PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jun
8

Tuhan adalah Sumber Air Kehidupan

Tuhan adalah Sumber Air Kehidupan
Uncategorized
Demikian besar kasih karunia Allah bagi kita. Bukan karena kebaikan kita, bukan juga karena kebenaran kita. Jika kita merasa adalah orang yang berdosa, Tuhan tidak membenci, Tuhan justru mengasihi kita dengan dia mau bertemu dan mendapatkan kita. Tuhan Yesus menawarkan sumber air kehidupan yang memberikan keselamatan. Namun bagaimanakah mendapatkan air kehidupan itu?

Jika kita perhatikan dalam Yeremia 2:13, di sana disebutkan ada "sumber air hidup” dan ada juga "kolam yang bocor”. Sumber air hidup adalah Tuhan sendiri. Jika kita tetap tinggal dalam Tuhan, kita berada pada "sumber” yang menjamin air kehidupan tidak akan pernah habis. Itu juga dapat diartikan Tuhan menjamin berkat rohani dan jasmani yang tidak ada habisnya.

Orang yang meninggalkan Tuhan atau meninggalkan sumber air hidup, kemudian mencari air sendiri bagaikan menggali kolam yang bocor. Bocor dapat diartikan tidak ada berkat, segala usahanya sia-sia saja baik secara rohani maupun jasmani.

Dalam ayat 18 disebutkan karena kolam yang digali bocor, kemudian berusaha mencari air di sungai Nil di Mesir dan sungai Efrat di Asyur. Berharap mendapatkan berkat yang lebih besar dengan meninggalkan Tuhan sebagai sumber air hidup, namun yang terjadi justru kehilangan jaminan kehidupan. Sekalipun sungai Nil atau sungai Efrat adalah sungai yang terkenal tapi bukanlah sumber air yang murni. Air yang murni hanya ada di sumber air, yang memberikan kesehatan dan kehidupan.

Jika kita perdalam lagi dari Yohanes 4, di sana dituliskan ada sumur Yakub yang merupakan tempat penduduk Samaria mengambil air. Pada waktu kira-kira pukul dua belas tengah hari, Tuhan Yesus yang merasa sangat letih dalam perjalanan, duduk di pinggir sumber itu. Kemudian datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air seperti tertulis pada ayat 6-7. Tuhan Yesus meminta minum pada perempuan Samaria ini. Perempuan Samaria ini menggambarkan orang yang hidup dalam dosa. Perempuan ini memiliki lima orang suami yang tidak sah, bahkan yang keenam juga bukan suaminya yang sah. Secara jasmani saja, tidaklah biasa jika ibu-ibu atau perempuan-perempuan baru mengambil air pada tengah hari. Tentunya pada umumnya bangun pada pagi hari dan mengambil air untuk keperluan sehari-harinya. Demikianlah orang yang meninggalkan Tuhan, meninggalkan sumber air hidup, hidupnya pun menjadi kacau.
Tuhan Yesus meminta minum pada perempuan Samaria ini bukan berarti Tuhan Yesus tidak mengetahui keadaan perempuan ini. Karena kasih-Nya, Tuhan mau bertemu dan berbicara dengannya, padahal menurut adat orang Yahudi pada zaman itu, orang Yahudi tidak bergaul dengan orang-orang Samaria. Tuhan Yesus mau mendekat pada orang-orang berdosa untuk menolong dan memberikan air kehidupan.

Cara yang dipakai Tuhan Yesus untuk menolong atau menyelamatkan perempuan Samaria ini, yang pertama dengan menyatakan dosa-dosanya lebih dahulu, yaitu perempuan ini sudah mempunyai enam orang suami secara tidak sah. Ini merupakan karunia Allah yang besar yang diberikan. Seperti dapat kita lihat dalam ayat 10, perempuan Samaria ini bertanya mengapa Tuhan mau berbicara dan meminta minum padanya yang adalah seorang Samaria. Jawaban Tuhan: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah ...”  Sebesar apapun dosa kita, adalah lebih besar karunia Allah.

Dalam Roma 6:23 dituliskan: "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Sebagaimana perempuan Samaria ini, akibat dosa-dosa kita seharusnya kita mengalami maut, namun kita bersyukur pada Tuhan atas karunia-Nya yang besar untuk keselamatan kita sehingga kita bukan mengalami maut namun mendapatkan kehidupan. Tuhan Yesus mau mencari dan mendapatkan kita serta menyediakan air kehidupan bagi kita supaya kita hidup.

Jika kita baca dalam Roma 5:15, karena pelanggaran satu orang yaitu Adam pertama, semua manusia telah dikuasai maut, namun jauh lebih besar lagi kasih karunia dan karunia Allah yang dilimpahkan atas semua orang karena satu orang yaitu Yesus Kristus. Yesus yang adalah Adam yang akhir menyediakan air kehidupan. Kata "Adam” menunjuk pada "suami”. Jadi ayat ini mau memberikan pengertian Yesus adalah Suami atau Mempelai Pria yang akan menjamin kehidupan dengan menyediakan sumber air kehidupan. Jika kita mau menerima Yesus sebagai Mempelai Pria, tentu kita memiliki sumber air kehidupan dan menerima karunia Allah yang berlimpah itu. Ini merupakan berkat rohani yang demikian besar bagi kita.

Selain berkat rohani yaitu air kehidupan, dalam Pengkhotbah 5:18 dituliskan bahwa Tuhan juga mengaruniakan berkat secara jasmani berupa kekayaan, harta benda dan kemuliaan sehingga kita tidak kekurangan sesuatu apapun. Kita harus bersyukur dan mengakui bahwa segala harta kekayaan dan kemuliaan yang kita miliki merupakan karunia Allah. Jangan karena segala sesuatu yang kita miliki membuat kita meninggalkan Tuhan sebagai sumber air kehidupan. Orang yang sudah menerima karunia Allah, menerima harta kekayaan dan kemuliaan namun kemudian meninggalkan Tuhan, akan berlakulah seperti ditulis dalam Pengkhotbah 6:1-2, dia tidak ikut menikmati semuanya itu, tetapi justru orang lain yang menikmati harta kekayaannya.

Marilah kita gunakan segala harta kekayaan kita bagi kemuliaan Allah serta semakin mengasihi Tuhan Yesus sebagai Mempelai Pria Sorgawi, tetap tinggal di dalam Dia dan setia beribadah pada-Nya. mr



Post a comment