PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Mar
10

Jangan Mengeraskan Hati

Jangan Mengeraskan Hati
Uncategorized
"Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." Yohanes 6:24-29

Dari kisah di atas, banyak orang mencari Yesus bahkan sampai naik perahu ke Kapernaum. Namun sebenarnya mereka mencari Yesus hanya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani mereka. Hal ini juga banyak terjadi pada gereja Tuhan, yang beribadah supaya diberkati secara jasmani saja. Seharusnya Yesus harus kita tempatkan sebagai yang utama, sebagai Kepala. Dalam ibadah pun bukan untuk kepentingan jasmani kita, tetapi karena kita mau mencari Yesus sebagai Kepala dan mencari berkat secara rohani. Kolose 1:17-18 mengatakan, "Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.”

Orang yang hanya mencari Yesus atau beribadah hanya untuk kebutuhan jasmani saja, maka pada saat Yesus mengajar mereka bersungut-sungut dan mengundurkan diri. Bukankah hal ini yang banyak terjadi pada gereja Tuhan sekarang?  Sebagaimana ditulis dalam Yohanes 6:59-61, 66, "Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? … Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.”

Yesus berkata dengan keras tentang Kapernaum. Tuhan bandingkan Kapernaum dengan Sodom. Seandainya di Sodom terjadi mujizat seperti di Kapernaum maka orang-orang Sodom tentu akan bertobat sehingga kota itu tidak dihancurkan. Oleh sebab itu tanggungan Kapernaum menjadi lebih berat daripada Sodom, seperti tertulis dalam Matius 11:23-24, "Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."

Jangan kita mengeraskan hati dan bersungut-sungut mendengar Firman Tuhan yang keras. Kunci berkat Tuhan adalah jangan kita mengeraskan hati atau bersungut-sungut mendengar Firman. Sebagaimana orang-orang Kapernaum, mereka bersungut-sungut ketika Yesus memperkenalkan roti rohani bukan lagi roti jasmani yang telah membuat mereka kenyang. Yesus memperkenalkan diri sebagai roti hidup yang telah turun dari sorga. Orang-orang yang mendengar bersungut-sungut karena mereka melihat kemanusiaan Yesus sebagai anak Yusuf yang mereka sudah kenal, sebagaimana dalam Yohanes 6:35, 41-43, "Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. … Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?" Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.”

Akibat dari kekerasan hati dan bersungut-sungut, maka tidak ada mujizat yang Tuhan kerjakan. Markus 6:1-6a menuliskan, "Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.”

Yesus menjadi heran terhadap ketidakpercayaan mereka, bahkan setelah melihat mujizat lima roti dan dua ikan dapat dimakan lima ribu orang pun, mereka tetap mengeraskan hati, hati mereka tetap degil. Akibat dari kedegilan mereka mengalami badai dan gelombang dan nyaris binasa. Dapat kita lihat dalam Markus 6:51-52, "Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.”

Marilah kita sekarang tidak mengeraskan hati dan bersungut-sungut mendengar Firman pengajaran sekeras apapun. Sehingga hati kita tidak menjadi degil, dan kita menerima berkat rohani dalam kehidupan kita. Jika kita mendapatkan yang rohani, maka mujizat secara jasmani pasti terjadi dalam hidup kita. Haleluya!



Post a comment