Tuhan Penolong dalam Masa Sulit
Uncategorized
Tuhan itu baik! Kebaikan-Nya banyak kita terima baik dalam kehidupan sehari-hari terlebih lagi dalam kerohanian kita. Namun ada satu hal yang harus kita perhatikan, jika kita sudah merasakan pertolongan Tuhan, menerima keajaiban-Nya, janganlah kita melupakan segala kebaikan Tuhan.
Hizkia sakit dan hampir mati. Secara manusia dia sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk sembuh bahkan Yesaya sebagai nabi Tuhan pun diutus Tuhan untuk mengatakan bahwa Hizkia tidak dapat sembuh dari sakitnya. Namun Hizkia berdoa kepada Tuhan dengan menangis, dan Tuhan menyembuhkan dia. Ini merupakan kebaikan Tuhan bagi Hizkia. Tetapi sayang sekali kemudian Hizkia menjadi angkuh dan melupakan kebaikan Tuhan. Dapat kita baca dalam 2 Tawarikh 32:24-25, "Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit, sehingga hampir mati. Ia berdoa kepada TUHAN, dan TUHAN berfirman kepadanya dan memberikannya suatu tanda ajaib. Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka.” Kisah ini juga dapat kita baca dalam 2 Raja-raja 20:1-7, "Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya: "Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku." Kemudian berkatalah Yesaya: "Ambillah sebuah kue ara!" Lalu orang mengambilnya dan ditaruh pada barah itu, maka sembuhlah ia.”
Bukankah seringkali kita mengalami permasalahan yang sangat berat bagaikan suatu penyakit yang tidak mungkin sembuh lagi. Kita mencari pertolongan kepada manusia tidak dapat menolong, bahkan seolah-olah Tuhan pun juga tidak menolong kita. Banyak orang akhirnya menjadi putus asa karena beratnya beban hidup ini. Surat 2 Korintus 1:6-8 mengatakan, "Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga. Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami. Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi.”
Sekalipun demikian berat beban hidup kita, seberat bagaikan orang yang telah dijatuhi hukuman mati, jangan kita lupa bahwa Tuhan itu baik. Pengalaman seperti ini membuat kita tidak menaruh kepercayaan pada diri sendiri, tetapi kepada Allah yang sudah menyelamatkan dan akan menyelamatkan kita lagi. Tuhan mendengar doa kita dan melihat tetasan air mata kita.
Pada saat kita merasa takut menghadapi segala permasalahan kita, langkah yang tepat yang harus kita ambil adalah tetap percaya kepada Tuhan. Pada masa-masa yang sulit kita harus selalu memegang teguh Firman-Nya, sehingga kita mendapatkan kekuatan baru dan tidak takut lagi. Pada masa yang sulit jangan kita lari kepada manusia, datanglah kepada Tuhan saja. Mazmur 56:4-12 mengatakan: "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? Sepanjang hari mereka mengacaukan perkaraku; mereka senantiasa bermaksud jahat terhadap aku. Mereka mau menyerbu, mereka mengintip, mengamat-amati langkahku, seperti orang-orang yang ingin mencabut nyawaku. Apakah mereka dapat luput dengan kejahatan mereka? Runtuhkanlah bangsa-bangsa dengan murka-Mu, ya Allah! Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan? Maka musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku. Kepada Allah, firman-Nya kupuji, kepada TUHAN, firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”
Tuhan mau mendengar segala seruan doa kita, segala tangis kita. Dia mau dekat dengan orang yang patah hati dan menyelamatkan orang yang remuk jiwanya. Sekalipun sebagai orang benar dapat mengalami kemalangan tetapi Tuhan pasti melepaskan kita! Hal ini dapat kita baca dalam Mazmur 34:18-20, "Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;”
Tuhan sudah menolong kita di waktu yang lalu, Tuhan juga tetap akan menolong kita di masa yang akan datang. Dan kita yang sudah merasakan pertolongan Tuhan, harus datang ke dalam rumah Tuhan. Sebagaimana yang dilakukan Hizkia, setelah dia sembuh dari penyakitnya, dia datang ke rumah Tuhan. Bahkan Tuhan memberkati dengan menambah umurnya lima belas tahun lagi dan memberikan kemenangann dari setiap musuh-musuhnya. Tuhan adalah penolong dan pembela kita!