Dalam Tubuh Kristus Tidak Boleh Ada Perpecahan
Uncategorized
Merupakan nasihat dari Rasul Paulus agar kita seia sekata, bersatu dan sehati sepikir supaya tidak terjadi perpecahan. Tentang hal ini dituliskan dalam 1 Korintus 1:10, "Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” Kita harus sangat berwaspada terhadap roh pemecah belah ini, karena ini merupakan usaha iblis memecah belah baik sidang jemaat bahkan sampai dalam nikah dan keluarga. Yudas 1:18-19 menulis, "Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka." Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.”
Dalam persekutuan di dunia ini memang sangat mungkin terjadinya perpecahan sebagaimana ditulis dalam 1 Korintus 11:18-19, "Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.” Namun dalam persekutuan tubuh Kristus tidak boleh terjadi perpecahan. Surat 1 Korintus 12:14, 20, 27 menulis: "Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. … Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. … Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” Malah dalam tubuh Kristus, anggota tubuh yang tampak paling lemah justru paling dibutuhkan, dan anggota tubuh yang terlihat hina justru harus mendapat penghormatan khusus. Dalam hubungan antar anggota tubuh Kristus, harus saling memperhatikan dan diikat dengan kasih persaudaraan. Surat 1 Korintus 12:22-25 menyebutkan: "Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.”
Pada akhir zaman akan terbentuk suatu kumpulan besar orang banyak, dari bangsa Israel terhitung jumlahnya seratus empat puluh empat ribu orang sebagaimana tertulis dalam Wahyu 7:1-8, dan suatu kumpulan yang tak terhitung banyaknya dari bangsa-bangsa lain seperti terdapat dalam Wahyu 7:9. Jika dari bangsa Israel dengan jumlah yang pasti, dan memang Yesus sendiri mengakui bahwa Dia datang untuk mencari domba yang terhilang dari bangsa Israel sebagaimana dalam Matius 15:24, Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Yesus datang untuk menebus bangsa Israel, sehingga sejumlah seratus empat puluh empat ribu orang ini juga memiliki tanda penebusan. Wahyu 14:1-3 mengatakan: Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.”
Bagi kita bangsa kafir, merupakan suatu kasih karunia yang besar jika oleh darah penebusan dapat tergabung menjadi suatu perhimpunan besar yang tidak terhitung banyaknya. Wahyu 5:9 mengatakan: Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.”
Yesus mati pertama-tama untuk orang-orang Israel. Namun setelah Yesus menyerahkan nyawa-Nya dan mati, para prajurit mematahkan kaki penjahat yang turut disalibkan bersama-Nya, tetapi mereka tidak mematahkan kaki Yesus karena melihat-Nya telah mati. Namun prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak sehingga keluarlah darah dan air. Ini menjadi kesempatan bagi bangsa-bangsa kafir untuk diselamatkan. Ditulis dalam Yohanes 19:30-34, "Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.”
Jika dihubungkan dengan Yohanes 10:11, 14-16, disebutkan dalam ayat 11 dan 14-15, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; … Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.” Yesus menyerahkan nyawa-Nya untuk domba-domba-Nya, dan yang dimaksud dengan domba-domba-Nya adalah bangsa Israel. Namun pada ayat 16, disebutkan ada domba-domba lain yang tidak memiliki kandang, yaitu bangsa kafir, yang juga ditebus dan disatukan dalam gembalaan-Nya; "Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.”
Untuk mendapatkan kita bangsa kafir ini, Yesus tidak hanya memanggil dengan suara-Nya, tetapi Dia datang sendiri menjemput kita, menuntun kita untuk menjadi satu kawanan domba gembalaan-Nya. Sehingga kita bangsa kafir dipersatukan dengan bangsa Israel. Namun kita harus waspada, karena serigala atau iblis berusaha untuk menceraiberaikan kawanan domba dengan cara merusak kasih persaudaraan. Ditulis dalam Yohanes 10:12, "sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.” Sangat jelas sekali jika kita memperhatikan Efesus 2:11-22, oleh darah Yesus, kita yang dulu jauh sudah menjadi dekat atau dipersatukan dengan bangsa Israel. Tembok pemisah yaitu perseteruan telah dirubuhkan. Dengan demikian bangsa kafir dan bangsa Israel yang telah ditebus dengan darah Anak Domba, diperdamaikan dalam satu tubuh Kristus. Jadi, janganlah kita menyebarkan roh pemecah belah karena dengan demikian kita melawan karya Anak Domba yang memperdamaikan. Dengan adanya persekutuan maka akan ada damai sejahtera. Kita bukan lagi orang asing atau pendatang tapi menjadi satu keluarga Allah. "Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.”