Berjaga-jagalah dan Tetap Sadar
Uncategorized
Kita harus senantiasa mengingat Tema kita dari Matius 24:44, "Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” Kita harus tetap semangat dalam ibadah dan pelayanan kita, sehingga pada saat kedatangan-Nya kita dalam keadaan siap sedia. Ayat 36 dan 42 mengingatkan kedatangan Anak Manusia pada saat yang tidak kita duga. Itu artinya, tidak seorangpun tahu kapan Yesus datang. Siap sedia selain dapat diartikan kedatangan Yesus kelak, namun juga dapat diartikan kita harus selalu siap sedia pada saat Tuhan menjemput kita secara pribadi, kematian secara tubuh jasmani. Oleh sebab itu 1 Tesalonika 5:6-7 juga mengingatkan, kita harus berjaga-jaga dan sadar; "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.”
Berjaga-jaga dan tetap sadar! Dua kata ini sangat penting, jangan hanya berjaga-jaga tetapi tidak sadar atau sebaliknya. Sebagaimana ayat di atas tadi, berjaga-jaga artinya tidak tidur, dan sadar artinya tidak mabuk. Kalau seseorang hanya berjaga-jaga tetapi tidak sadar, berarti dia memang tidak tidur tetapi dalam keadaan mabuk. Keadaan seperti ini bukanlah dalam keadaan siap sedia.
Tentang tidur, Amsal 6:6-11 menegor dengan keras kepada orang yang suka tidur, orang yang pemalas. Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Orang yang malas, suka tidur rohaninya, Firman Tuhan mengatakan "datanglah kemiskinan” rohaninya. Oleh sebab itu kita harus tetap semangat dalam kerohanian kita. Yesaya 29:10-12 mengatakan tentang orang yang tidur adalah orang yang tidak dapat mengerti rahasia Firman Tuhan, karena kitab termeterai sehingga tidak dapat dibaca. Rahasia Firman Tuhan harus dibuka sebagaimana ditulis dalam Wahyu 22:10, karena waktunya sudah dekat. Tapi jangan rohani kita tidur supaya Firman Tuhan itu tidak termeterai bagi kita.
Selain berjaga-jaga, kita juga harus tetap sadar artinya tidak mabuk. Amsal 23:29-35 mengatakan orang menjadi mabuk bukan tanpa sebab, mabuk karena anggur campuran. Orang yang mabuk akan anggur yang menarik warnanya dan masuk dengan nikmat, namun kemudian memagut seperti ular dan membinasakan karena bisanya. "Siapa mengaduh? Siapa mengeluh? Siapa bertengkar? Siapa berkeluh kesah? Siapa mendapat cidera tanpa sebab? Siapa merah matanya? Yakni mereka yang duduk dengan anggur sampai jauh malam, mereka yang datang mengecap anggur campuran. Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak. Lalu matamu akan melihat hal-hal yang aneh, dan hatimu mengucapkan kata-kata yang kacau. Engkau seperti orang di tengah ombak laut, seperti orang di atas tiang kapal. Engkau akan berkata: "Orang memukul aku, tetapi aku tidak merasa sakit. Orang memalu aku, tetapi tidak kurasa. Bilakah aku siuman? Aku akan mencari anggur lagi."
Jangan kita mabuk perkara-perkara duniawi ini, mabuk harta, mabuk kehormatan dan sebagainya yang kemudian akan binasa karena bagaikan dipagut ular berbisa. Sebagaimana yang dialami orang yang mabuk, dia akan melihat hal-hal yang aneh, bicaranya menjadi kacau bahkan tidak akan dapat berdiri dengan teguh, inilah yang terjadi pada orang yang mabuk rohaninya. Bahkan rohaninya pun tidak dapat berdiri teguh.
Ada kisah dalam Kejadian 9:20-25, pada saat Nuh sebagai petani mabuk anggur dari kebun anggurnya, dia menjadi tidak sadar dan telanjang di dalam kemahnya. Ham yang melihat keadaan ayahnya, menceritakan hal ini kepada saudaranya di luar tetapi Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya dengan berjalan mundur sehingga tidak melihat ketelanjangan ayahnya. Akibatnya Ham menjadi terkutuk dan menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya. Ini memberi suatu pelajaran bagi kita, kalaupun kita melihat kekurangan dari orang tua, termasuk orang tua secara rohani, janganlah justru membicarakan dengan orang lain. Tetapi seperti Sem dan Yafet, adalah justru menutupi kekurangan orang tua mereka.
Oleh sebab itu sebagaimana Efesus 5:14-17 menasihatkan kepada kita supaya jangan rohani kita tidur; "Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Bukan hanya jangan rohani kita tidur, tetapi juga sadar, jangan mabuk oleh anggur sebagaimana dapat kita baca pada ayat 18-21: "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.