Sungai Air Kehidupan
Uncategorized
Saat melihat sebuah sungai yang airnya mengalir jernih, pernahkah terlintas dalam pikiran kita, dari mana asalnya? Secara umum diketahui sungai berasal dari mata air atau sumber air yang mengalir sampai ke laut. Dalam Alkitab pun dituliskan bahwa di kota Yerusalem Baru, ada sebuah sungai yang airnya jernih bagaikan kristal (Wahyu 22:1-5). Sungai itu bermata air atau bersumber dari takhta Allah atau takhta Anak Domba. Airnya adalah "air kehidupan” yang terus mengalir dan tidak pernah kering. Sesuai dengan sebutannya sebagai "air kehidupan”, air dari sungai ini memberikan kehidupan. Pohon-pohon yang tumbuh di kedua tepi sungai tersebut dinamakan pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali dan daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber air kehidupan mendatangkan berkat kehidupan, kesembuhan, dan keselamatan.
Suasana Yerusalem baru dengan sungai air kehidupannya ini sama dengan penglihatan Nabi Yehezkiel, yang tertulis dalam kitab Yehezkiel 47:1-2 dan Yehezkiel 43:1-5. Pada Yehezkiel 43:1-5 dijelaskan bahwa, Nabi Yehezkiel dibawa oleh seseorang ke Bait Suci Allah yang pintu gerbangnya menghadap ke arah Timur. Bait Suci itu penuh kemuliaan Allah. Ini artinya jika kita mau beribadah di Bait Suci ( di rumah Tuhan atau gereja) dengan segenap hati maka Tuhan hadir dalam kemuliaan-Nya. Bahkan dalam beribadah itu pula seseorang bisa mendapatkan air kehidupan. Mengapa untuk mendapatkan air kehidupan harus datang beribadah di rumah Tuhan? Seperti penglihatan nabi Yehezkiel bahwa, ada "air” keluar dari ambang pintu Bait Suci yang mengalir menuju ke timur melewati gerbang yang menghadap ke timur (Yehezkiel 47: 1-2). Pada Wahyu 22: 1 juga ditulis, sungai air kehidupan di Yerusalem Baru keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba. Bahkan Wahyu 22:17 juga mengatakan, "Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!”
Setelah mendapatkan air kehidupan dari rumah Tuhan, apakah sudah cukup? Ternyata, tidak. Bagaimana kualitas ibadah kita? Kitab Yehezkiel 47:3-5 menulis, Nabi Yehezkiel disuruh mengukur kedalaman air yang mengalir keluar dari Bait Suci itu. Pada seribu hasta yang pertama, kedalaman air hanya setinggi pergelangan kaki. Pada seribu hasta kedua, kedalaman air bertambah mencapai lutut. Pada seribu hasta ketiga kedalaman air sudah mencapai pinggang dan pada seribu hasta keempat air itu sudah meninggi menjadi sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
Nah, ternyata demikianlah tuntutannya bahwa kita harus bertambah-tambah dalam kasih kepada Yesus. Bukan lagi mencoba-coba atau setengah-setengah namun masuk sepenuhnya, tenggelam dalam kasih-Nya serta hidup dalam kebenaran Firman-Nya. Terlebih yang sudah diberkati dalam Pengajaran Mempelai Alkitabiah dengan pembukaan rahasia Firman Tuhan yang melimpah.
Kemudian pada Yehezkiel 47:6-9 dituliskan bahwa Nabi Yehezkiel dibawa menyusuri tepi aliran air yang sudah menjadi sungai yang sangat dalam itu. Dalam perjalanannya ia melihat amat banyak pohon tumbuh seberang menyeberang sungai. Hal yang sama juga terdapat pada sungai air kehidupan di Yerusalem baru.
Kepada Nabi Yehezkiel dikatakan bahwa sungai itu mengalir menuju wilayah Timur, menurun ke Araba Yordan (Danau Galilea) dan bermuara di Laut Asin (Laut Mati). Pada saat air kehidupan sampai di Laut Asin maka mujizatpun terjadi. Air laut yang asin berubah menjadi tawar! Ke mana saja air itu mengalir maka segala makhluk akan hidup, termasuk ikan-ikan, bahkan menjadi sangat banyak dengan bermacam-macam jenisnya.
Kehidupan manusia, kadang seperti berada di Laut Asin yang tinggi kandungan garamnya. Memang garam diperlukan, tetapi bila berlebihan maka rasa asin akan berubah menjadi rasa pahit. Pengertian rohani "pahit” adalah bayangan kematian dan kutuk. Jadi, sebenarnya hidup di dunia ini dalam bayang-bayang maut dan kutuk. Namun, kuasa air kehidupan sanggup mengubah air asin menjadi air tawar; kuasa Firman Tuhan yang diterima di Bait Suci sanggup mengubah kematian menjadi kehidupan, sanggup mendatangkan mujizat, sanggup mendatangkan berkat, seperti yang tertulis pada Yehezkiel 47:10. Kebesaran kuasa Tuhan juga dapat dilihat pada ayat 11 di sana tidak semua air asin diubah menjadi tawar. Masih disisakan rawa-rawa dan payau-payau khusus untuk mengambil garam.
Beralih pada Yehezkiel 47:12, kembali ada persamaan dengan Wahyu 22:2, yaitu pohon-pohon di sepanjang tepi sungai air kehidupan yang dilihat Nabi Yehezkiel juga berbuah tidak ada habisnya, daunnya tidak layu, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari Baitu Suci, itulah air kehidupan. Buahnya menjadi makanan dan daunnya dapat menjadi obat. Pada akhirnya kita melihat bahwa oleh kuasa air kehidupan ada berkat-berkat. Yakni berkat keselamatan, karena air asin diubah menjadi air tawar; kematian diubah menjadi kehidupan. Kemudian ada berkat keberhasilan: seperti pohon-pohon kehidupan berbuah tidak habis-habisnya; selalu ada hasil tiap-tiap bulan dan ada berkat kesehatan, sebab oleh daun-daun pohon kehidupan berkhasiat untuk menyembuhkan.
Sungguh berbahagia bila mengasihi Tuhan Yesus Kristus Mempelai Pria Sorga dengan kasih yang semakin dalam. Dia memberikan air kehidupan yang sanggup memberikan hidup kita selama di dunia ini, bahkan menjamin untuk masuk Yerusalem Baru, Sorgawi. Amin!