PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jan
3

Tuhan Menanggung Kelemahan Kita

Tuhan Menanggung Kelemahan Kita
Uncategorized

Bila direnungkan, apa tujuan hidup manusiadi dunia ini? Apakah hanya lahir, menjadi dewasa, bekerja, berkeluarga, lalu pada akhirnya mati? Jika hanya demikian, sia-sialah manusiadilahirkan di dunia ini. Akan tetapi bila seseorang memiliki harapan, tidak akan mati, bahkan beroleh hidup kekal, tentulah dalam menjalani hidup ini akan penuh semangat, penuh harapan, dan bahagia. Pengharapan hidup kekal hanya dapat diperoleh di dalam Yesus. Pengharapan itu timbul saat percaya, mengenal, dan menerima Dia sebagai Mempelai Pria Sorga. Suatu keuntungan dan kebahagiaan besar jika kita memilikiTuhan Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga sebab kita dipersiapkan sebagai Mempelai Perempuan-Nya. Sebagai Mempelai Perempuan Tuhan pasti dibela dan dipelihara selama hidup di dunia sekarang dankelak disempurnakan menjadi sama seperti Bapa di Sorga, layak mendapat hidup kekal di Sorga.

Pada Yohanes 10:30-33 Tuhan Yesus menyatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu. Jika Bapa dikatakan sempurna, Tuhan Yesus pun sempurna. Nah, kita sebagai sidang Mempelai Tuhan juga harus sempurna. Bagaimanakah supaya kita menjadi sempurna? Ukuran sempurna seperti Bapa di Sorga, yang berarti sempurna seperti Tuhan Yesus. Untuk itu lebih dulu kita harus benar-benar mengenal pribadi Yesus yang sempurna.

Yohanes 10:22-28 menuliskan bahwa Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang tidak mengenal pribadi Tuhan Yesus apalagi mau percaya bahwa Ia sesungguhnya adalah Mesias. Walaupun segala pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus yang dikerjakan dalam nama Allah Bapa adalah bukti, bahwa Ia benar-benar Mesias. Orang-orang Yahudi tersebut tidak mengenal dan tidak percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias karena mereka bukan domba-domba gembala! Sebaliknya, yang menjadi domba-domba Tuhan, tentu saja mengenal Tuhan sebagai gembala sehingga mau mendengar suara Tuhan (Firman) dan percaya Tuhan. Inilah kehidupan yang mau disempurnakan sama seperti Yesus harus mau menempatkan diri sebagai domba-domba gembala Tuhan. Yohanes 10:3-6menjelaskan ciri-ciri domba adalah mengenal suara gembala dan mau mengikut suara gembala, serta dikenal oleh gembala. Tanda dikenal olehTuhan sebagai gembala yaitu Tuhan menyebut nama kita masing-masing. Jika nama kita dikenal oleh Tuhan, menurut Ibrani 12:22-23 berarti nama kita terdaftar di Sorga. Bila nama kita ada di Sorga berarti kita berhak masuk Yerusalem Baru.

Tujuan Tuhan Mengajar kita supaya mau menjadi domba gembala-Nya menurut 2 Petrus 3:9 adalah Tuhan tidak mau kita binasa, melainkan selamat, beroleh hidup kekal di Yerusalem Baru. Karena Tuhan menghendaki kita selamat, maka Ia rela menjadi manusiasama seperti kita yang berdarah dan berdaging, sesuai yang tertulis dalam Filipi 2:5-8. Karena sudah menjadi manusia, Tuhan pun bisa merasakan apa yang kita rasakan, seperti rasa lapar, haus, sedih, marah, dan sebagainya.Satu hal yang membedakannya dengan kita adalah Tuhan Yesus tidak berbuat dosa. Tuhan Yesus memang Anak Allah yang tanpa dosa. Akan tetapi Ia mau merendahkan diri sama dengan manusia, bahkan lebih rendah lagi dengan Ia telah rela mati di kayu salib untuk menebus kita dari dosa. Pengorbanan-Nya di atas kayu salib bertujuan supaya kita yang berdosa mau "berbalik dan bertobat” sehingga layak diselamatkan.

Mengapa harus berbalik? 1 Petrus 2:25 menuliskan karena kita bagaikan domba tersesat di tengah dunia yang penuh dosa ini. Agar tidak terus tersesat dan binasa maka harus berbalik menjadi domba yang digembalakan Tuhan yang ada jaminan pemeliharaan jiwa. Mau berbalik menjadi domba yang digembalakan, menurut Ibrani 13:17 dibuktikan dengan mau taat dan tunduk kepada pimpinan, dalam hal ini gembala yang diangkat oleh Tuhan karena dia penanggung jawab keselamatan jiwa kita. Hal ini sama dengan Yesus sebagai gembala yang rela mati di kayu salib demi menghapus dosa-dosa kita sehingga kita lolos dari kebinasaan dan adajaminan pemeliharaan jiwa jugatubuh kita, sesuai yang tertulis dalam 1 Petrus 2:22-24 "oleh bilur-bilurnya kamu telah sembuh”. Haleluya!

Setelah kita berbalik dan menjadi domba gembalaan Tuhan, Roma 8:36 mengajar kita supaya melanjutkan dengan mau bertobat, yakni siap menjadi domba sembelihan. Domba sembelihan yang tidak bersuara, diam, dan menurut saat akan disembelih. Makna disembelih tidak berarti harus mati, tetapi maksud siap disembelih berarti mau dan siap menerima saat dikoreksi, dinyatakan kesalahan, ditegur, dan dinasihati oleh pedang Firman yang tajam, seperti tertulis dalam 2 Timotius 4:2-3. Itulah proses pertobatan yang bagai domba disembelih. Pribadi yang sungguh-sungguh mau bertobat dan tidak tersinggung atau mundur saat dikoreksi Firmansebaliknya ada rasa syukur ,Roma 8:33-34 menuliskan Tuhan mau menjadi pembelanya. Amin!Dengan Tuhan menjadi pembela, maka dalam segala permasalahan, kita pasti menang. Haleluya!

Proses pertobatan melaui korban salib Tuhan Yesus dan Firman-Nya merupakan jalan atau langkah mencapai kesempurnaan. Kembali memandang korban salib Tuhan Yesus yang menjadi awal karya-Nya untuk menyempurnakan kita. Dalam Yohanes 6:36-40 disebutkan bahwa Tuhan turun dari Sorga untuk melakukan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Segala yang Tuhan kerjakan di bumi atas kehendak Bapa bahkan pada Yohanes 4:34 dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas dari Bapa, Tuhan mengerjakan sampai selesai.

Lalu apakah kehendak Bapa yang menjadi tugas Tuhan Yesus turun ke dunia? Yaitu supaya kita yang melihat dan percaya Tuhan Yesus melalui apa kehendak Bapa yang menjadi tugas. Sedangkan bagi orang yang telah mati dalam Tuhan, juga akan dibangkitkan pada akhir zaman dan masuk hidup kekal bersama Tuhan. Amin! Jadi jelas, yang menjadi kehendak Bapa dan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus adalah supaya kita beroleh hidup kekal.

Tuhan Yesus melaksanakan tugas dari Bapa tidak sendiri, melainkan Bapa turut bekerja bersama Dia seperti tertulis dalam Yohanes 6:44, yaitu dengan Bapa menarik tiap-tiap orang yang dikehendaki-Nya untuk datang kepada Tuhan Yesus. Melalui Tuhan Yesus kita bisa beroleh hidup kekal karena Ia adalah roti hidup yang turun dari Sorga, seperti tertulis dalam Yohanes 6:48-51. Mau percaya Yesus, berarti kita bagaikan makan roti hidup sehingga dijamin pasti tidak mati. Secara jasmani kita bisa memakan roti hidup yaitu saat kita bersekutu dalam perjamuan kudus. Roti yang kita makan saat perjamuan kudus adalah bayangan dari tubuh Tuhan Yesus yang telah dipecah-pecahkan demi kita. Anggur perjamuan kudus yang kita minum adalah bayangan persekutuan kita dengan darah Yesus yang telah dicurahkan-Nya untuk kita. Kita bisa masuk persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus melalui perjamuan kudus, karena Tuhan Yesus sudah rela merendahkan diri menjadi manusia sama dengan kita. Berdging dan berdarah ; bahkan mati disalib supaya sesuai yang tertulis dalam Yohanes 6:54, kita memperoleh hidup kekal. Karya Tuhan bukan bukan saja agar kita sempurna, melainkan juga beroleh hidup kekal.Hal ini ditegaskan dalam Ibrani 2:14-15, bahwa Tuhan Yesus rela menjadi sama dengan manusia,sama-sama berdaging dan berdarah, dengan maksud menyelamatkan kita dari maut, menggantikan dengan hidup kekal.

Mengapa Tuhan Yesus harus seperti manusia berdaging dan berdarah? Daging dan darah adalah letak segala kelemahan manusia yang menyebabkan kita belum bisa sempurna sampai sekarang.Tuhan mau berkarya menyempurnakan kita dengan jalan rela mati disalib dan merebut kita dari kelemahan-kelemahan kita. Sesuai yang tertulis pada Roma 5:6 bahwa disaat kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita dan juga 2 Korintus 13:4. Korban salib Yesus sanggup mengambil alih segala kelemahan kita. Sebab saat dikayu salib Tuhan benar-benar menjadi lemah, tidak berdaya,tidak melawan; itu adalah kelemahan-kelemahan yang harusnya ada pada kita , namun yang ditanggung oleh Tuhan.

Bukti bahwa Tuhan telah rela menjadi sama dengan kita untuk menanggung kelemahan-kelemahan kita terdapat dalam Ibrani 5:7. Pada ayat ini, diperlihatkan bagaimana Tuhan Yesus saat dalam kelemahan (karena menanggung kelemahan-kelemahan kita) menaikkan doa kepada Allah Bapa dengan keluhan ratap dan tangis. Ia memohon untuk dikuatkan saat harus menanggung kelemahan-kelemahan kita. Puncak dari kelemahan-kelemahan kita adalah dengan Ia rela tergantung di kayu salib dan sudah dikerjakan-Nya. Bagi kita sekarang, menurut Ibrani 4:14-16, Dia menjadi Imam Besar Agung yang pasti sanggup menolong kita dari segala kelemahan dan pencobaan, tepat pada waktunya.

Inilah keuntungan dan kebahagiaan besar bila kita memiliki Tuhan Yesus Mempelai Pria Sorga. Ada pengharapan menjadi Mempelai Perempuan-Nya, ada jaminan beroleh hidup kekal di Yerusalem Baru dan ada pertolongan dari segala kelemahan-kelemahan kita. Selayaknyalah kita menaikkan ucapan syukur, hormat, pujian, dan kemuliaan hanya bagi Dia. Haleluya! Tuhan memberkati.



Post a comment