Bila direnungkan, apa tujuan hidup manusiadi dunia ini? Apakah hanya lahir,
menjadi dewasa, bekerja, berkeluarga, lalu pada akhirnya mati? Jika hanya
demikian, sia-sialah manusiadilahirkan di dunia ini. Akan tetapi
bila seseorang memiliki harapan, tidak akan mati, bahkan beroleh hidup
kekal, tentulah dalam menjalani hidup ini akan penuh semangat, penuh harapan, dan bahagia. Pengharapan
hidup kekal hanya dapat diperoleh
di dalam Yesus. Pengharapan itu
timbul saat percaya, mengenal, dan menerima Dia sebagai Mempelai Pria Sorga. Suatu keuntungan dan kebahagiaan besar jika kita memilikiTuhan Yesus sebagai Mempelai
Pria Sorga sebab kita dipersiapkan sebagai Mempelai Perempuan-Nya. Sebagai Mempelai Perempuan Tuhan pasti dibela dan dipelihara
selama hidup di dunia sekarang dankelak disempurnakan menjadi sama seperti Bapa di Sorga, layak mendapat
hidup kekal di Sorga.
Pada Yohanes 10:30-33 Tuhan Yesus menyatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu. Jika Bapa dikatakan sempurna, Tuhan Yesus pun sempurna. Nah, kita sebagai sidang Mempelai Tuhan
juga harus sempurna. Bagaimanakah supaya kita menjadi
sempurna? Ukuran sempurna
seperti Bapa di Sorga, yang berarti sempurna seperti Tuhan Yesus. Untuk itu lebih dulu kita harus
benar-benar mengenal pribadi Yesus yang sempurna.
Yohanes 10:22-28 menuliskan bahwa
Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang tidak mengenal pribadi Tuhan Yesus
apalagi mau percaya bahwa Ia sesungguhnya adalah Mesias. Walaupun segala
pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus yang dikerjakan dalam nama Allah Bapa adalah
bukti, bahwa Ia benar-benar Mesias.
Orang-orang Yahudi tersebut tidak
mengenal dan tidak percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias karena mereka bukan
domba-domba gembala! Sebaliknya, yang
menjadi domba-domba Tuhan, tentu saja mengenal Tuhan sebagai gembala sehingga
mau mendengar suara Tuhan (Firman) dan percaya Tuhan. Inilah kehidupan yang mau
disempurnakan sama seperti Yesus harus mau menempatkan diri sebagai domba-domba
gembala Tuhan. Yohanes 10:3-6menjelaskan ciri-ciri domba adalah mengenal suara gembala dan mau mengikut suara gembala, serta dikenal oleh gembala.
Tanda dikenal olehTuhan
sebagai gembala yaitu Tuhan menyebut nama kita masing-masing. Jika nama kita
dikenal oleh Tuhan, menurut Ibrani 12:22-23 berarti nama kita terdaftar di
Sorga. Bila nama kita ada di
Sorga berarti kita berhak masuk Yerusalem Baru.
Tujuan Tuhan Mengajar kita supaya mau menjadi domba gembala-Nya menurut 2 Petrus 3:9 adalah Tuhan tidak mau kita binasa, melainkan
selamat, beroleh hidup kekal di Yerusalem Baru. Karena Tuhan menghendaki kita selamat, maka Ia rela menjadi manusiasama seperti kita yang
berdarah dan berdaging, sesuai
yang tertulis dalam Filipi 2:5-8. Karena sudah menjadi manusia, Tuhan pun bisa
merasakan apa yang kita rasakan, seperti rasa lapar, haus, sedih, marah, dan sebagainya.Satu hal yang membedakannya dengan
kita adalah Tuhan Yesus tidak berbuat dosa. Tuhan Yesus memang Anak Allah yang tanpa dosa. Akan tetapi Ia mau merendahkan diri sama dengan
manusia, bahkan lebih rendah lagi dengan Ia telah rela mati di kayu salib untuk
menebus kita dari dosa. Pengorbanan-Nya di atas kayu salib bertujuan supaya kita
yang berdosa mau "berbalik dan bertobat” sehingga layak diselamatkan.
Mengapa harus berbalik? 1 Petrus
2:25 menuliskan karena kita
bagaikan domba tersesat di tengah dunia yang penuh dosa ini. Agar tidak terus tersesat dan binasa maka harus
berbalik menjadi domba yang digembalakan Tuhan yang ada jaminan pemeliharaan
jiwa. Mau berbalik menjadi domba yang digembalakan, menurut Ibrani 13:17
dibuktikan dengan mau taat dan tunduk kepada pimpinan, dalam hal ini gembala yang diangkat oleh Tuhan karena dia penanggung jawab
keselamatan jiwa kita. Hal ini sama
dengan Yesus sebagai gembala yang rela mati di kayu salib demi menghapus dosa-dosa kita sehingga
kita lolos dari kebinasaan dan adajaminan pemeliharaan jiwa jugatubuh kita, sesuai yang tertulis dalam 1 Petrus 2:22-24 "oleh bilur-bilurnya
kamu telah sembuh”. Haleluya!
Setelah kita berbalik dan menjadi
domba gembalaan Tuhan, Roma 8:36 mengajar kita supaya melanjutkan dengan mau bertobat, yakni siap menjadi
domba sembelihan. Domba sembelihan yang tidak bersuara, diam, dan menurut saat akan disembelih. Makna disembelih tidak berarti harus mati, tetapi
maksud siap disembelih berarti mau
dan siap menerima saat dikoreksi, dinyatakan kesalahan, ditegur, dan dinasihati oleh pedang Firman yang tajam,
seperti tertulis dalam 2 Timotius 4:2-3. Itulah proses pertobatan
yang bagai domba disembelih. Pribadi yang sungguh-sungguh mau bertobat dan tidak tersinggung atau mundur saat dikoreksi Firmansebaliknya ada rasa syukur ,Roma 8:33-34 menuliskan Tuhan mau menjadi pembelanya. Amin!Dengan Tuhan menjadi pembela,
maka dalam segala
permasalahan, kita pasti menang. Haleluya!
Proses pertobatan melaui korban salib Tuhan Yesus dan Firman-Nya merupakan
jalan atau langkah mencapai kesempurnaan. Kembali memandang korban salib
Tuhan Yesus yang menjadi awal
karya-Nya untuk
menyempurnakan kita. Dalam Yohanes
6:36-40 disebutkan bahwa Tuhan turun
dari Sorga untuk melakukan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Segala yang Tuhan kerjakan di bumi atas kehendak Bapa bahkan pada Yohanes 4:34 dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas
dari Bapa, Tuhan mengerjakan sampai selesai.
Lalu apakah kehendak Bapa yang
menjadi tugas Tuhan Yesus turun ke dunia? Yaitu supaya kita yang melihat dan
percaya Tuhan Yesus melalui apa kehendak Bapa yang menjadi tugas. Sedangkan
bagi orang yang telah mati dalam Tuhan, juga akan dibangkitkan pada akhir zaman
dan masuk hidup kekal bersama Tuhan. Amin! Jadi jelas, yang menjadi kehendak
Bapa dan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus adalah supaya kita beroleh hidup
kekal.
Tuhan Yesus melaksanakan tugas dari Bapa tidak sendiri,
melainkan Bapa turut bekerja bersama Dia seperti tertulis dalam Yohanes 6:44,
yaitu dengan Bapa menarik tiap-tiap orang yang dikehendaki-Nya untuk datang kepada Tuhan Yesus.
Melalui Tuhan Yesus kita bisa beroleh hidup kekal karena Ia adalah roti hidup
yang turun dari Sorga, seperti tertulis dalam Yohanes 6:48-51. Mau percaya
Yesus, berarti kita bagaikan makan roti hidup sehingga dijamin pasti tidak
mati. Secara jasmani kita bisa memakan roti hidup yaitu saat kita bersekutu
dalam perjamuan kudus. Roti yang kita
makan saat perjamuan kudus adalah bayangan dari tubuh Tuhan Yesus yang telah
dipecah-pecahkan demi kita. Anggur
perjamuan kudus yang kita minum adalah
bayangan persekutuan kita dengan darah Yesus yang telah dicurahkan-Nya untuk kita. Kita bisa masuk persekutuan dengan tubuh
dan darah Yesus melalui perjamuan kudus, karena Tuhan Yesus sudah rela
merendahkan diri menjadi manusia sama dengan kita. Berdging dan berdarah ;
bahkan mati disalib supaya sesuai yang tertulis dalam Yohanes 6:54, kita
memperoleh hidup kekal. Karya Tuhan
bukan bukan saja agar kita sempurna, melainkan juga beroleh hidup kekal.Hal ini ditegaskan dalam Ibrani 2:14-15, bahwa Tuhan Yesus rela menjadi sama
dengan manusia,sama-sama berdaging dan berdarah, dengan maksud menyelamatkan
kita dari maut, menggantikan dengan hidup kekal.
Mengapa Tuhan Yesus harus seperti manusia berdaging dan berdarah? Daging
dan darah adalah letak segala kelemahan manusia yang menyebabkan kita belum
bisa sempurna sampai sekarang.Tuhan mau berkarya menyempurnakan kita
dengan jalan rela mati disalib dan merebut kita dari kelemahan-kelemahan kita.
Sesuai yang tertulis pada Roma 5:6 bahwa disaat kita masih lemah, Kristus telah
mati untuk kita dan juga 2 Korintus 13:4. Korban
salib Yesus sanggup mengambil alih segala kelemahan kita. Sebab saat dikayu
salib Tuhan benar-benar menjadi lemah, tidak berdaya,tidak melawan; itu adalah
kelemahan-kelemahan yang harusnya ada pada kita , namun yang ditanggung oleh
Tuhan.
Bukti bahwa Tuhan telah rela
menjadi sama dengan kita untuk menanggung kelemahan-kelemahan kita terdapat
dalam Ibrani 5:7. Pada ayat ini, diperlihatkan bagaimana Tuhan Yesus saat dalam
kelemahan (karena menanggung kelemahan-kelemahan kita) menaikkan doa kepada
Allah Bapa dengan keluhan ratap dan tangis. Ia memohon untuk dikuatkan saat
harus menanggung kelemahan-kelemahan kita. Puncak dari kelemahan-kelemahan kita
adalah dengan Ia rela
tergantung di kayu salib dan sudah dikerjakan-Nya. Bagi kita
sekarang, menurut Ibrani 4:14-16, Dia menjadi Imam Besar Agung yang pasti sanggup menolong kita dari segala kelemahan
dan pencobaan, tepat pada waktunya.
Inilah keuntungan dan kebahagiaan
besar bila kita memiliki Tuhan Yesus Mempelai Pria Sorga. Ada pengharapan
menjadi Mempelai Perempuan-Nya,
ada jaminan beroleh hidup kekal di Yerusalem
Baru dan ada pertolongan dari segala kelemahan-kelemahan kita. Selayaknyalah
kita menaikkan ucapan syukur,
hormat, pujian, dan kemuliaan
hanya bagi Dia. Haleluya! Tuhan memberkati.