Hidup dalam Kebenaran
Uncategorized
Berbahagialah kita jika kita dapat melihat dan mendengar Firman Tuhan bahkan dapat mengertinya. Karena banyak orang yang ingin melihat dan mendengar apa yang kita lihat dan dengar tetapi tidak dapat. Ataupun mereka melihat dan mendengar Firman Tuhan tetapi tetap tidak dapat mengerti. Matius 13:11-16 menulis: Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
Ada suatu koreksi yang keras dalam Yesaya 33:14, ada orang yang sudah ada dalam suasana Sion namun hidup tidak bertobat, Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?" Seringkali kita sudah ada dalam suasana Sion, sebagai orang Kristen, namun memberi kesempatan kepada dosa kebencian dan kejahatan. Sebaliknya kita harus hidup dalam kebenaran, jujur dan tidak mau mendengar rencana penumpahan darah atau orang yang menyebarkan kebencian, juga tidak mau melihat kejahatan. Mata dan telinga kita harus kita pergunakan untuk melihat dan mendengar Firman Tuhan, jangan kita gunakan untuk mendengar dan melihat kejahatan.
Firman Tuhan adalah kebenaran, sehingga untuk hidup dalam kebenaran, kita harus dikuduskan dalam Firman Tuhan. Yohanes 17:17 mengatakan: "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” Juga dalam Efesus 5:25-26 mengatakan: "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman.” Jika kebenaran Firman Tuhan tidak ada dalam hidup kita, maka kita akan hidup dalam kebenaran diri sendiri sebagaimana dalam Roma 10:3, "Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.”
Kita perlu mengalami kelahiran kembali dari benih Firman yang hidup dan kekal. Surat 1 Yohanes 2:29 menulis: "Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya.” Jika kita sudah mengalami kelahiran baru dari Allah, maka kita tidak berbuat dosa lagi melainkan hidup dalam kebenaran. Surat 1 Yohanes 3:9 mengatakan, "Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” Juga ditulis dalam 1 Petrus 1:23, "Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.”
Jika kita hidup dalam kebenaran, kita harus hidup dengan jujur. Apa yang kita ucapkan harus ucapan yang baik. Karena perkataan yang sia-sia harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Tentang hal ini sangat jelas tertulis dalam Matius 12:34-37, "Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Kita harus waspada terhadap lidah kita, karena sekalipun kecil dapat membawa manusia masuk dalam neraka. Ditulis dalam Yakobus 3:5-6, Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Juga dalam Amsal 12:18-19 dikatakan, "Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan. Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata.”
Ada nasihat dalam Amsal 20:19, "Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.” Karena lidah yang tidak bertobat, dapat merusak kasih persaudaraan. Oleh sebab itu jangan bergaul dengan orang yang bocor mulut, atau yang suka menyebarkan ragi kebencian.
Kesimpulan yang dapat kita ambil, kebenaran adalah karena Firman Tuhan, sedangkan berbicara jujur (perkataan yang baik) adalah pekerjaan dari Roh Kudus. Karena oleh karunia Roh Kudus kita mendapat karunia lidah, namun bagaimana hal itu dapat terjadi jika lidah atau perkataan kita tidak baik.
Jika kita hidup dalam kebenaran dan perkataan kita jujur, maka kita akan tinggal dengan aman di tempat yang tinggi, roti kita disediakan dan air minum terjamin, atau dengan kata lain kita hidup dengan aman dan diberkati sebagaimana dalam Yesaya 33:15-16 tadi. Yesaya 32:18 juga menuliskan: "Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman.”