Hidup manusia penuh
dosa, kejahatan dan kecemaran diperbuatnya baik disengaja maupun tidak sengaja. Keadaan ini sangat jauh dengan keadaan Tuhan yang sempurna dalam
kebenaran dan kekudusan. Tuhan yang penuh kasih merindukan kita menjadi sempurna sama seperti Dia. Kerinduan Tuhan ini diwujudkan dalam karya-Nya dengan mau menjemput kita.
Filipi 2:6-8 menulis bahwa Tuhan Yesus adalah Allah
sudah rela menjadi manusia sama seperti kita. Bahkan telah rela mati di kayu salib untuk mengampuni
dosa-dosa kita, membenarkan,dan menguduskan kita. Inilah karya Tuhan demi menyelamatkan kita. Menurut 1 Petrus 2:25, keadaan kita yang
penuh dosa bagaikan domba yang tersesat. Sebagai domba yang sesat berada di
bawah ancaman maut. Bila
tidak segera berbalik kepada Tuhan untuk menjadi domba gembalaan-Nya akan
terus bertambah-tambah dalam kejahatan dan kecemaran. Bertambah-tambah dalam kejahatan dan kecemaran, akhirnya menjadi
gunung dosa dengan kotanya yang terkenal, yaitu Babel dan akan berakhir dengan kebinasaan.
Sekarang,
Tuhan mau berkarya melalui Firman-Nya,
mengingatkan supaya kita mau berbalik pada-Nya, menjadi
domba-domba yang mau digembalakan oleh Tuhan dan kita akan diubahkan dari yang
jahat menjadi benar, dari yang cemar menjadi kudus. Bukan hanya diubah menjadi benar dan
kudus, menurut Wahyu 7:17 disebutkan bahwa Tuhan akan membawa kita, domba-domba-Nya ke mata air kehidupan dan dijanjikan
segala air mata kita akan dihapus. Di dalam Wahyu 21:6, 4 Tuhan mau membawa
kita ke Kota
Yerusalem baru, Kota Mempelai
Tuhan. Di dalamnya ada hidup dan sukacita mempelai selamanya. Haleluya!
Tuhan Yesus akan
membawa kita masuk ke Kota Yerusalem Baru, bila kita mau berbalik dan mau menjadi domba-domba gembalaan
Tuhan. Dalam hal ini Tuhan adalah Gembala kita. Namun pada ayat di atas
disebutkan bahwa yang menggembalakan kita adalah "Anak Dombaā€¯. Ini
memperkenalkan pada kita pribadi Yesus juga adalah Anak Domba Allah seperti
yang disaksikan oleh Yohanes Pembaptis dalam Yohanes 1:29, 35-36. Dalam
kesaksiannya, Yohanes menunjukkan bahwa Tuhan Yesus sebagai Anak Domba Allah
sudah rela menjadi sama dengan kita untuk menghapus dosa-dosa kita melalui
korban salib-Nya.
Kerelaan Tuhan Yesus mati untuk menghapus dosa-dosa kita, menurut 1 Korintus
5:7 adalah penampilan-Nya
sebagai Anak Domba Paskah kita.
Sebagai Anak Domba
Paskah kita, Tuhan Yesus telah siap menanggung segala hukuman dosa-dosa kita
dalam tubuh-Nya,
untuk menggantikan kita, seperti tertulis dalam Yesaya 53:6-7. Kita yang sesat
akibat berjalan menuruti kehendak diri sendiri dan penuh kejahatan ini harusnya
yang dihukum Allah. Namun puji syukur atas kasih Yesus, Ia rela berkorban di
kayu salib untuk menggantikan kita; membebaskan kita karena Dia menjadi Anak
Domba yang tersembelih. Korban Tuhan Yesus disalib, kerelaan-Nya menjadi Anak Domba yang tersembelih,
telah melepaskan kita dari hidup yang sia-sia, sesuai yang ditulis dalam 1
Petrus 1:18.
Hidup yang sia-sia
karena mewarisi dosa nenek moyang, dosa keturunan yang sudah dibawa tiap-tiap
orang setelah dilahirkan ke dunia.
Dosa ini
juga yang membuat manusia mudah tersesat dan bertambah-tambah dalam dosa kejahatan dan kecemaran (dosa perbuatan).
Dicontohkan dalam Kejadian 4:19&23, pada seorang bernama Lamekh. Ia adalah
keturunan Adam, lahir dengan mewarisi dosa Adam sehingga hidupnya dengan mudah
bertambah-tambah dalam dosa kejahatan, dibuktikan dengan ia membunuh seorang
laki-laki muda dan Lamekh juga bertambah-tambah dalam dosa kecemaran, terbukti
dengan ia memperistri dua orang. Bukan hanya sampai pada Lamekh saja, dosa terus berkembang
sampai zaman kita sekarangyang menyebabkan hidup manusia menjadi sia-sia.
Bersyukur untuk korban
Kristus karena menurut 1 Petrus 1:18-19, kita telah ditebus dengan darah Yesus
dari hidup yang sia-sia tersebut. Ditebus dengan darah yang lebih mahal dari
emas dan perak, darah dari Anak Domba Allah yang rela tersembelih, darah yang
sanggup menghapus dosa-dosa kita sehingga kita, kedapatan tak bercacat dan
tidak bernoda menjadi sempurna di
hadapan Tuhan, sesuaikerinduan-Nya.
Sungguh luar biasa
kuasa darah Yesus, Anak Domba Allah! Bukan hanya menebus kita dari hidup yang
sia-sia karena dosa, namun menyempurnakan kita juga menjadi seperti Dia, yang
berarti layak menjadi istri
Anak Domba. Menjadi
istri Anak Domba berhak menikmati apa yang dimiliki oleh Tuhan, suami kita
seperti yang tersebut dalam Wahyu 5:9-10, 12, yaitu kuasa, kemuliaan,
kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat dan pujian. Bahkan lebih dari itu bagi kita
ada jaminan kemenangan mengalahkan iblis. Sebab Wahyu 12:9, 11 menulis bahwa oleh darah Anak Domba, iblis
dan pengikut-pengikutnya telah dikalahkan. Amin!
Untuk itu,
seharusnyalah kita menghargai korban salib Yesus selalu. Dengan kita mau setia
beribadah dan menerima Firman-Nya.
Supaya hidup kita benar-benar disempurnakan, layak menjadi Mempelai Perempuan-Nya. Haleluya!