PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Mei
2

Menjadi Imamat yang Rajani

Menjadi Imamat yang Rajani
Uncategorized
Segala puji syukur layaklah kita persembahkan hanya bagi Allah Bapa kita, karena oleh kasih karunia-Nya, kita masih mendapat kesempatan untuk menerima berkat Firman dalam Pengajaran Mempelai Alkitabiah. Firman Tuhan yang sanggup memroses hidup kita menjadi sempurna; Firman Tuhan yang mencelikkan mata rohani kita untuk melihat dan mengerti setiap rahasia yang terkandung di dalamnya, sehingga kita juga mengerti kehendak dan rencana Tuhan yang mau menjadikan kita menjadi umat kepunyaan-Nya sendiri, seperti tertulis dalam 1 Petrus 2:9-10. Menjadi bangsa yang terpilih, imamat yang rajani dan bangsa yang kudus.

Tentang "bangsa yang terpilih”, sebenarnya satu-satunya yang dipilih Tuhan hanyalah Bangsa Israel. Namun Galatia 3:6-7, 9 menuliskan bahwa oleh kemurahan Tuhan, maka kita yang percaya kepada Tuhan Yesus juga disebut sebagai anak-anak Abraham, atau dapat dikatakan menjadi Israel secara rohani dan berhak menerima berkat bersama-sama Abraham. Ini artinya kita pun dilayakkan menjadi "bangsa yang terpilih”, seperti Bangsa Israel.

Berikutnya, sebagai umat kepunyaan Allah sendiri, disebut juga "Imamat yang rajani”. Berbicara tentang imam/imamat, Ibrani 7:1-3 menuliskan bahwa hal ini menunjuk kepada pribadi Tuhan Yesus sebagai Imam Besar Melkisedek. Sebagai Imam Besar Melkisedek, Tuhan Yesus adalah Raja Kebenaran dan Raja Damai Sejahtera (= salem). Dengan demikian, bila kita dijadikan imamat yang rajani oleh Tuhan, berarti kita dijadikan sebagai pelayan-pelayan Tuhan yang bertanda kebenaran dan damai sejahtera. Yesaya 61:6 menuliskan bahwa menjadi imam sejajar dengan menjadi pelayan. Jadi sebagai imam berarti kita harus mau melayani. Dalam peraturan ibadah Bangsa Israel, imam-imam dan imam besar adalah pelayan dengan tugas inti, yaitu yang mengatur penyelenggaraan ibadah dalam Tabernakel. Orang-orang yang menjadi imam-imam dan imam besar ini secara khusus dipilih dari keturunan Harun. Sedangkan Harun sendiri adalah bagian dari suku Lewi, salah satu dari dua belas suku Israel yang juga dipilih Tuhan untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Jadi jelas, menjadi imamat yang rajani berarti kita disiapkan untuk melayani Tuhan. Dalam melayani Tuhan ini kita harus meneladani Tuhan Yesus, Imam Besar Sorgawi. Sebagai Imam Besar, Dia mau datang ke dunia bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Untuk menjadi pelayan yang baik dan setia, Yesaya 61:7 mengajar kita untuk siap dan bertahan menghadapi segala risiko termasuk saat kita harus mendapat malu, ludah, dan noda. Dengan pengertian bahwa kerja keras pelayanan kita seringkali tidak dihargai, masih disalahkan bahkan dipermalukan. Namun bila kita mau bertahan dalam  segala keadaan ini, maka sudah tersedia ganti dua kali lipat bagi kita yaitu kita akan dipermuliakan, mendapat warisan Sorgawi dan sukacita kekal.

Yesaya 61:8-9 juga menguatkan kita untuk tetap bertahan menjadi pelayan yang baik, setia, dan sungguh-sungguh. Sebab Tuhan akan memberi upah yang tepat untuk kita dan akan mengikat perjanjian berkat dengan kita; bahwa kita akan diberkati sampai keturunan berikutnya, sehingga semua orang yang melihat akan bersaksi mengakui bahwa kita adalah keturunan yang diberkati Tuhan. Dengan demikian sudah dipastikan bahwa selama kita hidup dalam dunia, Tuhan pasti memelihara kita melalui berkat-berkat-Nya. Namun tidak berhenti hanya berkat selama di dunia ini saja, pada ayat 10 dituliskan bahwa ada sukacita mempelai tersedia bagi kita yang mau menjadi imamat yang bertanda kebenaran dan damai sejahtera. Merupakan sukacita tertinggi, sukacita kekal dalam kota Yerusalem Baru. Melalui Firman Tuhan pada kesempatan ini, kita diajar untuk mau menjadi pelayan-pelayan Tuhan yang baik, sungguh-sungguh dan setia, dan siap menghadapi risiko apapun dalam pelayanan, serta bertahan sampai akhirnya. Sebab kita adalah imamat yang rajani, umat kepunyaan Allah sendiri yang dipersiapkan untuk menjadi mempelai perempuan Tuhan, masuk dalam suasana sukacita yang kekal dalam Kota Yerusalem Baru. Haleluya!



Post a comment