena itu bila kita benar-benar menempatkan Kristus sebagai Kepala maka kemuliaan-Nya pasti diberikan kepada kita saat Ia datang kembali dalam kemuliaan.

Tentang kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, dalam Efesus 4:8-10 dituliskan bahwa "Ia telah naik” dan Ia yang telah naik ini sebelumnya telah turun bahkan sampai ke bagian bumi yang paling bawah, itulah pada saat Yesus mati di kayu salib. Setelah Ia turun begitu jauh ke bawah bumi, maka sekarang Ia telah naik sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari semua langit, Ia kembali ke tempat-Nya di Sorga. Mengapa Tuhan Yesus harus terangkat ke Sorga? Yohanes 8:23 menjelaskan, karena Tuhan Yesus berasal dari atas, bukan dari dunia ini. Suratan 1 Korintus 15:47 menyebutkan Yesus adalah Adam akhir yang berasal dari Sorga. Jadi, karena Tuhan Yesus adalah dari Sorga, setelah Ia turun dan menyelesaikan tugas-Nya di bumi, maka menurut Yohanes 3:13 Ia naik kembali  ke Sorga.

Yesaya 14:12-15 menunjukkan tentang iblis itulah Lucifer yang sebenarnya adalah malaikan di sorga, namun dijatuhkan ke bumi akibat kesombongannya yang ingin menjadi seperti Allah. Bahkan bukan hanya ke bumi, Lucifer dijatuhkan lebih bawah lagi sampai ke bawah bumi, yaitu sampai ke dunia orang mati di dalam liang kubur paling dalam. Jadi kita melihat bahwa maut itu adalah tempat paling bawah dari bumi sehingga ia menarik turun setiap yang dikuasainya, seperti tertulis dalam Mazmur 49:15. Demikian juga yang dialami Tuhan Yesus saat Ia rela turun menjadi hina, lahir di kandang, bahkan menjadi sangat hina dengan Ia mati di kayu salib. Ia rela turun sedemikian hinanya untuk mengangkat kita. Sungguh besar kasih dan pengorbanan-Nya bagi kita.

Ibrani 2:14-15 menyatakan bahwa oleh kematian Yesus di kayu salib, telah memusnahkan iblis yang berkuasa atas maut, bahkan membebaskan manusia yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Kebangkitan-Nya adalah bukti bahwa maut telah dikalahkan.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, setelah melewati empat puluh hari kebangkitan-Nya, Yesus naik ke sorga, menerima kemuliaan di sebelah kanan Bapa. Walaupun Ia sudah berada di sorga namun sampai sekarang Ia tetap berdoa untuk kita kepada Bapa, supaya kita tetap dilindungi dan diberkati selama masih berada di dunia ini.

Lebih jauh kita lihat dalam Filipi 2:6-8 dikatakan, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Kalimat "yang walaupun dalam rupa Allah…” ini menunjukkan tentang pribadi Tuhan Yesus dalam ke-Allahan-Nya di Sorga. Selanjutnya, kalimat "… mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” menunjukkan Tuhan Yesus yang sudah rela turun dari Sorga ke bumi. Dan kalimat "… Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”, menunjukkan kerelaan Tuhan Yesus untuk turun lebih rendah lagi sampai ke bawah bumi, melalui kematian-Nya.

Oleh karena Tuhan Yesus sudah rela turun sampai tempat terendah di bawah bumi maka pada ayat 9-11 dituliskan bahwa Allah sangat meninggikan Dia. Dimulai dengan Ia ditinggikan dari bawah bumi, naik kembali ke bumi, yaitu dalam kebangkitan-Nya mengalahkan maut, sesuai yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:24. Setelah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus ditinggikan lagi dengan Ia terangkat naik ke Sorga dan duduk di kanan Bapa. Pada posisi ini Ia sangat ditinggikan Bapa karena Ia menjadi lebih tinggi dari segala sesuatu dan pada-Nya dikaruniakan Nama di atas segala nama. Dalam Nama Yesus semua bertekuk lutut atau ditaklukkan, segala yang di langit, yang di bumi bahkan yang ada di bawah bumi. "Segala yang di langit” ini mempunyai pengertian iblis yang sekarang masih bisa ke sorga, pada Wahyu 12:7-9, 11 dikalahkan oleh darah Anak Domba, dan iblis dilemparkan ke bumi. Iblis tidak mendapat tempat lagi di Sorga.

Melalui berkat Firman Tuhan ini, kita mengetahui bahwa kenaikan Yesus ke Sorga, bukanlah hanya merupakan suatu cerita atau peristiwa sejarah. Namun sebenarnya terkandung suatu berkat yang luar biasa bagi kita. Oleh Nama Yesus ada kemenangan, bahkan kemuliaan Allah diberikan bagi kita sidang mempelai perempuan-Nya. Haleluya!





Post a comment