PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Okt
27

Menghormati Orang Tua

Menghormati Orang Tua
Uncategorized
"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.” Efesus 5:31-32

Seseorang sebelum dia menikah, dia terikat dengan orang tuanya. Namun setelah menikah, dia meninggalkan ayah dan ibunya dan terikat kepada suami atau isterinya. Dikatakan dalam Firman Tuhan bahwa mereka menjadi satu daging. Namun sekalipun demikian, bukan berarti seorang anak yang sudah menikah tidak menghormati orang tuanya lagi, tetapi tetap harus menghormati orang tuanya sehingga berbahagia dalam hidupnya. Hal ini ditulis dalam Efesus 6:1-3, "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”

Jika Firman Tuhan mengajar untuk menghormati orang tua secara jasmani, demikian juga orang tua secara rohani yang sudah dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. Sebagaimana ditulis dalam 1 Timotius 5:17, "Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.”

Jika seorang anak harus meninggalkan ayah dan ibunya dan menjadi satu daging dengan isterinya, maka ini mempunyai pengertian secara rohani, yaitu jika kita mau mengikut Yesus, kita menjadi mempelai perempuan-Nya, maka kita harus meninggalkan segala ikatan daging. Dan kita akan memperoleh kembali seratus kali lipat, yaitu suatu berkat yang sempurna sebagai mempelai perempuan-Nya. Dapat kita baca dalam Matius 19:27-29, Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.”

Syarat mengikut Yesus adalah kita harus menyangkal diri dan memikul salibnya, jika tidak maka kita tidak berkenan kepada Tuhan. Markus 8:34-38; 9:1 mengatakan, Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa." Kita harus menyangkal diri dan memikul salib berarti kita harus menyalibkan hawa nafsu daging dan keinginannya. Dan jaminannya adalah kita tidak akan mati, tetapi akan hidup menjadi mempelai perempuan Tuhan! Galatia 6:14; 5:24 menyebutkan, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. … Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”



Post a comment