PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jun
20

Jagalah dari Pergaulan yang Buruk

Jagalah dari Pergaulan yang Buruk
Uncategorized
"Harta benda yang diperoleh dari kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut”, demikianlah yang tertulis dalam Amsal 10:2. Selain itu kita juga dapat membaca pada Amsal 11:4, 19; 12:28, bahwa kebenaran merupakan sesuatu yang penting dalam hidup kita. Untuk itu agar kita memiliki kebenaran, janganlah kita meninggalkan sumber kebenaran yaitu Tuhan sendiri. Seperti juga tertulis dalam Yeremia 17:13-14 bahwa setiap orang yang meninggalkan Tuhan, sumber air hidup, akan dipermalukan dan dilenyapkan. Janganlah juga kita meninggalkan sumber air hidup dan pergi menggali kolam atau pergi ke Sungai Nil dan Sungai Efrat untuk mencari "air lain” untuk mencari berkat-berkat secara jasmani namun sebenarnya kehidupan tidak ada di dalamnya.

Dalam Wahyu 22:17 dapat kita baca, ada suatu undangan "marilah” untuk datang dan mengambil air kehidupan. Hal ini juga yang ditawarkan Tuhan Yesus terhadap perempuan Samaria. Jika kita lihat dalam Yohanes 4:5-10, mula-mula Tuhan Yesus meminta minum kepada perempuan Samaria ini.  Perempuan Samaria inipun bertanya mengapa Tuhan mau meminta minum kepadanya, sebab ia seorang Samaria di mana pada saat itu orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Sebenarnya siapakah orang Samaria itu? Orang Samaria merupakan keturunan dari bangsa Yahudi yang menikah atau bercampur dengan bangsa-bangsa lain atau kafir. Bangsa Yahudi menyembah Allah sedangkan bangsa kafir menyembah berhala, suatu keadaan yang bertolak belakang. Dalam Kisah Para Rasul 10:28 juga dituliskan bahwa ada larangan keras bagi bangsa Yahudi untuk bergaul atau masuk ke rumah bangsa kafir, termasuk orang Samaria. Tuhan tidak menghendaki umat-Nya yang menyembah Allah bercampur dengan bangsa kafir yang menyembah berhala.

Pengertian yang dapat kita ambil adalah, sebagai anak-anak Tuhan kita harus berwaspada terhadap pergaulan kita. Sebagaimana tertulis dalam 1 Korintus 15:33-34, pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik atau merusak kerohanian yang baik. Namun kita juga jangan sampai salah mengartikan hal ini. Jika kita lihat dalam 1 Korintus 5:9-13, dengan jelas disebutkan bahwa ini bukan ditujukan untuk orang-orang berdosa pada umumnya. Tetapi "jangan bergaul” apalagi "makan bersama”  dengan orang yang menyebut diri "saudara” atau dengan kata lain sama-sama sebagai orang Kristen, tetapi perbuatannya jahat dan hidup dalam dosa, supaya kita tidak terpengaruh kejahatan dan dosa-dosanya.  Malahan di akhir ayat 13 dikatakan untuk mengusir keluar dari perkumpulan  jemaat, orang-orang yang berbuat kejahatan.  Demikian tegas supaya kita menjaga diri dari pergulan yang buruk. Pada ayat 4-5 disebutkan bila ada anggota jemaat yang tidak mau bertobat dari kejahatan, maka orang itu harus diserahkan kepada iblis dalam nama Tuhan Yesus, sehingga meskipun tubuhnya binasa namun rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.

Dalam 2 Tesalonika 3:14-15 juga secara tegas dikatakan supaya tidak bergaul dengan orang yang menolak dan menentang Firman yang telah kita terima. Menentang Firman, seperti tertulis dalam Amsal 13:13, adalah orang yang meremehkan Firman. Kepada orang yang meremehkan Firman pasti akan menanggung akibatnya. Tetapi orang yang mau menerima dan taat pada Firman akan menerima balasan atau berkat. Akibat dari meremehkan Firman, dalam Amsal 19:16 dikatakan adalah kematian, baik secara rohani maupun jasmani. Sebaliknya, balasan bagi orang yang taat pada Firman adalah kehidupan.

Jadi sekarang kita mengetahui, bagaimana kita harus berhati-hati dalam bergaul, supaya kita tidak menjadi seperti orang Samaria yang bercampur dengan kehidupan kekafiran, namun kita tetap murni bagi Tuhan seperti murninya air yang keluar dari sumber. Sekali lagi kita ingat, bahwa Tuhan adalah sumber air hidup yang murni. Jika kita mau menjaga kemurnian kita, maka kita harus selalu menerima air hidup dan menjaga diri dari pergaulan yang buruk.

Kembali pada 1 Korintus 15:33-34, ayat ini diawali dengan kata "janganlah kamu sesat”. Pada 1 Korintus 6:9-10 juga terdapat peringatan yang sama, supaya kita jangan bergaul dengan orang-orang jahat seperti tersebut di sini. Kita yang sudah disucikan, dikuduskan dan dibenarkan dari segala dosa dan kejahatan, harus waspada dan menjaga dari pergaulan yang buruk.

Pergaulan yang buruk, jika kita lihat dalam Mazmur 50:16-18 adalah bagaikan orang fasik yang tidak mau bertobat dari dosa-dosanya, membenci tegoran Firman dan lebih suku bergaul dengan pencuri dan orang yang berzinah. Bahkan dalam Amsal 6:30-32 juga mempertegas lagi, bahwa pencuri dan pezinah harus mempertanggungjawabkan dosa-dosanya.

Tuhan tidak menghendaki kita rusak atau tercampur dengan pergaulan yang buruk. Tuhan menghendaki kita benar-benar murni hanya untuk Tuhan. Daud dalam doanya pada Mazmur 26:1-2 berkata: "Ujilah aku ya Tuhan dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.” Doa yang sama juga terdapat dalam Mazmur 139:23-24. Doa Daud ini mengajarkan kita untuk terbuka di hadapan Tuhan atas segala keadaan kita bahkan apa yang ada dalam hati dan batin kita. Karena sebagaimana ditulis dalam Mazmur 139:1-6, Tuhan mengetahui segala sesuatu. Tidak ada gunanya kita menutupi segala dosa atau kesalahan kita di hadapan Tuhan. Lebih baik kita terbuka dan menerima koreksi Firman Tuhan yang memurnikan hidup kita.

Daud, dalam Mazmur 26:3-5 menjaga pergaulannya dari yang jahat. Dia tidak bergaul dengan penipu, orang munafik, orang jahat dan orang fasik, tepat seperti perintah Tuhan. Namun dalam Mazmur 25:11-14, jika kita sudah berbuat dosa, kita harus mau mengakuinya serta memohon ampun pada Tuhan. Sehingga kita menjadi orang yang diberkati dan berbahagia, bahkan sampai pada anak dan cucu kita. Tuhan mau bergaul karib pada kita yang takut akan Tuhan.

Mengenai bergaul dengan Tuhan, kita diingatkan pada Nuh dan keluarganya. Dalam Kejadian 6:9-12, sekalipun orang pada zaman itu hidup rusak, anak-anak Allah bercampur dengan anak-anak manusia yang berarti sudah tidak murni lagi, namun tidak demikian dengan Nuh. Nuh tetap menjaga kemurniannya sehingga ia hidup bergaul dengan Allah. Sehingga pada saat bumi dibinasakan oleh air bah, Nuh sekeluarga diselamatkan.

Marilah kita juga berusaha menjaga kemurnian hidup kita, antara lain dengan menjaga dari pergaulan yang buruk sehingga kita dapat selalu bergaul karib dengan Tuhan dan menikmati berkat serta kehidupan. Amin. mr



Post a comment