PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jan
17

Percaya Kepada Yesus

Percaya Kepada Yesus
Uncategorized
Menjelang kelahiran Yesus, Yusuf dan Maria yang tinggal di Nazaret harus berjalan menuju ke Betlehem. Karena pada saat itu Kaisar Agustus mengeluarkan perintah untuk mendaftarkan semua orang di kotanya sendiri. Ini merupakan perjalanan yang berat, karena Maria sedang mengandung, bahkan menjelang saat melahirkan. Dengan demikian Yesus harus dilahirkan di Betlehem, karena Betlehem adalah kota Daud. Kita tahu bahwa Daud adalah seorang gembala, bahkan kisah yang sangat terkenal yaitu pada saat Daud harus berhadapan dengan Goliat, orang Filistin, serta mengalahkannya. Yesus yang disebut sebagai keturunan Daud, sebenarnya lahir sebagai Gembala. Dia dilahirkan di kandang, malah yang mengunjungi Dia pertama kali juga adalah para gembala. Ditulis dalam Matius 2:6, "Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Pada waktu itu, Herodes berusaha membunuh Yesus, sehingga dia memerintahkan supaya semua anak yang berusia dua tahun ke bawah harus dibunuh. Yusuf dan Maria membawa Yesus mengungsi ke Mesir sampai Herodes mati. Kemudian mereka kembali ke tempat kediamannya di Nazaret. Nazaret bukan tempat yang terkenal, sebagaimana Yohanes 1:46 mengatakan; Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Juga pada Yohanes 7:42 mengatakan; Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." Berbeda dengan Betlehem yang dikenal dengan kota Daud, Daud yang adalah raja yang dihormati serta memiliki kemuliaan dan juga sebagai gembala, di Nazaret Yesus hanya dikenal sebagai anak tukang kayu. Ini artinya Yesus meninggalkan tempat yang mulia ke tempat yang tidak terkenal, Yesus mau merendahkan diri-Nya. Kita pun harus mau rendah hati dan jangan merasa diri paling berjasa, mari kita ikuti teladan Yesus yang lemah lembut dan rendah hati.

Di Betlehem Yesus disebut anak Daud, atau sebagai keturunan raja, tetapi di Nazaret Yesus hanya disebut sebagai anak tukang kayu. Sehingga pada saat Yesus mengajar, sekalipun banyak orang menjadi takjub tetapi sangat disayangkan mereka akhirnya menolak Yesus karena melihat Yesus hanya sebagai anak tukang kayu. Akibatnya mereka tidak mengalami mujizat dari Yesus. Ditulis dalam Matius 13:53-58, "Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ. Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.”

Marilah kita tidak seperti orang-orang Nazaret yang tidak mau percaya kepada Yesus, tetapi kita adalah orang-orang yang percaya dan tidak menolak Yesus. Sehingga kita akan mengalami mujizat yang Dia kerjakan. Bahkan Tuhan memberikan kuasa kepada kita yang percaya sebagaimana dalam Markus 16:16-18, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Haleluya!



Post a comment