Yesus Adalah Kebangkitan dan Hidup
Uncategorized
Pada saat Yesus ke Yerusalem dan masuk ke Bait Allah, Tuhan Yesus mendapati rumah Tuhan dijadikan tempat berjual-beli, menjadi sarang penyamun. Dia menjadi marah dan mengusir semua orang yang berjual beli di sana. Setelah itu Yesus pergi ke Betania di rumah Lazarus, Maria dan Marta, di Betania. Dapat kita baca dalam Matius 21:13, 17, "dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." … Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.”
Yesus mau tinggal dan bermalam di keluarga Lazarus, karena Yesus mengasihi keluarga ini seperti dikatakan dalam Yohanes 11:5, "Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.” Yesus juga mau tinggal bersama kita, asal kita mengasihi Yesus. Kasih kepada Yesus dibuktikan dengan kita mau menuruti Firman Tuhan. Yohanes 14:23 menuliskan, "Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”
Yesus sangat mengasihi keluarga Lazarus, bahkan pada saat Lazarus mati, Yesus turut merasakan kesedihan Maria dan Marta, Dia turut menangis. Karena kasih-Nya, Dia menyatakan kemuliaan Allah dengan membangkitkan Lazarus dari kubur. Yohanes 11:33-35 menyebutkan, "Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus.” Yesus bisa saja segera datang pada saat diberi tahu bahwa Lazarus sakit, dan segera menyembuhkan. Hal seperti ini sudah sering Dia lakukan. Namun untuk membangkitkan orang yang sudah mati empat hari bahkan sudah dikubur, barulah pada keluarga yang Dia kasihi, Tuhan menyatakan keajaiban-Nya, Lazarus dibangkitkan. Ayat 39-40 mengatakan, "Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Yesus adalah kebangkitan dan hidup, sehingga kita yang percaya kepada-Nya juga akan hidup sekalipun sudah mati. Yohanes 11:25-26 menegaskan, Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jika kita percaya kepada Yesus yang sudah bangkit dan hidup, kita akan melihat kemuliaan Allah.
Jika Yesus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan Firman Tuhan dan sia-sia juga kepercayaan kita. Ditulis dalam 1 Korintus 15:14, 17, "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. … Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” Juga dalam Kisah Para Rasul 2:23-24, "Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.” Kebangkitan Yesus merupakan kemenangan terhadap kuasa maut. Dan kemenangan itu juga diberikan kepada kita. Kita pasti berkemenangan bersama dengan Yesus menghadapai segala tantangan hidup kita, bahkan terlebih lagi menghadapi kuasa maut. Surat 1 Korintus 15:25-26, 57 mengatakan, "Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. … Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” Juga Roma 8:37 menegaskan kita, "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”
Yesus bukan hanya bangkit saja, tetapi Dia juga hidup! Dia yang hidup memegang kunci maut dan kerajaan maut. Itu sebabnya Yesus sanggup membangkitkan Lazarus yang sudah mati dan dikuburkan selama empat hari. Ditulis dalam Wahyu 1:17-18, "Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
Untuk membuktikan bahwa Yesus hidup, Dia menampakkan diri dan memberikan damai sejahtera. Dikatakan dalam Lukas 24:36-39, "Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Dia menunjukkan bahwa pada tubuh-Nya ada daging dan tulang yang dapat diraba. Kalimat ini juga yang dikatakan oleh Adam ketika dia bertemu dengan isterinya, sebagaimana dalam Kejadian 2:23-24, "Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Ini berarti Yesus mau memperkenalkan diri dalam tanda kebangkitan dan hidup adalah sebagai Suami atau Mempelai Pria, sebagaimana Adam juga adalah suami. Dapat kita baca dalam Efesus 5:29-32, "Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.”
Sebagaimana dikatakan bahwa isteri itu dari daging dan tulang suaminya, ini memberikan pengertian kepada kita bahwa kepribadian Yesus harus ada pada tubuh kita yang fana, supaya kehidupan Yesus nyata pada hidup kita. 2 Korintus 4:10-11 menulis, "Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.” Dengan demikian hidup kita menyatu dengan hidup Yesus, Mempelai Pria kita. Haleluya!