Selalu Berhasil
Uncategorized
"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Mazmur 1:1-3
Tentu kita pasti mau dalam segala sesuatu yang kita perbuat berhasil. Sebagaimana ayat dari Mazmur 1:-3 tadi, memberikan cara bagaimana kita berhasil dalam segala sesuatu. Firman Tuhan harus menjadi kesukaan kita baik di siang maupun malam, bukan malah hidup dalam dosa. Sehingga kita bagaikan pohon yang selalu menghasilkan buahnya, dalam segala yang kita kerjakan pasti menghasilkan buah keberhasilan!
Keberhasilan itu bukan hanya dalam kehidupan duniawi kita, dalam pekerjaan atau bisnis kita, tetapi keberhasilan itu juga dalam segala pelayanan kita kepada Tuhan. Pelayanan yang berhasil adalah suatu pelayanan yang kita lakukan dengan segenap hati, dan melakukan yang berkenan di hadapan Tuhan. Sebagaimana ditulis dalam 2 Tawarikh 31:20-21, "Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya. Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.” Keberhasilan ini juga dialami oleh Hizkia dalam segala usahanya. Hizkia melakukan apa yang baik, apa yang jujur dan apa yang benar di hadapan Tuhan.
Tuhan Yesus menjadi teladan yang sempurna dalam melakukan apa yang baik, apa yang jujur dan apa yang benar. Tentang apa yang baik, Yesus sudah mengosongkan diri-Nya dari ke-Allahan-Nya, Dia yang kaya rela menjadi miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya di dalam Dia. Filipi 2:5-8 mengatakan, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Juga ditulis dalam 2 Korintus 8:9, "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”
Yesus juga merupakan teladan dalam melakukan apa yang jujur. Dia tidak berbuat dosa dan tidak ada tipu di dalam mulut-Nya. Hal ini sebagaimana ditulis dalam 1 Petrus 2:21-22, "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.” Oleh sebab itu Yesus dapat berkata bahwa "Akulah terang dunia”. Tidak ada kegelapan pada-Nya, karena Yesus "jujur”, tipu tidak ada pada-Nya. Yesus juga menghendaki supaya kita hidup dalam terang juga. Terang itu jangan ditaruh di bawah gantang, sehingga terang itu menjadi gelap. Ini artinya jangan permasalahan ekonomi yang tidak jujur membuat terang kita menjadi gelap. Juga janganlah terang itu ditaruh di bawah tempat tidur. Karena permasalahan nikah yang tidak jujur, juga dapat membuat terang itu menjadi gelap.
Dalam melakukan apa yang benar, Yesus juga menjadi teladan yang sempurna. Dia memberi teladan ketika Dia dicaci maki, Dia tidak membalas, bahkan ketika Dia menderita, Dia tidak mengancam. Dia justru memikul dosa kita supaya kita hidup dalam kebenaran. Surat 1 Petrus 2:23-24 mengatakan, "Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” Sebagai teladan dalam kebenaran, Yesus adalah pokok anggur yang benar.
Jika kita mau melakukan apa yang baik, apa yang jujur dan apa yang benar dengan segenap hati, maka kita pasti berhasil dalam segala yang kita perbuat. Jadi tanaman yang tumbuh di tepi sungai, sehingga selalu menghasilkan buah, adalah kita yang melakukan apa yang baik, apa yang jujur dan apa yang benar dengan segenap hati.