Kasih Allah yang Menyelamatkan
Uncategorized
Pernahkah kita menyadari keadaan kita, sebenarnya manusia dan binatang berasal dari bahan yang sama. Sekalipun demikian, Allah mengasihi anak-anak manusia, bukan anak-anak binatang. Namun sayang sekali dengan segala kelebihannya, tanpa disadari perbuatan manusia adalah seperti binatang. Mazmur 14:1-3 mengatakan semua manusia telah bejat, tidak ada yang berbuat baik. Bagaimana tidak, sebagai contoh sebagaimana binatang itu kawin-mawin, demikianlah manusia hidup dalam kenajisan. Kita patut bersyukur kepada Tuhan yang mengasihi manusia yang sudah bejat ini. Dia mau datang sebagai Anak Manusia untuk mencari dan menyelamatkan manusia.
Sebenarnya pada mulanya Allah menciptakan manusia, Adam, adalah menurut rupa Allah sebagaimana tertulis dalam Kejadian 5:1-2. Bahkan Allah sendiri yang memberi nama manusia itu Adam. Selanjutnya dalam Kejadian 3:20, Adam memberikan nama kepada isterinya Hawa. Dalam hal ini sesuai dengan 1 Korintus 11:3, Adam menempatkan diri sebagai kepala bagi isterinya. Ini juga harus berlaku dalam nikah kita, bahwa yang menjadi kepala dalam nikah adalah suami, bukan isteri. Seorang isteri harus tunduk kepada suaminya, dan seorang suami harus mengasihi isterinya.
Selanjutnya dalam Mazmur 14:1-3, Tuhan memandang ke bawah dari sorga, melihat bahwa tidak ada yang berakal budi, semua anak-anak manusia sudah bejat karena dosa. Tuhan tidak segera menghukum dan membinasakan anak-anak manusia, karena hal ini tidak sesuai dengan pribadi Allah sendiri yang adalah kasih. Kasih Allah itu dibuktikan sebagaimana dalam 1 Yohanes 4:8-10, Dia mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia supaya kita hidup. Yesus rela menanggalkan ke-Allahan-Nya dan mau menjadi Anak Manusia, sama dengan kita.
Allah tidak menghendaki manusia binasa, namun sebaliknya seperti dapat kita baca dalam 1 Timotius 2:3-6, Allah menghendaki semua manusia diselamatkan. Yesaya 63:7-9 menuliskan, untuk menyelamatkan anak-anak manusia, Tuhan tidak mengirimkan duta atau utusan tetapi Dia sendiri yang menyelamatkan kita anak-anak manusia. Tuhan tidak merasa jijik dengan keadaan kita yang kotor dan najis karena dosa, Dia mau mengangkat dan menggendong kita.
Mari kita menyambut kasih Tuhan yang demikian besar ini. Jangan kita terus hidup dalam dosa, dalam kejatuhan kita. Sekaranglah saatnya kita mau berbalik dan bertobat dan mempergunakan kesempatan dan kemurahan yang masih Tuhan sediakan untuk menerima kehidupan.